Breaking News

KKB Papua

Pontang Panting Bawa Bahan Makanan Ke Tengah Hutan Papua, Anggota KKB Joni Botak Ini Malah Ditangkap

Kisah hidup kelompok bersenjata (KKB) di tengah hutan belantara Papua, ternyata sangat menyedihkan. Mereka punya stok bahan makanan amat terbatas.

Editor: Frans Krowin
POS-KUPANG.COM
penampakan kelompok kriminal bersenjata di Papua. Sampai saat ini kelompok kriminal tersebut tak henti-hentinya menebar ancaman dan teror kepada masyarakat sipil. Mereka juga sering menyerang aparat bersenjata TNI Polri. 

POS-KUPANG.COM - Kisah hidup kelompok bersenjata (KKB) di tengah hutan belantara Papua, ternyata sangat menyedihkan.

Demi menyambung hidup, mereka harus menyatu dengan alam untuk mengonsumsi apa saja yang ada dan ditemui di tengah hutan.

Jangankan mengonsumsi bahan makanan yang enak dan memenuhi syarat nutrisi, untuk sekadar mengganjal perut saja, susahnya minta ampun.

Sementara dalam kondisi yang demikian, mereka memikul tugas yang berat, yakni bertarung siang malam melawan TNI Polri demi mewujudkan mimpinya Papua Merdeka.

Mungkin karena sulitnya mendapatkan bahan makanan di dalam hutan, kelompok kriminal bersenjata itu pun mengutus kaki tangannya untuk membelinya langsung ke kota.

Dan, anggota yang dipercayakan untuk berbelanja ke kota, salah satunya adalah Terjangguk

Terjangguk merupakan sosok yang sudah cukup lama menjadi buronan aparat keamanan di wilayah Papua dan sekitarnya.

Pasalnya, yang bersangkutan pernah terlibat dalam aksi penembakan mobil operasional PJJ milik Brimob.

Selain itu, terlibat pula dalam aksi penembakan dan penyerangan sebuah bus yang sarat dengan warga sipil di wilayah Tembagapura.

Baca juga: Video Panglima Perang KKB Papua Kumpulkan Anak Buah di Hutan Beredar, Dikawal 4 Pria Bersenjata

Terjangguk juga selama ini sangat aktif dalam serangan ke wilayah di sekitar lokasi tambang PT Freeport Indonesia.

Awalnya, Terjangguk disuruh oleh kelompok kriminal bersenjata pimpinan Joni Botak untuk membeli bahan makanan di kota.

Atas perintah tersebut, Terjangguk kemudian menyamar menjadi warga sipil. Ia mengenakan pakaian sebagaimana warga sipil lainnya.

Setibanya di kota, ia masuk keluar pasar untuk membeli sejumlah bahan makanan guna memenuhi kebutuhan seluruh anggota KKB pimpinan Joni Botak.

Selama transaksi pembelian bahan makanan tersebut, tak satu warga pun yang menaruh curiga atas keberadaannya.

Pasalnya, ia membeli dan menawar harga sejumlah bahan makanan sebagaimana yang dilakukan sesama warga sipil lainnya.

Bahkan hingga seluruh bahan kebutuhan KKB terbeli seluruhnya, tak satu warga pun yang mencurigai padanya.

Padahal, Terjangguk merupakan salah satu buronan yang paling dicari aparat keamanan.

Selain itu Tejangguk merupakan salah satu pelaku kriminal yang paling kejam di daerah itu.

Selama transaksi pembelian bahan kebutuhan pokok KKB itu berlangsung, semuanya lancar.

Apalagi sejak datang ke pasar hingga pulang kembali ke tengah hutan, Terjangguk diantar dan dijemput oleh sebuah mobil minibus warna hitam.

Baca juga: Dituduh Jadi Mata-mata TNI Polri, Dua Tukang Ojek di Puncak Jaya Ditembak KKB Papua

Alhasil, seluruh proses penyamaran sejak datang berbelanja hingga kembali ke markas KKB di tengah hutan kalikopi, semuanya berjalan sempurnah.

Akan tetapi, ibarat sehebat-hebatnya penjahat tak mungkin tidak meninggalkan jejak, seperti itulah yang dialami Terjangguk.

Ketika kendaraan khusus yang digunakannya itu berjalan pulang ke markas KKB Papua, ada hal yang mencurigakan di mata aparat keamanan.

Saat dalam perjalanan pulang, kendaraan Terjangguk melaju dalam kecepatan sangat kencang.

Laju kendaraan tersebut beda dengan kendaraan yang biasa digunakan warga sipil lainnya.

Mobil tersebut dipacu dengan kecepatan optimal padahal melintasi di ruas jalan umum yang dilalui banyak kendaraan.

Atas kecurigaan tersebut, aparat keamanan lantas membangun komunikasi dengan sesama aparat yang bertugas di pos keamanan lainnya.

Komunikasi itu dilakukan terlebih dengan sesama petugas pada pos keamanan yang letaknya di sisi jalan yang akan dilalui minibus Terjangguk.

Atas informasi tersebut, aparat keamanan lantas memperketat penjagaan pada setiap pintu masuk dan keluar kendaraan.

Upaya itu pun berhasil. Lantaran ketika mobil minibus hitam itu melintas di Jalan Transnabire-Timika-Papua, aparat keamanan langsung menahannya.

Alhasil, anak buah Joni Botak yang pontang panting membawa bahan makanan untuk KKB ke tengah hutan itu dipaksa turun dari kendaraan tanpa perlawanan sama sekali.

Bahkan ketika kendaraan itu ditahan, Terjangguk tidak melakukan tindakan apa pun.

Jangankan melarikan diri, untuk aksi perlawanan ke aparat keamanan pun tidak dilakukan sama sekali.

Sejak itu, sosok tersebut ditahan dan diproseshukumkan untuk mempertanggungjawabkan sejumlah tindakan yang telah dilakukannya.

Baca juga: Pasukan Elit KKB Papua Serang Mobil TNI, 2 Tewas 3 Luka-Luka, Ini Klaim Komandan Operasi Mayor Arnol

kkb di kawasan hutan papua
penampakan anggota KKB Papua di tengah hutan papua. Kelompok ini tak pernah berhenti menyerang aparat keamanan baik TNI maupun Polri yang dicapnya sebagai teroris Indonesia.

Dari video yang beredar di media sosial, terungkap bahwa KKB Papua pimpinan Joni Botak itu bermarkas di kawasan Tembagapura-Timika-Papua

KKB wilayah Kodam III Kalikopi itu dipimpin Joni Botak. Kelompok ini menguasai hutan rimba di kali kopi Timika Papua.

KKB Kodam III Kali Kopi merupakan kelompok yang selama ini melakukan teror di area Tembagapura.

Dalam video tersebut terlihat sejumlah anggota KKB memanggul senjata api laras panjang menyusuri jalan setapak di dalam hutan.

Mereka berjalan beriringan entah menuju ke mana. Tak diketahui di mana lokasi itu berada.

Tak diketahui pula berapa banyak anggota KKB yang turut serta dalam petualangan kriminal di wilayah tersebut.

Namun sejauh informasi yang berkembang, KKB Papua tak henti-hentinya menebar ancaman dan melakukan aksi teror pada masyarakat.

Kelompok separatis itu tak henti-hentinya juga menyerang aparat keamanan baik TNI maupun Polri di wilayah Papua.

Baca juga: Gerilyawan KKB Papua Hadang Prajurit TNI di Tepi Sungai, Usai Menembak Lalu Sembunyi di Balik Lubang

Egianus Kogoya Gembleng Para Pemuda

Sementara itu dari Kabupaten Nduga diterima kabar bahwa Panglima KKB Papua di Nduga, Egianus Kogoya menggembleng para pemuda yang direkrut sebagai anggota KKB.

Para pemuda itu dilatih bagaimana cara berperang melawan TNI Polri.

Bahkan dilatih juga bagaimana caranya menebar teror ke tengah warga sipil.

Dalam latihan militer ala KKB tersebut, para pemuda tidak memegang senjata api.

Para pemuda itu hanya memegang senjata tradisional, baik busur dan anak parah, parang maupun tombak.

Dari video yang beredar di media sosial, tak diketahui di wilayah mana latihan militer ala KKB Papua tersebut dilaksanakan.

Tapi latihan itu dilaksanakan pada pagi hari sebelum matahari terbit dan saat sore hari menjelang matahari terbenam di ufuk barat.

Untuk diketahui, Egianus Kogoya merupakan sosok pemuda yang paling ditakuti.

Walau masih muda, Egianus Kogoya merupakan pimpinan KKB yang paling disegani.

Bahkan di kalangan kelompok separatis di wilayah Papua dan Papua Barat, KKB Egianus Kogoya memiliki persediaan senjata yang lebih banyak dan lebih canggih.

Hal itu diketahui dari setiap aksinya selalu menggunakan senjata jenis baru.

Salah satunya tatkala menyerang pos marinir di Papua. Penyerangan itu diduga dilakukan oleh KKB Egianus Kogoya.

Sebab saat itu, pos marinir itu diserang dengan bom yang ditembak dengan senjata pelontar granat.

Kapolda Papua, Irjen Pol Matius D Fakhiri mengungkapkan bahwa serangan tersebut diduga dilakukan oleh kelompok Egianus Kogoya.

Pasalnya, peralatannya adalan bom yang ditembakkan ke pos marinir menggunakan senjata pelontar granat.

Jenis persenjataan seperti itu kemungkinan hanya dimiliki oleh KKB Egianus Kogoya.

Dan, senjata tersebut diduga digunakan sendiri oleh Egianus Kogoya.

Artinya, serangan ke pos marinir itu dipimpin langsung oleh sang panglima KKB Papua Nduga.

Dalam peristiwa tersebut, dua anggota marinir tewas merenggang nyawa.

Baca juga: Gerilyawan KKB Papua Hadang Prajurit TNI di Tepi Sungai, Usai Menembak Lalu Sembunyi di Balik Lubang

Dari dua korban tersebut, satunya adalah putera NTT dan satunya lagi komandan pos marinir tersebut.

Beberapa hari pasca serangan tersebut, Egianus Kogoya melakukan menuver baru dengan melaporkan ke PBB dan Amerika Serikat bahwa TNI Polri menyerang markas KKB di Nduga.

Melalui Juru Bicara OPM, Sebby Sambom, Jenderal Egianus Kogoya menuding TNI Polri menyerang markannya di Nduga.

Dia menyebutkan bahwa TNI Polri melemparkan sejumlah granat ke markas KKB Papua dan kompleks perumahan warga sipil.

Menurut Egianus Kogoya, dalam serangan tersebut, banyak warga sipil yang meninggal dunia.

Namun tudingan Egianus Kogoya itu dinilai asal bicara. Pasalnya Jenderal KKB Papua itu tak memiliki bukti tentang serangan tersebut.

Tukang Ojek Ditembak Mati: Apa Salah Kami KKB?

Seorang tukang ojek di Distrik Tinggi Nambut, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, tewas ditembak anggota KKB.

Tukang ojek tersebut bernama Salena Lolo (25) warga Papua asal Toraja Utara, Sulawesi Selatan.

Pria yang bekerja sebagai tukang ojek dan buruh bangunan itu ditembak bersama rekannya bernama Sauku Daeng Paewa yang kini masih mendapatkan perawatan di rumah sakit.

Keduanya ditembak KKB Papua di Kampung Lumbuk, Distrik Tinggi Nambut, Kabupaten Puncak Jaya, Papua pada Selasa 12 April 2022.

Atas peristiwa tersebut, rumah duka keluarga Saleno yang berada di Dusun Balambang, Lembang Bangunlipu, Kecamatan Balusu, Toraja Utara, diselimuti duka yang mendalam pada Rabu 13 April 2022 sore.

Keluarga Dusun Balambang, Lembang Bangunlipu, Kecamatan Balusu, Toraja Utara, Sulawesi selatan, pada Rabu 13 April 2022 sore diselimuti duka yang mendalam.

Kejadian penembakan tersebut membuat keluarga terpukul saat melihat foto putra ketujuhnya itu terbujur kaku setelah ditembak KKB.

Saleno tertembak di bagian rusuk sebelah kanan dan dinyatakan tewas di tempat.

Sementara Sauku Daeng Paewa mengalami luka tembak di bagian kepala dan dinyatakan dalam keadaan kritis.

Ayah korban, Apten Lolo mengatakan kejadian yang menimpa anaknya sudah diketahui oleh sejumlah keluarga, namun pada saat di sebuah pesta keluarga kabar itu disampaikan.

Adalah istri Apten Lolo yang menangis sepanjang jalan saat berbalik menuju ke rumah, membuat Apten keheranan.

“Keluarga belum kasi tahu waktu di pesta. Setelah mamanya menangis di jalan, saya bilang ada apa sebenarnya. Kecurigaan saya ada kejadian di belakang rumah."

"Setelah saya sampai di rumah, saya bertanya lagi ada apa sebenarnya. Mamanya bilang anak kami tertembak di Papua,” kata Apten, Rabu 13 April 2022 sore.

“Apa salah anak kami, anak kami ditembak orang tidak bertanggung jawab, padahal dia hanya mencari nafkah untuk kami di sini,” keluh Apten lirih.

Salah seorang saudara korban, Imma mengatakan sebelum ditembak ia sempat berkomunikasi melalui sambungan telepon

“Sekitar jam 07.00 Wita, kami masih komunikasi. Dia sempat menanyakan kami sekeluarga, bahkan sempat saya minta diisikan pulsa dan Saleno mengiyakan. Namun ia bilang mengojek dulu antar penumpang baru beli pulsa,” ujar Imma.

Beberapa jam kemudian Saleno tidak ada kabar atau hilang kontak, sehingga keluarga menghubungi lewat kerabatnya.

“Kami justru mendapat kabar bahwa Saleno meninggal ditembak oleh KKB, mama pun langsung menangis,” tutur Imma.

Rencananya, jenazah Saleno Lolo akan dipulangkan ke kampung halamannya di Toraja Utara, Sulawesi Selatan.

Sebelumnya diberitakan, KKB kembali berulah dengan melakukan aksi penembakan di Kampung Lumbuk, Distrik Tinggi Nambut, Kabupaten Puncak Jaya, Papua, Selasa 12 April 2022.

Dua tukang ojek yang baru selesai mengantar penumpang menjadi korban. Salah satunya tewas di tempat.

"Hari ini sekitar jam 10.00 WIT, tepatnya antara wilayah Gurage dan Tinggi Nambut, terjadi penembakan terhadap dua tukang ojek yang mengakibatkan satu orang meninggal berinisial SL," ujar Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakiri, di Jayapura, Selasa.

Baca juga: Tampang Pimpinan Perang KKB Papua di Tengah Hutan, Kumpulkan Pasukan Bersenjata Api

Sementara tukang ojek lainnya, SDP, mengalami luka rekoset di bagian kepala. Fakiri memastikan, saat ini kedua korban sudah dievakuasi ke RSUD Mulia.

Mengenai pelaku penembakan, Fakiri menyebut pelakunya adalah kelompok yang beberapa tahun sebelumnya aktif melakukan aksi kriminal di Tinggi Nambut.

"Ini masih kelompok lama yang sebelumnya mereka bergeser ke Puncak, mereka masih di bawah komando Goliath Tabuni dan Lekagak Telenggen," kata dia.

Fakiri pun telah memerintahkan Kapolres Puncak Jaya untuk segera membangun komunikasi dengan Bupati Puncak Jaya guna mengatasi masalah tersebut. Karena selama dua tahun terakhir daerah tersebut cukup kondusif.

"Ya kejadian ini sangat disayangkan karena terjadi di daerah yang selama dua tahun ini cukup kondusif," kata Fakiri.

Dikira Mata-Mata Polisi

Kelompok separatis di Papua mengakui telah menembak dua tukang ojek di Puncak Jaya, Papua, Selasa 12 April 2022.

Juru bicara KKB Papua, Sebby Sambom menyebut pihaknya bertanggungjawab dalam insiden penembakan yang menyebabkan seorang tukang ojek meninggal dunia.

"Ya, Panglima Tinggi Gen Goliath Tabuni and Major General Lekagak Telenggen sebagai Komandan Operasi Umum bertanggung jawab atas penembakan itu," singkatnya, Selasa 12 April 2022 malam.

Sebby menuding kedua tukang ojek korban penembakan sebagai intelijen TNI-Polri.

Alasannya, TPNPB sebelumnya telah mengeluarkan ultimatum kepada warga non-Papua untuk segera meninggalkan daerah rawan konflik bersenjata di wilayah pegunungan Papua.

"Itu Daerah perang. Kami sudah larang bahwa orang immigrants Indonesia tinggalkan wilayah perang, tapi mereka masih saja ke wilayah perang, maka otomatis mereka adalah agen intelejen TNI-Polri," katanya.


Diberiktakan sebelumnya, Kelompok kriminal bersenjata (KKB), sebutan polisi bagi TPNPB-OPM, kembali menebar teror di Kabupaten Puncak Jaya, Papua.

Mereka menembak dua tukang ojek di Distrik Tingginambu, Selasa 12 April 2022 pagi.

Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Musthofa Kamal menyebut, penembakan terjadi di Kampung Lumbuk, pukul 10.00 WIT.

Akibatnya, tukang ojek bernama Soleno Lolo asal Toraja, meninggal dunia setelah mengalami luka tembak di bagian rusuk kanan.

Sementara rekannya, Sauku DG Paewa asal Makassar mengalami luka tembak dibagian kepala.

Kondisinya kritis dan tengah mendapatkan perawatan medis di RSUD Mulia.

"Korban meninggal dunia masih menunggu pihak keluarga apakah diterbangkan kekampung halaman atau dimakamkan di Puncak Jaya," ujar Kamal dalam rilis pers yang diterima Tribun-Papua.com, Selasa siang.

Kamal mengatakan, KKB menembak kedua korban saat berkendara.

Usai mengantarkan penumpang, keduanya diadang di tengah jalan.  (frans krowin/tribunpalu.com)

 

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved