Berita Nasional

Banyak Bahasa Daerah di Indonesia Terancam Punah, Begini Kata Menteri Nadiem Makarim, Menurut Anda?

Di tengah kemajuan ilmu dan teknologi saat ini, mungkin kita tak menyadari kalau aset milik bangsa juga ikut tergerus. Salah satunya bahasa daerah.

Editor: Frans Krowin
Kompas.com
Mendikbud Ristek, Nadiem Makarim 

POS-KUPANG.COM - Di tengah kemajuan ilmu dan teknologi saat ini, mungkin kita tak menyadari kalau aset berharga milik bangsa, juga ikut tergerus.

Salah satunya, adalah bahasa daerah. Saat ini ratusan bahasa daerah di Tanah Air terancam punah.

Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim.

Ia membeberkan data tersebut saat meluncurkan Merdeka Belajar Episode Ketujuh Belas: Revitalisasi Bahasa Daerah belum lama ini.

Dikatakannya, terancam punahnya ratusan bahasa daerah itu merupakan persoalan serius yang harus dicarikan jalan keluar.

Dan, salah satu solusi yang harus dilakukan, adalah melakukan revitalisasi bahasa daerah.

Revitalisasi bahasa daerah itu perlu dilakukan, untuk menyelamatkan aset budaya milik bangsa ini.

Nadiem Makarim mengungkapkan, 718 bahasa daerah Indonesia, sebagian besar mulai kritis dan terancam punah.

Pasalnya, banyak penutur jati bahasa daerah, tak lagi mewariskan itu kepada generasi penerus.

Baca juga: Berubah Jadi Kurikulum Merdeka, Nadiem Makarim Hapus Jurusan IPA IPS dan Bahasa, Bakal Diganti ini

"Saat ini para penutur jati bahasa daerah banyak yang tidak lagi menggunakan dan mewariskan bahasa ke generasi berikutnya."

Dengan demikian, khazanah kekayaan budaya, pemikiran, dan pengetahuan akan bahasa daerah, perlahan menjadi punah," kata Nadiem sebagaimana dilansir dari laman Kemendikbud Ristek.

Untuk mengatasi hal tersebut, kata Nadiem, perlunya dilakukan revitalisasi melalui program Revitalisasi Bahasa Daerah.

Program ini sangat dinamis, adaptif, regenerasi dan merdeka berkreasi dalam penggunaan bahasanya.

"Dinamis, berorientasi pada pengembangan dan bukan sekedar memproteksi bahasa. Adaptif dengan situasi lingkungan sekolah dan masyarakat tuturnya."

Regenerasi dengan fokus pada penutur muda di tingkat sekolah dasar dan menengah, serta merdeka berkreasi dalam penggunaan bahasanya," ujarnya.

Sasaran dari revitalisasi bahasa daerah ini, kata Mendikbud Ristek, adalah 1.491 komunitas penutur bahasa daerah.

Berikutnya, 29.370 guru, 17.955 kepala sekolah, 1.175 pengawas, serta 1,5 juta siswa di 15.236 sekolah.

Untuk komunitas penutur, Kemendikbud Ristek akan melibatkan sejumlah komponen.

Pertama, Keluarga, para maestro, dan pegiat pelindungan bahasa dan sastra dalam penyusunan model pembelajaran bahasa daerah.

Baca juga: Rabu Keramat Jokowi Terulang, Besok Lantik Nadiem Makarim Jadi Mendikbudristek, Nasib Abdul Muti?

Kedua, pengayaan materi bahasa daerah dalam kurikulum, dan perumusan muatan lokal kebahasaan dan kesastraan.

Berikutnya Kemendikbud Ristek juga akan melatih para guru utama serta guru-guru bahasa daerah, mengadopsi prinsip fleksibiltas, inovatif, kreatif, dan menyenangkan yang berpusat kepada siswa.

Selain itu, mengadaptasi model pembelajaran sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing, serta membangun kreativitas melalui bengkel bahasa dan sastra.

Dengan begitu, siswanya dapat memilih materi sesuai dengan minatnya. Pada akhirnya, bangga menggunakan bahasa daerah dalam komunikasi.

Baca juga: Nadiem Makarim Hapus Jurusan IPA-IPS-Bahasa, SMA Mulai Berlaku Kurikulum Merdeka

"Didorong untuk mempublikasikan hasil karyanya, ditambah liputan media massa dan media sosial, dan didorong untuk mengikuti festival berjenjang di tingkat kelompok/pusat pembelajaran, kabupaten/kota, dan provinsi," jelas Menteri Nadiem.

Menteri Dalam Negeri, Muhammad Tito Karnavian mengatakan bahasa menunjukkan peradaban dan budaya serta tradisi yang harus dilestarikan.

"Mari kita jaga kelestarian bahasa daerah kita masing-masing. Tetap lestarikan dan jangan sampai punah," tutup Tito Karnavian yang juga mantan Kapolri ini. (*)

Berita Lain Terkait Nadiem Makarim

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved