Perang Rusia Ukraina

Rusia Terpecah, Kelompok Anti Perang Unjuk Rasa Tolak Invasi ke Ukraina, Kremlin Desak Warga Bersatu

Invasi militer Rusia ke Ukraina juga medapat penolakan dari Warga Rusia sendiri Warga mulai menggelar unjuk rasa menolak aksi militer Rusia di negara

Editor: Alfred Dama
REUTERS/Pierre Albouy.
Warga membawa poster saat protes invasi Rusia ke Ukraina di depan Kantor PBB di Jenewa, Swiss, Sabtu (26/2/2022). Kremlin mendesak warga Rusia untuk bersatu di sekitar Presiden Vladimir Putin. 

POS KUPANG.COM -- Invasi militer Rusia ke Ukraina juga medapat penolakan dari Warga Rusia sendiri

Warga mulai menggelar unjuk rasa menolak aksi militer Rusia di negara tetangga mereka

Kantor Presiden Rusia alias Kremlin mendesak warga Rusia untuk bersatu di sekitar Presiden Vladimir Putin, setelah lebih dari satu minggu dia memerintahkan serangan ke Ukraina.

Protes anti-perang pecah di sejumlah kota Rusia sejak invasi ke Ukraina bergulir pada 24 Februari lalu, dengan polisi menahan lebih dari 8.000 peserta, menurut OVD-Info, kelompok hak asasi yang melacak penangkapan politik.

Sementara sejumlah tokoh Rusia terkemuka juga bergabung dengan "paduan suara" kecaman internasional atas serangan Rusia ke Ukraina.

Tank Ukraina bergerak ke kota, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan operasi militer di Ukraina, di Mariupol, 24 Februari 2022.
Tank Ukraina bergerak ke kota, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan operasi militer di Ukraina, di Mariupol, 24 Februari 2022. (REUTERS/Carlos Barria.)

Baca juga: Sniper Ukraina Tewaskan Jendenral Komandan Pasukan Lintas Udara Rusia, Perlawanan Kiev Makin Sengit

"Sekarang bukan waktunya untuk terpecah," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, Jumat (4/3), menanggapi pertanyaan tentang permintaan dari tokoh masyarakat untuk mengakhiri perang.

"Sekarang saatnya bersatu, bersatu di sekitar Presiden kita," tegasnya, seperti dikutip Al Jazeera.

Baca Juga: Invasi Hari ke-9: Pasukan Rusia Rebut Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Ukraina

Sejak Rusia memulai apa yang mereka sebut “operasi militer khusus”, tokoh masyarakat negeri beruang merah terpecah.

Baca juga: Indonesia Masuk Negara Militer Terkuat Dunia , TNI Masuk Peringkat 15 , Simak Daftarnya

"Ya, memang, ada perdebatan sengit di antara tokoh-tokoh budaya," ungkap Peskov. "Banyak yang mendukung Presiden, mendukung tulus Presiden. Ada orang-orang yang benar-benar salah memahami esensi dari apa yang terjadi".

Di hari ke-9 invasi, pasukan Rusia merebut Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia setelah menyerangnya pada Jumat dini hari (4/3), membakar fasilitas pelatihan lima lantai yang berdekatan, pihak berwenang Ukraina mengatakan.

Mengutip Reuters, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyebutkan dalam sebuah tweet, pihak berwenang Ukraina telah memberi tahu bahwa kebakaran di kompleks pembangkit nuklir terbesar di Eropa itu tidak memengaruhi peralatan "penting".*

Artikel lain terkait Perang Rusia Ukraina

Baca artikel lain KLIK di Pos Kupang.com

Sebagian artikel ini sudah tayang di Kontan.Co.ID berjudul: Terpecah, Kremlin Desak Warga Rusia untuk Bersatu Dukung Invasi Putin ke Ukraina 

Sumber: Kontan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved