Kabar Timor Leste
Ramos Horta Bakal Jadi Presiden Lagi , Unggul di Putataran Kedua Pemilihan Presiden Timor Leste
Rakyat Timor Leste kembali menggelar Putrana Kedua Pemilihan Presiden Timor Leste, Selasa 19 April 2022. Pemilihan putaran kedua dilakukan setelah da
Penulis: Alfred Dama | Editor: Alfred Dama
POS KUPANG.COM -- Rakyat Timor Leste kembali menggelar Putrana Kedua Pemilihan Presiden Timor Leste, Selasa 19 April 2022.
Pemilihan putaran kedua dilakukan setelah dalam Pemilihan Putaran Pertama Ramos Harto juga unggul namun belum memenuhi syarat memimpin negara di bagian Timur Pulau Timor itu
Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Jose Ramos-Horta memimpin dalam pemungutan suara putaran pertama bulan lalu, tetapi gagal mendapatkan lebih dari 50 persen suara yang disyaratkan konstitusi untuk memenangkan kursi presiden.
Ramos-Horta meraih 46,6 suara, Presiden petahana Francisco " Lu Olo " Guterres meraih 22,1 persen dan suara lainnya dibagi di antara 14 kandidat lainnya dalam pemilihan 19 Maret.

Baca juga: Dua Capres Timor Leste Maju ke Putaran Kedua 19 April 2022: Jose Ramos-Horta dan Francisco Guterres
Dikutip darri kantor Berita Portugal, LUSA , hasil perhitungan sementar dalam Pemilihan Putrana Kedua kali ini, José Ramos-Horta memimpin dengan keunggulan lebar dalam putaran kedua pemilihan presiden di Timor-Leste,.
Ramos Horta mendapatkan lebih dari 61% suara, melawan 39% untuk Francisco Guterres Lú-Olo .
Dikutip dari KompasTV. Ramos-Horta, 72 tahun, dan Guterres, 67 tahun, keduanya adalah tokoh perlawanan selama pemerintahan Indonesia di Timor Timur.

Lebih dari 76 persen suara bulan lalu diberikan kepada tokoh-tokoh era perlawanan, menunjukkan betapa mereka mendominasi politik dua dekade kemudian dan meskipun suara-suara yang lebih muda muncul.
Pemenang putaran kedua pilpres Timor leste akan mulai menjabat pada 20 Mei, bertepatan dengan peringatan 20 tahun kemerdekaan Timor Timur.
Baca juga: Jelang Pilpres Timor Leste Putaran 2, Para Uskup Imbau Masyarakat untuk Pilih Sesuai Hati Nurani
Ramos-Horta, presiden Timor Leste dari 2007 hingga 2012, dan Guterres, saling tuding dan saling menyalahkan selama bertahun-tahun kelumpuhan politik.
Pada tahun 2018, Guterres menolak untuk mengambil sumpah sembilan calon Kabinet dari Kongres Nasional Rekonstruksi Timor Timur, CNRT, sebuah partai yang dipimpin oleh mantan perdana menteri dan pemimpin kemerdekaan Xanana Gusmao , yang mendukung pencalonan Ramos-Horta sebagai presiden.
Guterres berasal dari Front Revolusioner untuk Timor Timur Merdeka , yang dikenal dengan akronim lokal Fretilin, yang memimpin perlawanan terhadap pemerintahan Indonesia.
Dilansir Reuters via Kompas.TV, di ibu kota Dili, para pemilih mengantri di luar tempat pemungutan suara dan mencelupkan jari mereka ke dalam tinta ungu yang tak terhapuskan setelah memberikan suara mereka.
Baca juga: Pemilihan Presiden Timor Leste, UNDP dan Pemerintah Jepang Serahkan APD kepada STAE

“Harapan saya, calon presiden yang terpilih dan yang tidak bisa saling berjabat tangan dan saling menasehati untuk menjaga stabilitas dan tidak menimbulkan krisis,” kata mahasiswa berusia 27 tahun, Lizia Bachita de Araujo.
"Saya ingin presiden bisa bekerja sama dengan pemerintah untuk menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan," kata warga dan ibu rumah tangga Dili, Pascoela da Silve Pereira. "Sulit bagi orang untuk menafkahi rumah tangga mereka."