Berita Nasional Hari Ini
Apa Kata Ahok Jika Tak Dipilih Presiden Jokowi Sebagai Kepala Badan Otorita IKN Nusantara? Simak Ini
Sampai saat ini Presiden Jokowi belum mengumumkan nama figur yang akan mengemban tugas sebagai Kepala Badan Otorita IKN Nusantara. Apa kata Ahok?
POS-KUPANG.COM - Sampai saat ini Presiden Jokowi belum mengumumkan nama orang yang akan menjadi Kepala Badan Otorita IKN Nusantara.
Meski demikian, selama ini salah satu sosok yang disebut-sebut berpeluang untuk jabatan tersebut, yakni Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok.
Sosok yang kini menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina itu dinilai pantas untuk jabatan tersebut.
Kinerjanya senantiasa terukur baik saat mengemban tugas sebagai Gubernur DKI Jakarta maupun kala menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Ketika dipercayakan untuk jabatan Kepala Badan Otorita IKN Nusantara, Ahok dinilai sangat pantas untuk jabatan itu.
Penilaian itu datang dari Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto ketika dimintai tanggapannya tentang hal tersebut.
Dia menyebutkan, Ahok merupakan kader PDIP yang sangat pantas untuk mengemban jabatan itu.
Parameter sederhananya ketika ia menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Presiden Jokowi yang telah dilantik menjadi Presiden RI menggantikan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hanya saja, lanjut Hasto, untuk hal tersebut semuanya menjadi kewenangan presiden.
Baca juga: Ternyata Ini Sosok Kepala Badan Otorita IKN Nusantara yang Siap Dilantik, Bukan Ahok Atau Ridwan
"Semua itu haknya Presiden. Presiden punya kewenangan untuk menentukan orang yang tepat dalam membangun IKN NUsantara," kata Hasto.
Muncul pertanyaan, apakah Presiden Jokowi memilih Ahok sebagai sosok yang tepat untuk jabatan tersebut?
Hingga saat ini, Presiden Jokowi belum menentukan nama orang yang dinilai pantas untuk tugas berat tersebut.
Tapi berangkat dari isu yang berkembang akhir-akhir ini, sepertinya bukan Ahok yang dipercayakan untuk jabatan tersebut.
Terbetik kabar, bahwa sosok yang ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Kepala Otorita IKN Nusantara, adalah Bambang Susantono.
Sosok yang satu ini, dikabarkan memiliki reputasi yang berlian baik di dalam negeri maupun di kancah internasional.
Bahkan figur yang satu ini pernah mengemban tugas sebagai Wakil Menteri Perhubungan RI semasa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Dilansir dari Wikipedia.com, Ir. Bambang Susantono, MCP, MSCE, Ph.D adalah Pelaksana Tugas Menteri Perhubungan setelah Menteri Perhubungan sebelumnya Evert Ernest Mangindaan mengundurkan diri karena terpilih menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019.
Sebelumnya Bambang menjadi Wakil Menteri Perhubungan, Kabinet Indonesia Bersatu II periode 2010-2014.
Bambang merupakan sosok kelahiran 4 November 1963 di Yogyakarta. Ia lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB).
Lantas apa respon Ahok jika tak dipilih Presiden Jokowi untuk mengemban jabatan tersebut?

Apakah Ahok kecewa ataukah bersikap biasa-biasa saja, karena di Pertamina pun begitu banyak tanggung jawab yang belum diselesaikan.
Hingga saat ini sosok mantan anggota DPR RI tersebut memang belum angkat bicara tentang hal tersebut.
Untuk diketahui, selama ini Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok digadang-gadang sebagai Kepala Otorita Ibu Kota Baru Indonesia di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Baca juga: Politisi Gerindra Sindir Ahok Soal Pembangunan di Jakarta, Sebut Anies Baswedan Jauh Lebih Unggul
Nama Ahok muncul setelah disebut langsung oleh Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.
Saat itu Presiden Jokowi menyebut pula beberapa nama lain, di antaranya mantan Menristek, Bambang Brodjonegoro.
Sementara baru-baru ini, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengumumkan nama Ibu Kota Baru secara resmi.
Hal tersebut disampaikan Suharso dalam rapat Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara (RUU IKN) DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin 17 Januari 2022.
"Ini saya baru mendapatkan konfirmasi dan perintah langsung dari Bapak Presiden yaitu pada hari Jumat. Jadi sekarang hari Senin, hari Jumat lalu, dan beliau mengatakan ibu kota negara ini namanya Nusantara," kata Suharso dikutip dari tayangan Kompas Tv, Selasa 18 Januari 2022.
Jika memang akhirnya Ahok terpilih menjadi Kepala Otorita Ibu Kota Baru, lantas bagaimana posisi Ahok di Pertamina?
Mengutip Kompas.com, jauh sebelum memutuskan nama Nusantara, Jokowi telah menyebutkan empat calon nama kepala pemerintahan setingkat provinsi itu.
Empat nama calon kepala otorita Ibu Kota itu yakni mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang kini menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Baca juga: Bukan Ahok dan Ridwan Kamil, Bambang Susantono Disebut-sebut Calon Kuat Kepala IKN Pilihan Jokowi
Kemudian mantan Bupati Banyuwangi yang baru saja dilantik sebagai Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Abdullah Azwar Anas.
Juga Bambang Brodjonegoro, mantan Menteri Riset dan Teknologi.
Termasuk satu orang lagi yakni mantan Direktur Utama Wijaya Karya (WIKA), Tumiyana.
"Kandidat memang banyak. Satu, Pak Bambang Brodjonegoro, dua Pak Ahok, tiga Pak Tumiyana, empat Pak Azwar Anas," ungkap Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 2 Maret 2020.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga sebelumnya sempat nyinggung soal nama Ahok yang digadang-gadang akan menjadi kepala Otorita Ibu Kota Baru.
Arya menjelaskan bagaimana nasib jabatan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) jika Ahok benar-benar terpilih menjadi kepala pemerintahan di tempat itu.
Pasalnya, saat ini yang menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) adalah Ahok.
Jika memang Ahok benar-benar dipilih sebagai kepala Otorita Ibu Kota Baru, kata Arya, pihaknya akan melihat kondisi terlebih dahulu.
“Selama aturan enggak ada yang dilanggar, kita masih berjalan biasa saja, sambil melihat kondisi yang ada,” kata Arya kepada Kompas.com, Kamis 5 Maret 2020.
Baca juga: Kepala IKN Segera Dipilih Menurut Kamu Siapa yang Lebih Dipercaya Presiden Jokowi, Ahok atau Ridwan?
Profil Ahok
Mengutip Tribunnews.com, pemilik nama lengkap Basuki Tjahaja Purnama ini merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta.
Ahok ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) sejak tanggal 22 November 2019.
Lahir pada 29 Juni 1966, Ahok telah menempuh masa pendidikan yang panjang.
Pada tahun 1989, ia telah menyelesaikan pendidikannya di jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Trisakti hingga mendapatkan gelar Insinyur.
Ahok juga telah menyelesaikan pendidikan lanjutannya ditingkat magister dengan gelar Master Manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya, 1994.
Karir Basuki Tjahaja Purnama antara lain:
- Anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode (2004)
- Bupati Belitung Timur periode (2005)
- Anggota DPR RI (2009), Wakil Gubernur DKI Jakarta (2012)
- Gubernur DKI Jakarta (2014)
Begini Kans Ahok Di Mata PDI Perjuangan
Basuki Tjahaja Purnama menjadi perhatian publik semenjak bersama Joko Widodo memenangi pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada 2012.
Saat itu Ahok menjadi Wakil Gerindra untuk dipasangkan dengan Jokowi yang menjadi representasi PDI Perjuangan.
Pasangan ini sebelumnya tak diperhitungkan, tapi setelah bertarung, justru jadi pemenang dalam pilkada waktu itu.
Ahok kemudian menjadi gubernur DKI menggantikan Jokowi yang maju sebagai calon presiden pada 2014.
Namun, sayangnya, Ahok kalah ketika kembali mencalonkan diri sebagai gubernur DKI pada 2017.
Baca juga: Selalu Tampil Kalem, Veronica Tan Tiba-tiba Ikut Joget TikTok, Penampilan eks Ahok Tuai Pujian
Berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat, Ahok tumbang melawan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Sekjen PDI Perjuangan atau PDIP Hasto Kristiyanto menyebut Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok merupakan korban politik pada pemilihan gubernur atau Pilgub DKI pada 2017 silam.
Demikian hal itu disampaikan Hasto dalam konferensi pers usai acara HUT Ke-49 PDIP di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin 10 Januari 2022.
Padahal, kata politikus asal Yogyakarta itu, Ahok selama memimpin DKI Jakarta sangat luar biasa.
Bahkan, Ahok disebut Hasto banyak membangun masjid.
Hasto berpandangan bahwa Ahok memiliki ketegasan ketika menghadapi pihak-pihak yang ingin mendapat keuntungan kapital.
"Pak Ahok punya keberanian menghadapi itu,” ujar Hasto.
Lebih lanjut, Hasto menjelaskan, terkait sapaan hangat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terhadap Ahok dalam acara HUT Ke-49 PDIP.
Menurut Hasto, ucapan sahabat yang dilontarkan Megawati kepada Ahok tidak bisa disimpulkan sebagai dukungan politik pada Pilkada DKI Jakarta 2024 mendatang.
Baca juga: Politisi Gerindra Sindir Ahok Soal Pembangunan di Jakarta, Sebut Anies Baswedan Jauh Lebih Unggul
"Jadi itu enggak ada hubungannya dengan Pilgub 2024. Tetapi kalau Bu Mega mau menetapkan Pak Ahok, juga itu kewenangan Bu Mega,” ujar Hasto.
Hasto menuturkan, Megawati selama ini banyak membangun relasi persahabatan dengan siapapun seperti Prabowo Subianto, Buya Syafii Maarif, Kiai Said Aqil Siradj dan tokoh-tokoh nasional lainnya.
"Memang Ibu Mega ini membangun persahabatan, dan memang sekali klik itu terus berlangsung. Karena itu hal ini sifatnya nature,” ujar Hasto.
Di sisi lain, Hasto menyampaikan Presiden Kelima RI itu memiliki ketertarikan kepada orang-orang yang peduli lingkungan dan makanan.
"Pak Ahok ini punya mi khusus dari Bangka. Karena itu, seringkali dialog-dialog politik kebangsaan itu dilakukan sambil menikmati kuliner surganya nusantara yang begitu luar biasa," ucap Hasto.
Hasto menuturkan, sudah menjadi kebiasaan Megawati untuk menyapa berbagai pihak dalam rangka menjaga kehangatan persahabatan.
Hasto juga menyebut kedekatan itu terlihat di antara Megawati dengan Pendiri MURI Jaya Suprana dalam acara HUT itu.
Baca juga: Bukan Ahok dan Ridwan Kamil, Bambang Susantono Disebut-sebut Calon Kuat Kepala IKN Pilihan Jokowi
Seperti diketahui, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyapa sejumlah pihak yang hadir dalam HUT Ke-49 partainya secara fisik maupun daring.
Megawati menyapa Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Ketua DPR RI Puan Maharani, hingga sejumlah menteri di Kabinet Indonesia Maju. Megawati juga menyapa Ahok dengan panggilan sahabatnya.
Saat membuka pidato politik, Mega memeriksa para undangan yang hadir secara virtual. Dia pun mencari-cari Ahok yang kabarnya telah bergabung secara daring.
"Ada juga saya dengar kakak saya juga ada, Pak Guntur Soekarnoputra, sahabat saya Pak Ahok atau yang terkenal Basuki Tjahaja Purnama," kata Megawati. (*)