Ramadan 2022
Beda Penetapan Awal Ramadan dengan Muhammadiyah, MUI Yakini Idul Fitri Berpotensi Sama 2 Mei 2022
Jelang separuh perjalanan bulan Ramadan,masyarakat mulai bertanya-tanya: kapan Lebaran 2022?Juga apakah Lebaran 2022 bisa serentak, meski awal berbeda
Merujuk pada sidang isbat Ramadhan dua minggu lalu, sidang dilakukan secara daring dan luring di kantor Kemenag dengan menerapkan protokol kesehatan.
Biasanya, sidang isbat akan diawali dengan seminar posisi hilal dan pelaksanaan rukyatul hilal.
Sidang Isbat juga akan melibatkan Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kementerian Agama, Dubes negara sahabat, perwakilan ormas, LAPAN, BMKG, dan undangan lainnya.
Sidang dipimpin oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan dihadiri pimpinan MUI dan Komisi VIII DPR RI.
Sidang isbat juga disiarkan oleh stasiun TV serta media sosial Kemenag.
Baca juga: Keutamaan Mengerjakan Shalat Tahajud Saat Bulan Ramadan
Pun dengan hasil sidang isbat yang disampaikan Menteri Agama serta disiarkan di televisi dan media sosial Kemenag.
MUI Meyakini Idul Fitri 2022 Berpotensi Sama
Sekretaris Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), Miftahul Huda (kiri) bersama Sekjen MUI, Amirsyah Tambunan dalam konferensi pers terkait Vaksin Zifivax di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Sabtu (9/10/2021). MUI menyebut vaksin Covid-19 produksi Anhui Zhifei Longcom Biopharm Pharmaceutical ini suci dan halal. Hal tersebut berdasarkan hasil penelitian dan pengkajian secara syar'inya atas dasar auditing yang dilakukan tim auditor. (TRIBUNNEWS/HERUDIN)
Sementara itu, adanya perbedaan awal puasa Ramadhan 2022 antara keputusan PP Muhammadiyah dan pemerintah menimbulkan pertanyaan.
Apakah Lebaran 2022 jatuh pada hari yang sama alias serentak dilakukan atau justru dilakukan pada waktu berbeda-beda?
Majelis Ulama Indonesia (MUI) meyakini perbedaan awal Ramadan tak akan terjadi pada Idul Fitri 2022.
MUI menyebut Lebaran 2022 berpotensi dirayakan secara serentak.
"Ya, betul, soal Idul Fitri berpotensi sama," kata Sekretaris Jenderal MUI, Amirsyah Tambunan, Sabtu (2/4/2022).
Agar tak ada kecemasan pada masyarakat, Amirsyah mendorong pemerintah bersikap lebih terbuka.
Ia berharap perbedaan tidak akan muncul terkait hari Lebaran.
Terlebih, momen istimewa itu membentangkan pula pertalian antara seluruh lapisan masyarakat.