Perang Rusia Ukraina
Presiden Zelensky Tukar 9 Tentara Rusia dengan Wali Kota Melitopol Ukraina yang Diculik
Kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky hanya mengatakan, Ivan Fedorov telah dibebaskan tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
POS-KUPANG.COM - Ukraina menginginkan Wali Kota Melitopol Ivan Fedorov yang diculik tentara Rusia dikembalikan dalam kondisi hidup.
Oleh karena itu, Ukraina menukar sembilan tentara Rusia yang ditawan dengan Wali Kota Melitopol Ivan Fedorov.
Ivan Fedorov ditangkap pada Jumat 11 Maret 2022 oleh pasukan Rusia. Kantor Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky hanya mengatakan, Ivan Fedorov telah dibebaskan tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.
"Ivan Fedorov dibebaskan dari tahanan Rusia. Gantinya, Rusia mendapat sembilan tentara muda kelahiran antara 2002 hingga 2003," lapor kantor berita Interfax Ukraina mengutip ajudan pers Zelensky, Darya Zarivnaya.
Baca juga: Tentara Rusia Culik 2 Wali Kota di Ukraina, Melitopol Kini Dipimpin Kepala Daerah Pilihan Moskwa
Kota Melitopol adalah kota yang berada di Ukraina selatan. Kota ini sempat dilaporkan menjadi kota pertama di Ukraina yang dikuasai Rusia selama agenda invasi.
Pekan lalu, parlemen Ukraina melaporkan di Twitter bahwa Fedorov diculik oleh 10 tentara Rusia.
Wali Kota Melitopol Ivan Fedorov ditangkap ketika dia berada di pusat krisis kota berurusan dengan masalah pasokan.
Dalam tayangan video pekan lalu, Zelensky mengonfirmasi penculikan itu, sebagaimana dilansir AFP.
Zelensky menyebut Ivan Fedorov sebagai seorang wali kota yang dengan berani membela Ukraina dan anggota komunitasnya.
"Ini jelas merupakan tanda kelemahan para penyerbu. Mereka telah pindah ke tahap teror baru di mana mereka mencoba untuk secara fisik melenyapkan perwakilan dari otoritas lokal Ukraina yang sah," kata Zelensky.
Baca juga: Jurnalis Spesialis Perang Pierre Zakrzewski Tewas Tertembak di Ukraina
Butuh Senjata
Ukraina membutuhkan lebih banyak senjata untuk mempertahankan diri menghadapi invasi Rusia. Hal itu disampaikan Perdana Menteri Ceko Petr Fiala pada Rabu 16 Maret 2022) setelah kembali dari kunjungannya ke Kyiv.
Selain Fiala, Perdana Menteri Polandia dan Slovenia juga iktu mengunjungi Kyiv pada rombongan yang sama, sebagaimana dilansir Reuters. Para delegasi tersebut juga membahas sanksi, senjata, bantuan kemanusiaan, serta kemungkinan langkah-langkah diplomatik di masa depan dengan Presiden Ukraina Volodomyr Zelenskiy.
"Ukraina bertempur dengan sangat berani, dan bertarung dengan cerdas dan strategis," kata Fiala kepada wartawan.
"Tetapi mereka hanya memiliki peluang melawan (Rusia) dengan keuntungan besar jika negara-negara Barat memasok peralatan militer yang cukup," sambung Fiala.
"Itulah tugas untuk hari ini, Republik Ceko melakukannya, negara-negara yang mengambil bagian dalam misi ini melakukannya dan perlu melakukannya lebih kuat, agar lebih banyak negara melakukannya dan agar pasokan cepat dan jika mungkin besar-besaran," imbuh Fiala.
Baca juga: Putin Kerahkan 75 Persen dari Total Militer Rusia untuk Perang Ukraina, Kata Pentagon
Fiala terbang ke Praha dari Polandia pada Rabu setelah para delegasi melakukan perjalanan ke Kyiv pada Selasa 15 Maret 2022 dengan kereta api untuk menunjukkan dukungan bagi Ukraina.
Ketiga perdana menteri tersebut bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Itu merupakan kunjungan pertama para pemimpin negara asing ke Ibu Kota Ukraina yang terkepung sejak Rusia melancarkan invasinya pada 24 Februari.
"Mereka (Rusia) melakukan penembakan di mana-mana. Tidak hanya Kyiv, tetapi juga wilayah barat," kata Zelensky kepada mereka, terlihat dalam sebuah video yang diunggah di akun Telegram-nya, dikutip dari AFP.
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki menyampaikan seruan untuk penghentian segera invasi Rusia ke Ukraina.
"Kita harus menghentikan tragedi yang terjadi di Timur secepat mungkin," kata Morawiecki dalam sebuah posting di Facebook yang mengumumkan kedatangan mereka.
Dia menambahkan, Ukraina mendapat dukungan tegas dari Uni Eropa. (*)