Berita Nasional
Amien Rais Tuding Rezim Paranoid, Sarankan Jokowi dan Luhut ke Psikolog
Amien menilai Jokowi tak kompeten sebagai pemimpin karena tak tahu kapan harus mundur dari jabatannya sebagai presiden.
POS-KUPANG.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Syuro Partai Ummat Amien Rais meminta Presiden Jokowi dan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan untuk berkonsultasi ke psikolog.
Amien mencurigai dua sosok tersebut menderita narsisistik megalomania yang terlihat dari sikap merasa paling tahu, benar, dan menganggap diri sebagai penyelamat bangsa satu-satunya.
"Anda berdua ini harus berkaca dan tanya kepada psikolog yang objektif apakah kira-kira Anda berdua itu menderita narsisistik megalonia," kata Amien dalam keterangan video di kanal Youtube miliknya, Sabtu 2 April 2022.
Jika benar begitu, Amien menyarankan keduanya memohon ampun kepada Tuhan. Amien melanjutkan, jika benar mereka mengalami penyakit psikis tersebut dan mengejawantahkannya dalam memimpin negara, maka akan sangat berbahaya bagi bangsa dan negara.
Eks Ketua MPR RI itu juga menyoroti sikap Jokowi yang marah-marah terhadap para menteri karena dianggap tidak becus dalam bekerja.
Baca juga: Jokowi 3 Periode Menggema di Forum Silatnas Kepala Desa, Begini Reaksi Berbeda Jokowi dan Luhut
"Saya lihat kemarin Jokowi marah-marah dua kali, bahkan menghujat menteri dan pejabat tingginya. Kenapa dipilih sendiri, dihujat sendiri?" katanya.
Menurutnya, menteri atau pejabat yang dipilih seorang presiden menggambarkan bagaimana karakter presiden itu sendiri. "Jadi kalau presiden marah-marah, berarti dia memarahi dirinya sendiri," imbuhnya.
Di sisi lain, Amien juga menuding pemerintahan Jokowi saat ini sebagai rezim yang paranoid. Di antara cirinya, kata dia, rezim ini merasa tak pernah aman ketika memerintah. Kemudian, menutupi kelemahannya itu dengan menggertak dan mengerahkan massa.
Karenanya, Amien menilai Jokowi tak kompeten sebagai pemimpin karena tak tahu kapan harus mundur dari jabatannya sebagai presiden. Terlebih, UUD 45 saat ini sudah jelas dikatakan Presiden hanya dipilih 2 kali saja.
Amien pun mengecam wacana perpanjangan masa jabatan presiden maupun ide menambah masa jabatan presiden menjadi 3 periode seperti yang pernah dilontarkan Luhut.
Baca juga: PDIP Tak Mau Gubris Komitmen Kades Soal Jokowi 3 Periode: APDESI Kan Bukan Parpol Bukan Wakil Rakyat
"10 tahun belum cukup. Masih mau lagi. Jika tiga periode tak kita halangi, itu bakal macam-macam," kata Amien.
Amien berharap Jokowi dan Luhut bisa berakhir kekuasaannya pada Oktober 2024 mendatang. Artinya, tak ada lagi wacana perpanjangan presiden dan tetap patuh pada UUD 1945 berlaku saat ini.
Ia meminta Jokowi dan Luhut tak membuat gerakan politik seperti zaman Orde Baru untuk melanggengkan kekuasaannya.
"Kita masih terngiang [saat Orde Baru] bagaimana dibodohi dan ditekan menggunakan berbagai cara sebuah tujuan politik yang itu jahat, termasuk kriminal," kata Amien.
Terkait wacana 3 periode, Presiden Joko Widodo sudah angkat suara dan meminta semua pihak tetap harus patuh terhadap konstitusi. Jokowi tak ambil pusing dan hanya menganggap seruan tersebut hanya keinginan dari masyarakat yang biasa ia dengar.