Ramadan 2022
Beda Penetapan Awal Ramadan dengan Muhammadiyah, MUI Yakini Idul Fitri Berpotensi Sama 2 Mei 2022
Jelang separuh perjalanan bulan Ramadan,masyarakat mulai bertanya-tanya: kapan Lebaran 2022?Juga apakah Lebaran 2022 bisa serentak, meski awal berbeda
POS-KUPANG.COM - Umat Islam telah memasuki pertengahan Ramadan atau 10 hari kedua bulan Ramadhan.
Tak terasa lebaran pun semakin dekat.
Jelang separuh perjalanan bulan Ramadan, masyarakat mulai bertanya-tanya: kapan Lebaran 2022?
Juga apakah Lebaran 2022 bisa serentak, meski sebelumnya ada perbedaan dimulainya awal puasa Ramadan 2022?
Hingga kini, baru Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang telah menetapkan 1 Syawal 1443 H atau Lebaran 2022.
Baca juga: Panen Pahala Ramadhan, Laksanakan Amalan Sunnah Ini Pada Bulan Ramadan
Menurut Muhammadiyah, 1 Syawal 1443 H jatuh pada Senin, 2 Mei 2022 sebagai Idul Fitri alias Lebaran.
Sehingga warga Muhammadiyah akan melaksanakan salat Tarawih terakhir Ramadhan 1443 H pada Minggu, 1 Mei 2022.
Sementara keesokan harinya, Senin 2 Mei 2022 pagi hari, warga Muhammadiyah akan melaksanakan salat Id.
Dengan demikian, warga Muhammadiyah akan berpuasa selama 30 hari.
Dilansir dari Tribunnews.com, pasalnya, warga Muhammadiyah mulai berpuasa pada Sabtu (2/4/2022) atau selisih satu hari dari keputusan pemerintah.
Baca juga: Manfaatnya Luar Biasa! Setelah Sahur Jangan Tidur Dulu, Lakukan Olahraga Ringan Ini Saat Ramadan
Lantas, bagaimana dengan jadwal Lebaran 2022 dari pemerintah?
Telekonferensi Sidang Isbat penetapan awal Syawal 1442 H, Jakarta, Selasa (11/5/2021) (kemenag.go.id)
Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama (Kemenag) terkait kapan Lebaran 2022.
Biasanya, dalam penentuan awal 1 Syawal, Kemenag akan menggelar sidang isbat (penetapan).
Sidang isbat dilakukan sehari atau mendekati akhir puasa Ramadhan.
Belum diketahui secara persis, kapan Kemenag akan menggelar sidang isbat Lebaran 2022.
Baca juga: Kerjakan Amalan Ini Saat Malam Nuzulul Quran Saat Ramadan, Berikut Cara Nabi Peringati Nuzulul Quran
Merujuk pada sidang isbat Ramadhan dua minggu lalu, sidang dilakukan secara daring dan luring di kantor Kemenag dengan menerapkan protokol kesehatan.
Biasanya, sidang isbat akan diawali dengan seminar posisi hilal dan pelaksanaan rukyatul hilal.
Sidang Isbat juga akan melibatkan Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kementerian Agama, Dubes negara sahabat, perwakilan ormas, LAPAN, BMKG, dan undangan lainnya.
Sidang dipimpin oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan dihadiri pimpinan MUI dan Komisi VIII DPR RI.
Sidang isbat juga disiarkan oleh stasiun TV serta media sosial Kemenag.
Baca juga: Keutamaan Mengerjakan Shalat Tahajud Saat Bulan Ramadan
Pun dengan hasil sidang isbat yang disampaikan Menteri Agama serta disiarkan di televisi dan media sosial Kemenag.
MUI Meyakini Idul Fitri 2022 Berpotensi Sama
Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Miftahul Huda (kiri) bersama Sekjen MUI, Amirsyah Tambunan dalam konferensi pers terkait Vaksin Zifivax di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Sabtu (9/10/2021). MUI menyebut vaksin Covid-19 produksi Anhui Zhifei Longcom Biopharm Pharmaceutical ini suci dan halal. Hal tersebut berdasarkan hasil penelitian dan pengkajian secara syar'inya atas dasar auditing yang dilakukan tim auditor. (TRIBUNNEWS/HERUDIN)
Sementara itu, adanya perbedaan awal puasa Ramadhan 2022 antara keputusan PP Muhammadiyah dan pemerintah menimbulkan pertanyaan.
Apakah Lebaran 2022 jatuh pada hari yang sama alias serentak dilakukan atau justru dilakukan pada waktu berbeda-beda?
Majelis Ulama Indonesia (MUI) meyakini perbedaan awal Ramadan tak akan terjadi pada Idul Fitri 2022.
MUI menyebut Lebaran 2022 berpotensi dirayakan secara serentak.
"Ya, betul, soal Idul Fitri berpotensi sama," kata Sekretaris Jenderal MUI, Amirsyah Tambunan, Sabtu (2/4/2022).
Agar tak ada kecemasan pada masyarakat, Amirsyah mendorong pemerintah bersikap lebih terbuka.
Ia berharap perbedaan tidak akan muncul terkait hari Lebaran.
Terlebih, momen istimewa itu membentangkan pula pertalian antara seluruh lapisan masyarakat.
"Atas perbedaan itu pemerintah harus lebih arif dan bijaksana mendengar masukan dari berbagai pihak, sehingga tidak ada potensi perbedaan masuk 1 Syawal 1443 H," kata Amirsyah, dilansir Tribunnews.com.
"Kebersamaan lebaran momentum yang sangat tepat untuk kelihatan lebih kompak dalam merajut kebersamaan sesama anak bangsa," sambungnya.
Amirsyah mengatakan ibadah puasa dilakukan berdasarkan niat dan dijalankan sesuai syarat dan rukun.
Karena itu kata dia, masyarakat tak perlu khawatir soal lamanya puasa, apakah 29 atau 30 hari.
Menurut Amirsyah hal itu tak lantas membuat ibadah puasa tidak sah.
"(Puasa mereka) sah sesuai niat, syarat, dan rukunnya," ungkapnya.
Amirsyah juga menerangkan ibadah puasa 1 Ramadan sebenarnya berlaku sama bagi umat di seluruh dunia secara syari'.
Namun, penetapan tanggal dapat berbeda karena metodologi yang berbeda pula. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kapan Lebaran 2022? Muhammadiyah Tetapkan Senin 2 Mei 2022, MUI Meyakini Idul Fitri Berpotensi Sama