Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Rabu 23 Maret 2022: Jalan Menuju Kebahagiaan

Kini ada banyak jalan menuju kebahagiaan. Jika kebahagiaan diukur dengan uang dan kuasa, maka kini orang lazim mengikuti jalan itu yakni 'korupsi'

Editor: Agustinus Sape
FOTO PRIBADI
Pater Gregor Neonbasu SVD 

Renungan Harian Katolik, Rabu 23 Maret 2022: Jalan Menuju Kebahagiaan (Ul 4: 1.5-9; Mat 5: 17-19)

Oleh: RP. Gregor Neonbasu SVD

POS-KUPANG.COM - Kini ada banyak jalan menuju kebahagiaan. Jika kebahagiaan diukur dengan uang dan kuasa, maka kini orang lazim mengikuti jalan itu yakni 'korupsi' dan 'menipu'.

Dua hal ini tidak sulit untuk mendapatkannya, oleh karena tidak melewati sekolah pun orang dapat menjadi koruptor yang baik dan menjadi penipu ulung.

Kitab Ulangan hari ini tidak langsung menyebut dua hal di atas. Pusat perhatian ada pada bagaimana 'mencari jalan' agar kebahagiaan dapat ditemukan.

Para Nabi mengingatkan bangsa pilihan Tuhan untuk (1) 'taat pada perintah Tuhan' dan (2) 'selalu setia' pada hukum Tuhan.

Sebetulnya tidak ada perbedaan antara 'perintah Tuhan' dan 'hukum Tuhan', namun dalam praktek hidup setiap hari, hal pertama merujuk pada 'jalan benar' yang harus diikuti oleh karena Tuhan selalu menginginkan sesuatu yang baik dan bermartabat bagi hidup manusia.

Sedangkan yang kedua berkaitan dengan sesuatu yang harus dilakukan sebagai ganti rugi' atau 'tebus dosa; seusai melakukan kesalahan dan dosa.

Selama masa puasa, dua hal di atas harus diperhatikan secara seimbang. Dalam arti perintah Tuhan harus selalu ditaati agar hati tidak jauh dari Allah.

Ketika hati jauh dari Allah, maka seribu satu hal yang tidak terpuji akan dengan mudah mengintai manusia: manusia digoda untuk mengikuti 'jalan lintas' oleh karena hatinya longgar untuk tidak taat perintah Tuhan.

Akar dosa ada pada hasrat hati 'untuk hanya mengikuti jalan sendiri', dan hati selalu berkeberatan untuk taat perintah Tuhan.

Jika seseorang selalu hidup dekat Tuhan, maka pintu selalu terbuka baginya untuk memahami Kehendak Tuhan, dan Roh Kudus selalu tercurah ke dalam hidupnya untuk tidak terjerumus dan tertutup pada kemauan sendiri.

Jika manusia jauh dari Tuhan. maka selalu ada kesulitan baginya untuk berdoa. Mengapa? Ketika doa-doa terujar, dan manusia yang mengucapkannya 'tidak berada dekat pada Tuhan', maka kata-kata doa tidak sampai ke telinga Tuhan, kata-kata doa hilang di ruang hampa atau pada udara kosong, kata-kata doa tersangkut angin dan taufan, kata-kata doa terselip berbagai kesibukan dan hal-hal sekunder.

Jika kita selalu mencari waktu untuk 'berada' dekat dengan Tuhan, kita juga akan menyadari sungguh bahwa Tuhan itu dekat sekali dengan kita! Justru di sinilah sketsa pemahaman yang benar mengenai Allah yang selalu terlibat dalam kehidupan manusia, dan seketika pada saat manusia berseru kepada Tuhan, sudah tentu kata-kata seruan dan isi doa itu didengar dan diperhitungkan Tuhan.

Seluruh kehidupan Uskup Agung Orang Kecil Mgr Gabriel Manek SVD selalu dapat diidentifikasi dengan 'Jalan Menuju Kebahagiaan' oleh karena segala lorong yang pernah diarungi,

Mgr Manek selalu tidak bebas dari usaha untuk mencari Wajah Tuhan dalam wajah-wajah orang kecil, dalam wajah orang-orang terlantar, dalam wajah orang-orang yang terbuang secara struktural, dalam wajah orang-orang yang tidak memiliki harapan, dalam wajah orang-orang yang dikejar-kejar, dalam wajah orang-orang yang tidak memiliki tumpuan hidup, dalam wajah orang-orang yang sial dan tidak pernah menemukan sesuap nasi, dalam wajah orang-orang yang berkeliaran siang dan malam tanpa tujuan yang jelas, dalam wajah orang-orang yang serba cemas dan bimbang.

Mengikuti Bunda Maria sang Perawan, Mgr Gabriel Manek tak pernah berontak tentang 'mengapa' harus dirinya yang difitnah? Ia dengan gagah perkasa menghadapi fitnahan dengan 'diam' dan 'menyimpannya rapat-rapat' pada karya-karya yang menghasilkan buah berlimpah bagi orang-orang kecil dan terlantar.

Derita hatinya tidak dibangun di atas usaha yang kreatif untuk membalas, atau berontak dan bersilat kata untuk membela diri!

Bersama Bunda Maria dalam doa-doa risario suci, Mgr Manek menemukan kekuatan sangat dasyat untuk melayani dan terus melayani sampai akhir hayat.

Berbagai kemelut dan persoalan hidup, Mgr Manek pandai menyampaikannya kepada Bunda Maria dalam meditasi, kontemplasi, dan doa-doa kontas, sehingga dari utas kontas-kontas itu,

Tuhan menyusun 'rantai-rantai' rohani, yang dipetiknya di senja hari menjelang malam.

Salah satu hal etis-religi yang dilakukan Mgr Manek adalah 'menyimpan' semuanya dalam hati, seraya menyusunnya dalam kata-kata doa, agar semuanya memperkaya refleksi mengenai karya-karya sosial di tengah kelompok manusia yang tidak beruntung dan selalu sial!

Di sini, Uskup Agung Via Dolorosa menunjuk sebuah Jalan Menuju Kebahagiaan dengan melewati usaha yang serius untuk memugar kehidupan baru yakni melawan kemauan diri sendiri pada hal-hal yang bertentangan dengan Tuhan dan melawan sesama.

Di sini juga Uskup Agung Emeritus Gabriel Manek dengan lantang mengatakan: akar kebahagiaan ada pada membuka diri untuk melayani sesama, membuka pintu hati untuk memperhatikan kebutuhan orang lain, memberi peluang bagi usaha yang sungguh-sungguh untuk membangun kehidupan yang bermartabat dalam diri orang lain, atau memberi strategi hidup baru kepada mereka yang menderita, mereka yang sedang mencari strategi terpuji untuk mengembangkan 'pola hidup yang benar' dalam diri mereka yang luka dan kerkah bathin.

Saudara dan saudariku terkasih dalam Kristus! Mgr Gabriel Manek memberi jalan dan mengajak kita sekalian untuk menuntun banyak orang yang kehilangan Jalan Menuju Kebahagiaan oleh karena sikap ingat diri terlampau menguasai alam pemikirannya.

Manusia terjebak dalam perasaan ingat diri, korupsi dan menipu. Mengapa korupsi? Hal itu terjadi karena tidak ada rasa puas dengan apa yang ada dalam diri sendiri. Lalu, mengapa menipu?

Oleh karena manusia haus untuk tidak mengatakan 'yang benar' dan 'terpuji'; manusia mencari jalan lintas untuk menutup diri terhadap kebenaran yang adalah Kehendak Tuhan sendiri.

Di dalam karya pelayanan dan hasrat yang bening untuk berada di antara orang-orang kecil, hal inilah yang menyanggupkan Mgr Manek untuk selalu bersahabat (habat karib) dengan siapa saja, dan terlebih dengan orang-orang miskin, yang tidak memiliki masa depan yang baik.

Hati Mgr Manek selalu cepat terharu dengan kondisi 'kehidupan sulit' yang dijumpai dalam diri orang-orang miskin.

Para sahabat Mgr Gabriel Manek SVD (SMGM) kini berada pada jalan yang benar, jalan yang direstui komandan Uskuo Orang Miskin, agar pelayanan di antara orang-orang sederhana dapat kiranya memberi nilai tambah dalam membangun masa depan yang terpuji! *

Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 23 Maret 2022:

Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab.
Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab. (POS-KUPANG.COM/AGUSTINUS SAPE)

Bacaan I: Ul 4:1.5-9

Lakukanlah ketetapan-ketetapan itu dengan setia.

Bacaan dari Kitab Ulangan:

Di padang gurun seberang Sungai Yordan Musa berkata kepada bangsanya, "Hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan
yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allah nenek moyangmu.
Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu, seperti yang diperintahkan kepadaku oleh Tuhan, Allahku, supaya kamu melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk mendudukinya.

Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi kebijaksanaan dan akal budimu di mata bangsa-bangsa.

Begitu mendengar segala ketetapan ini mereka akan berkata: Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi.

Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat kepadanya seperti Tuhan, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya?

Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan demikian adil seperti seluruh hukum, yang kubentangkan kepadamu pada hari ini?

Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu hilang dari ingatanmu seumur hidup.

Beritahukanlah semuanya itu kepada anak-anakmu dan kepada cucu cucumu serta cicitmu."

Demikianlah Sabda Tuhan.

U: Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 147:12-13.15-16.19-20

Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem!

*Megahkanlah Tuhan, hai Yerusalem,
pujilah Allahmu, hai Sion!
Sebab Ia meneguhkan palang pintu gerbangmu,
dan memberkati anak-anak yang ada padamu.

*Ia menyampaikan perintah-Nya ke bumi;
dengan segera firman-Nya berlari.
Ia menurunkan salju seperti bulu domba
dan menghamburkan embun beku seperti abu.

*Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub,
ketetapan dan hukum-hukum-Nya kepada Israel.
Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa,
dan hukum-hukum-Nya tidak mereka kenal.

Bait Pengantar Injil: Yoh 6:63b.68a

Sabda-Mu, ya Tuhan, adalah roh dan kehidupan. Engkau mempunyai sabda kehidupan kekal.

Bacaan Injil: Mat 5:17-19

Siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi.

Inilah Injil Suci menurut Matius:

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat
atau kitab para nabi.

Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.

Karena Aku berkata kepadamu: Sungguh, selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat,
sebelum semuanya terjadi.

Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat-tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga.

Tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga."

Demikianlah sabda Tuhan.

U: Terpujilah Kristus

Renungan Harian Katolik lainnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved