Perang Rusia Ukraina
Perang Rusia vs Ukraina: Dihadang Tentara Rusia, Empat Bus Berhasil Evakuasi Warga Mariupol
Sebanyak empat bus berhasil membawa warga sipil melarikan diri dari Mariupol, Ukraina, setelah beberapa kali gagal.
POS-KUPANG.COM - Sebanyak empat bus berhasil membawa warga sipil melarikan diri dari Mariupol, Ukraina, setelah beberapa kali gagal.
Pejabat Ukraina pada Kamis (21/4/2022) mengatakan ribuan lainnya masih terjebak di bawah serangan Rusia tanpa henti terhadap kantong terakhir perlawanan Ukraina di kota pelabuhan selatan yang hancur.
Upaya lain untuk mengevakuasi warga sipil dari Mariupol akan dilakukan lagi kata Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk.
Di Kiev, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez dan Mette Frederiksen dari Denmark menjadi pemimpin Eropa terbaru yang menunjukkan dukungan dengan kunjungan ke ibu kota, lansir AFP, Kamis (21/4/2022).
Mereka bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky, yang memperingatkan dalam pidato video semalam, Rusia tidak meninggalkan upaya meluncurkan serangan skala besar baru.
“Barat berdiri bersama untuk mendukung rakyat Ukraina,” Frederiksen, perdana menteri Denmark, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Pentagon Tidak Yakin Mariupol Telah Jatuh Sepenuhnya ke Tangan Pasukan Rusia
Sementara itu, Kremlin mengatakan telah mengajukan rancangan tuntutannya untuk mengakhiri perang.
Namun, Barat berlomba memasok Ukraina dengan senjata yang lebih berat untuk melawan dorongan baru Rusia untuk merebut kawasan industri timur.
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Rusia kemungkinan ingin menunjukkan keberhasilan yang signifikan menjelang perayaan Hari Kemenangan 9 Mei 2022.
“Ini dapat memengaruhi seberapa cepat dan kuat mereka mencoba melakukan operasi menjelang tanggal ini,” ujarnya.
Di Mariupol yang hancur, Ukraina mengatakan Rusia menjatuhkan bom berat untuk meratakan apa yang tersisa dari pabrik baja Azovstal yang luas, yang diyakini sebagai kantong perlawanan terakhir kota itu.
Beberapa ribu tentara Ukraina, menurut perkiraan Rusia, tetap berada di pabrik dan labirin terowongan dan bunkernya tersebar di sekitar 11 kilometer persegi.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy mengatakan sekitar 1.000 warga sipil masih terjebak di Mariupol.
Seorang warga Ukraina di pabrik memposting video Facebook mendesak para pemimpin dunia untuk membantu mengevakuasi orang dari pabrik.
"Kami memiliki lebih dari 500 tentara yang terluka dan ratusan warga sipil bersama kami, termasuk wanita dan anak-anak," katanya.