Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 14 April 2022: Mgr Gabriel Manek SVD: Sosok Kasih yang Paling Agung

Ia memberi diriNya bagi kita, agar kita tidak menutup diri bagi orang lain. Ia memberi diriNya, agar kita menemukan kekuatan baru untuk melayani

Editor: Agustinus Sape
FOTO PRIBADI
Pater Gregor Neonbasu SVD 

Renungan Harian Katolik Kamis 14 April 2022: Mgr Gabriel Manek SVD: Sosok Kasih yang Paling Agung

Oleh: RP. Gregor Neonbasu SVD

POS-KUPANG.COM - Hari Kamis Putih adalah ‘saat’ pagelaran Cinta Tuhan yang paling lestari. Lagu klasik yang sangat merdu dan ‘memukau’, yang didengungkan pada hari ini adalah “… Tak ada Kasih yang paling agung…. yang kemudian dikaitkan dengan Tuhan Yesus membasuh kaki para murid, dan kemudian Ia makan bersama sebagai perjamuan terakhir. Ia lalu menyerahkan diriNya.

Drama Kasih yang paling agung ini diiringi dengan doa di Taman Getsemani. Ada dua tipe doa: (1) YESUS yang sungguh-sungguh berdoa menanti ‘apakah yang bakal terjadi’, dan (2) Para murid yang ikutan berdoa, namun dikalahkan oleh rasa ‘mengantuk’ sehingga kedapatan ‘lelap tertidur’.

Tidak saja sepanjang jalan kehidupan di diaspora New Mexico of Amerika, melainkan seluruh kehidupan Uskup Orang Miskin Mgr Manek selalu disulam seturut ‘jejak Yesus sang Guru’, yang Dialah ‘sosok Kasih yang Paling Agung’.

Akar kekuatan paling dahsyat dari Uskup Agung Emeritus Gabriel Manek ada pada ‘perspektif hidupnya sendiri’ yang dianyam oleh Tuhan sendiri dalam berbagai kisah dan peristiwa.

Karena itulah, Mgr Manek taat secara total pada Kehendak Kasih Yang Paling Agung, yang dirayakan setiap hari dalam Perjamuan Tuhan, Perayaan Ekaristi, Misa Kudus.

Kukutip sebuah tulisanku 19 April 2007 yang dimuat Pos Kupang. Judul tulisan 15 tahun lalu itu “Mgr Gabriel Manek SVD: Sang Peziarah, Setitik Harapan di Balik Kehidupannya”.

Secara lengkap, renungan 19 April 2022 nanti akan memuat formulasi dan refleksi baru dari tulisan itu. Berikut satu dua kutipan dari tulisan tersebut!

Kata para sahabat di New Mexico setelah Uskup Manek wafat 1989: “…. Terima kasih kepada Tuhan yang memperkenankan kami mengenal Anda walau hanya dalam waktu yang singkat…”.

Yang lain, “….Kami sungguh yakin, kami telah bertemu dengan seorang kudus yang masih hidup…” “…Kami telah menerima banyak berkat, dan kami dibawa lebih dekat pada Tuhan…”.

Intan, walau dihimpit lumpur dan kotoran, akan selalu dengan cepat dikenal, dan reaksi spontan akan segera menyusul: orang berusaha mencarinya.

Apa yang dilakukan Mgr Manek selama hidup, selalu tertuju pada cita-cita berikut ‘agar semua orang yang dijumpainya’ dapat mengenal dengan mudah dan pasti ‘Kasih Lestari yang paling agung’.

Kata kunci karya pelayanan Mgr Manek selalu bersumber pada kata-kata Yesus di meja perjamuan bersama para murid: “... Ambillah dan makanlah hai kamu semua….. Ambillah dan minumlah hai kamu semua….”.

Apa yang diberi Tuhan, adalah ‘tubuh’ dan ‘darahNya’ yang kudus karena KasihNya yang agung; karena KasihNya yang lestari; karena KasihNya yang tidak terbagi; karena KasihNya yang utuh untuk ‘menyelamatkan semua manusia.

KasihNya membaharui sejarah kehidupan yang ‘compang-camping’ menjadi lebih ‘bermartabat’ dan berkenan di Hadirat Allah yang kudus!.

Ia memberi diri, agar ‘roti’ dan ‘anggur’ kehidupan kita menjadi lebih bermakna! Ia memberi diri, agar manusia yang percaya mampu berbagi dengan sesama; Ia memberi diriNya jadi santapan, agar kita mampu menyaksikan WajahNya yang ilahi!

Ia memberi diriNya bagi kita, agar kita tidak menutup diri bagi orang lain. Ia memberi diriNya, agar kita menemukan kekuatan baru untuk melayani dengan ikhlas.

Uskup Via Dolorosa Mgr Manek selalu melihat ‘Ekaristi Kudus’ sebagai ‘sarapan kehidupan’, yang tidak saja dirayakan untuk mengawali hari baru, melainkan untuk menimba kekuatan dan anugerah baru, yang justru darinya dapat meneguhkan hati.

Dengan demikian semua kegiatan di seluruh hari dapat menjadi sebuah ‘pembaruan kasih’ bagi sesama. Serentak inilah bukti proses ‘pemenuhan cinta’ kepada Tuhan dalam karya-karya pelayanan di antara sesama.

Itulah maka bagi Mgr Manek, Ekaristi harus menjadi suatu ‘peristiwa kehidupan’ yang selalu harus dirayakan untuk membaharui iman dan pengharapan; untuk membaharui komitmen dan konsistensi; untuk menyempurnakan karya pelayanan dari hati; karya pelayanan tanpa pamrih.

Ekaristi adalah bekal bagi setiap orang yang ingin aktif melayani dengan tulus.

Ekaristi Kudus atau Perjamuan bersama Allah, adalah elan vital bagi kehidupan manusia. Mengapa?

Kata Mgr Manek, di dalam Perjamuan Ekaristi, setiap orang harus berjuang untuk hadir di Hadirat Allah oleh karena mengalami kepenuhan Kasih Tuhan.

Dengan cara demikian, maka pengalaman akan Wajah Allah dapat memberi perspektif baru untuk menyusun rencana baru dalam ‘melakukan karya-karya’ yang bermartabat, dan teristimewa pelayanan di antara sesama yang menderita.

Kata Uskup Orang Miskin ini lagi, hadir di Hadirat Allah hanya menjadi mungkin ketika setiap orang mengikuti ‘dengan konsisten’ jalan yang sama, saat dilakukan oleh Yesus sang Guru pada waktu ‘membasuh kaki para murid’.

Maksudnya, cara ‘tunduk dan melakukan sesuatu yang bermakna bagi orang lain’ adalah pintu gerbang untuk mengalami Allah.

Justru dorongan untuk selalu tampil beda dalam karya pelayanan di antara sesama, juga terbit dari pengalaman pribadi akan Wajah Allah yang kudus!

Doaku dan berkat Bagimu
P. Gregor Neonbasu SVD
Kapela Loli, Stasi Polen,Paroki Niki-Niki

Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 14 April 2022:

Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab.
Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab. (POS-KUPANG.COM/AGUSTINUS SAPE)

Bacaan I: Kel 12:1-8.11-14

Ketetapan tentang Perjamuan Paskah.

Bacaan dari Kitab Keluaran:

Pada waktu itu berfirmanlah Tuhan kepada Musa dan Harun di tanah Mesir, "Bulan inilah akan menjadi permulaan segala bulan bagimu, bulan yang pertama bagimu tiap-tiap tahun.

Katakanlah kepada segenap jemaat Israel, 'Pada tanggal sepuluh bulan ini hendaklah diambil seekor anak domba oleh masing-masing
menurut kaum keluarga, seekor anak domba untuk tiap-tiap rumah tangga.

Tetapi jika rumah-tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk menghabiskan seekor anak domba, maka hendaklah ia bersama-sama dengan tetangga yang terdekat mengambil seekor menurut jumlah jiwa; tentang anak domba itu, kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang.

Anak dombamu itu harus jantan, tidak bercela berumur satu tahun; kamu boleh mengambil domba, boleh kambing.

Anak domba itu harus kamu kurung sampai tanggal empat belas bulan ini.

Lalu seluruh jemaat Israel yang berkumpul harus menyembelihnya pada senja hari.

Darahnya harus diambil sedikit dan dioleskan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, tempat orang-orang makan anak domba itu.

Pada malam itu juga mereka harus memakan dagingnya yang dipanggang; daging panggang itu harus mereka makan dengan roti yang tidak beragi dan sayuran pahit.

Beginilah kamu harus memakannya: pinggangmu berikat, kaki berkasut, dan tongkat ada di tanganmu.

Hendaklah kamu memakannya cepat-cepat.

Itulah Paskah bagi Tuhan.

Sebab pada malam ini Aku akan menjelajahi negeri Mesir, dan membunuh semua anak sulung, baik anak sulung manusia maupun anak sulung hewan, dan semua dewata Mesir akan Kujatuhi hukuman.

Akulah Tuhan.

Adapun darah domba itu menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah tempat kamu tinggal.

Apabila Aku melihat darah itu, maka Aku akan melewati kamu.

Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah-tengah kamu, pada saat Aku menghukum negeri Mesir.

Hari ini harus menjadi hari peringatan bagimu, dan harus kamu rayakan sebagai hari raya bagi Tuhan turun-temurun.

Demikianlah sabda Tuhan.

U: Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18

Piala syukur ini adalah persekutuan dengan Darah Kristus.

*Bagaimana akan kubalas kepada Tuhan
segala kebaikan-Nya kepadaku?
Aku akan mengangkat piala keselamatan,
dan akan menyerukan nama Tuhan.

*Sungguh berhargalah di mata Tuhan
kematian semua orang yang dikasihi-Nya.
Ya Tuhan, aku hamba-Mu!
Aku hamba-Mu, anak dari sahaya-Mu!
Engkau telah melepas belengguku!

*Aku akan mempersembahkan kurban syukur kepada-Mu,
dan akan menyerukan nama Tuhan;
aku akan membayar nazarku kepada Tuhan
di depan seluruh umat-Nya,

Bacaan II: 1Kor 11:23-26

Setiap kali kamu makan dan minum, kamu mewartakan wafat Tuhan.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara, apa yang telah kuteruskan kepadamu ini telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan Yesus, pada malam Ia diserahkan, mengambil roti, dan setelah mengucap syukur atasnya,

Ia memecah-mecahkan roti itu seraya berkata, "Inilah tubuh-Ku, yang diserahkan bagimu; perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku!"

Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata, "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan dalam darah-Ku.

Setiap kali kamu meminumnya, perbuatlah ini untuk mengenangkan Daku."

Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum dari cawan ini, kamu mewartakan wafat Tuhan sampai Ia datang.

Demikianlah sabda Tuhan.

U: Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil: Yoh 13:34

Aku memberikan perintah baru kepadamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi. Seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi.

Bacaan Injil: Yoh 13:1-15

Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir.

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Sebelum hari raya Paskah mulai, Yesus sudah tahu bahwa saatnya sudah tiba untuk beralih dari dunia ini kepada Bapa.

Sebagaimana Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya, demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai saat terakhir.

Ketika mereka sedang makan bersama, Iblis membisikkan dalam hati Yudas Iskariot, anak Simon, rencana untuk mengkhianati Yesus.

Yesus tahu, bahwa Bapa-Nya telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya dan bahwa Ia datang dari Allah dan akan kembali kepada Allah.

Maka bangunlah Yesus dan menanggalkan jubah-Nya.

Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggang-Nya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-murid-Nya, lalu menyekanya dengan kain yang terikat pada pinggang-Nya itu.

Maka sampailah Ia kepada Simon Petrus.

Kata Petrus kepada-Nya, "Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?"

Jawab Yesus kepadanya, "Apa yang Kuperbuat, engkau tidak tahu sekarang, tetapi engkau akan memahaminya kelak."

Kata Petrus kepada-Nya, "Selama-lamanya Engkau tidak akan membasuh kakiku!"

Jawab Yesus, "Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak akan mendapat bagian bersama Aku."

Kata Simon Petrus kepada-Nya, "Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku!"

Kata Yesus kepadanya, "Barangsiapa sudah mandi, cukuplah ia membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya.

Kamu pun sudah bersih, hanya tidak semua!"

Yesus tahu siapa yang akan menyerahkan Dia; karena itu Ia berkata, "Tidak semua kamu bersih."

Sesudah membasuh kaki mereka, Yesus mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya.

Lalu Ia berkata kepada mereka, "Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu?

Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.

Nah, jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu, membasuh kakimu, maka kamu pun wajib saling membasuh kaki. sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepadamu, supaya kamu juga berbuat seperti yang telah Kuperbuat kepadamu."

Demikianlah sabda Tuhan.

U: Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved