Perang Rusia Ukraina
Perang Rusia vs Ukraina: Rusia Buat Warganya Kelaparan, Minta Putin Bertemu Langsung
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Sabtu (19/3/2022) menuduh Rusia berusaha membuat warganya kelaparan agar dirinya menyerah.
POS-KUPANG.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Sabtu (19/3/2022) menuduh Rusia berusaha membuat warganya kelaparan agar dirinya menyerah.
Tetapi, dia memperingatkan melanjutkan invasi akan merugikan Rusia selama beberapa generasi.
Dilansir AFP, pernyataan itu muncul setelah Moskow mengadakan rapat umum untuk mendukung pasukannya di Ukraina.
Zelenskyy menuduh Kremlin sengaja menciptakan bencana kemanusiaan di negaranya.
Dia dengan lantang meminta lagi Presiden Rusia Vladimir Putin untuk bertemu secara langsung untuk mencegah lebih banyak pertumpahan darah.
Dia memperhatikan 200.000 orang menghadiri rapat umum itu dengan jumlah sama pasukan Rusia yang dikerahkan ke Ukraina.
Baca juga: Perang Rusia vs Ukraina: Dampak Perang Rusia, Harga Pangan Naik,Kelaparan Ancam Timur Tengah Afrika
Zelenskyy mengatakan acara Jumat (18/3/2022) di Moskow menggambarkan pertaruhan konflik darat terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.
“Bayangkan sendiri, di stadion Moskow itu ada 14.000 mayat dan puluhan ribu lainnya terluka dan cacat,” kata pemimpin Ukraina itu yang berdiri di luar kantor kepresidenan di ibukota, Kyiv.
“Itu adalah biaya Rusia selama invasi ke negara kami,” katanya.
Zelenskyy juga mengatakan pasukan Rusia memblokade kota-kota terbesar dengan tujuan menciptakan kondisi yang menyedihkan..
Tetapi dia memperingatkan Rusia akan membayar harga tertinggi.
“Waktunya telah tiba untuk memulihkan integritas teritorial dan keadilan bagi Ukraina," ujarnya.

"Jika tidak, biaya Rusia akan sangat tinggi sehingga Anda tidak akan dapat bangkit lagi selama beberapa generasi,” tambahnya.
Namun, Putin memuji pasukan militer negaranya selama demonstrasi pengibaran bendera Jumat (18/3/2022) yang berlangsung untuk memperngati pencaplokan Krimea pada 2014 dari Ukraina.
Acara tersebut termasuk lagu-lagu patriotik seperti "Made in the USS.R.," dengan baris pembuka "Ukraina dan Krimea, Belarusia dan Moldova, ini semua negara saya."
“Kami sudah lama tidak memiliki persatuan seperti ini,” kata Putin kepada kerumunan yang bersorak-sorai.
Baca juga: MotoGP: Klasemen MotoGP, Bastianini Rebut Puncak, Rider Ducati Lain Terlempar dari 5 Besar
Dia naik ke atas panggung di mana sebuah tanda bertuliskan "Untuk dunia tanpa Nazisme."
Dia mencerca musuh-musuhnya di Ukraina dengan klaim tak berdasar, mereka adalah "neo-Nazi" dan bersikeras tindakannya diperlukan untuk mencegah "genosida."
Sebuah ide yang datar. ditolak oleh para pemimpin di seluruh dunia, terutama Amerika Serikat.
Unjuk rasa itu terjadi ketika Rusia menghadapi kerugian yang lebih besar dari perkiraan sebelumna di medan perang.
Pemerintahan Rusia juga semakin otoriter di dalam negeri.
Ada kecurigaan acara tersebut sebagai pameran kebanggaan nasional yang dibuat oleh Kremlin.
Khususnya setelah invasi, Kremlin menekan lebih keras pada perbedaan pendapat dan arus informasi, melarang situs-situs seperti Facebook dan Twitter.
Bahkan, menerapkan hukuman penjara yang berat untuk apa yang dianggap sebagai pelaporan palsu tentang perang, yang dirujuk oleh Moskow. sebagai “operasi militer khusus.”
Polisi Rusia telah menahan ribuan pengunjuk rasa antiperang Ukraina.(*)
Baca juga: Liga 1: Rahmad Darmawan Resmi Latih RANS Cilegon FC di Liga 1, Ini Nama Lengkap Tim Pelatih Klub
Berita olahraga dan lainnya:
