Internasional Womens Day
Happy Women's Day, Kepsek SMPN 2 Lobalain, Maritje Thien: Berserah Diri, Siap Jalankan Tugas
Kepala Sekolah SMPN 2 Lobalain, Maritje S. Thien, S.Pd di Hari Perempuan Internasional mengajak seluruh perempuan yang ada di NTT khususnya yang ada
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Mario Giovani Teti
POS-KUPANG.COM, ROTE NDAO - Kepala Sekolah SMPN 2 Lobalain, Maritje S. Thien, S.Pd di Hari Perempuan Internasional mengajak seluruh perempuan yang ada di NTT khususnya yang ada di Kabupaten Rote untuk selalu beri diri apabila diberikan tugas untuk memimpin.
"Mari memberi diri, siap untuk suatu tugas yang diberikan kepada kita (perempuan). Di balik semua itu, kita berserah kepada Tuhan, pasti Tuhan akan menolong kita, sehingga apa yang dipercayakan kepada kita, semua akan teratasi dan berjalan dengan baik," ajak Kepsek SMPN 2 Lobalain, Maritje, saat dijumpai POS-KUPANG.COM di ruang kerjanya, Selasa, 08 Maret 2022.
Ia berkisah bahwa memang sebelumnya yang menjabat kepala sekolah di SMPN 2 Lobalain ini, semuanya laki-laki, baru tahun pertama dirinya dipercayakan sebagai seorang perempuan untuk pertama kalinya menjadi kepala sekolah di SMPN 2 Lobalain.
"Saya sebagai guru dan memang sudah pernah menjabat kepala sekolah di Kota Kupang, yaitu di SMPN 12 Kota Kupang. Tetapi dalam tugas yang diberikan, saya juga harus pindah ke Rote Ndao dan melaksanakan tugas juga sebagai seorang guru," jelas Kepsek Maritje.
Baca juga: Peran Laki-laki Mendukung Kepemimpinan Perempuan dan Kesetaraan Gender
Lanjutnya, dalam perjalanan kurang lebih mau menjelang dua tahun, Kepsek Maritje pindah ke Rote, di tahun 2016. Lalu di tahun 2018, Pemerintah Kabupaten Rote Ndao, melalui Bupati mempercayakan dirinya menjadi Kepala Sekolah di SMPN 2 Lobalain.
Mengenai tugas ini, menurutnya, yang pertama, namanya menjalankan tugas pasti ada hal-hal baru, terlebih baru dipindahtugaskan dari Kupang ke Rote. Belum banyak teman-teman yang dikenal betul.
"Kedua, memang benar saya juga orang Rote, tetapi banyak waktu, saya berada di Kupang. Karena saya lahir besar di Kupang. Sehingga bagaimana di Rote itu, cara hidupnya, bergaulnya, saya juga belum terbiasa," tandasnya.
Terkait kendala, Kepsek Maritje menerangkan bahwa pasti dirinya akan alami hal-hal baru. Bagaimana caranya Ia harus bisa menyesuaikan diri, terlebih dengan lingkungan di sini (Rote).
Baca juga: Budaya Penghambat Kepemimpinan Perempuan
"Puji Tuhan ternyata teman-teman di sini, bukan hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga saudara-saudara yang ada di Rote, mereka bisa menerima saya dan saya juga bisa menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada," terang Kepsek Maritje.
Ia menambahkan, waktu dirinya dipercayakan untuk menjadi kepala sekolah, di saat ada program yang ingin direncanakannya bersama teman-teman guru, didiskusikan bersama, dengan bapak, ibu guru, dan teman-teman, dan hasilnya bisa berjalan lancar dan baik. Dan sampai hari ini sudah masuk tahun ke-4, dirinya dipercayakan menjadi kepala sekolah di SMPN 2 Lobalain.
Hal yang paling berkesan bagi Kepsek Maritje, selain sebagai pimpinan, ia punya teman-teman guru dengan karakternya masing-masing.
"Namanya di sekolah, pasti ada beberapa teman yang lebih umurnya dan masa kerjanya sudah lebih lama dari saya. Berangkat dari hal ini, perlu kami menyapa dengan mama, oma sebagai sebuah bentuk kedekatan dan ada rasa saling menghormati," kata Kepsek Maritje.
Baca juga: Ana Djukana Moderator Peringatan Internasional Womens Day di Hotel Aston Kupang , Begini Suasana
Sambungnya, juga dengan teman-teman guru yang usia muda, di bawah usianya, serta setara dengan umur dengannya, disebutkan Kepsek Maritje bahwa dipupuknya kedekatan dengan saling sapa seperti keluarga. Supaya ada hubungan yang baik dan kerja sama, agar direncanakan, bisa berjalan dengan baik.
Melalui sapaan secara keluarga di antara sesama guru, misalnya oma, mama, kakak, dan adik, memberi kesan bahwa tidak adanya jarak di antara mereka (guru-guru) apalagi sebagai seorang pimpinan dan bawahan. Itulah keharmonisan dalam lingkup sekolah yang dimaksudkan Kepsek Maritje.