Berita Manggara Timur Hari Ini
Kasus Stunting di Wilayah Manggarai Timur Alami Penurunan Periode Februari 2022
Kasus stunting di Kabupaten Manggarai Timur (Matim) mengalami penurunan pada periode Frebuari 2022 dibandingkan pada Tahun 2021 lalu. Kasus Stunting
Penulis: Robert Ropo | Editor: Ferry Ndoen
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo
POS-KUPANG.COM - Kasus stunting di Kabupaten Manggarai Timur (Matim) mengalami penurunan pada periode Frebuari 2022 dibandingkan pada Tahun 2021 lalu. Kasus Stunting dari 13,7 persen di Tahun 2021 turun menjadi 12,2 persen di periode Frebuari 2022.
"dari angka sementara untuk penimbangan bulan Februari, kita mengalami penurunan kasus stunting dari 13,7 di 2021 turun jadi 12,2 di periode Februari 2022,"jelas Sekertaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Manggarai Timur, Pranata Kristiani Agas, kepada POS-KUPANG.COM - Minggu 6 Maret 2022.
Dikatakan Ani Agas, dari total jumlah kasus stunting itu, belum ada kasus kematian, semuanya dapat ditangani. "Belum ada kematian karena stunting,"ujarnya.
Menurut Ani Agas, dalam penanganan stunting bukan hanya dilakukan oleh Dinas Kesehatan saja, namun dilakukan oleh lintas sektor untuk menekan angka Stunting.
Baca juga: Dijagokan Juara, Pebalap Francesco Bagnaia Malah Melempem di MotoGP Qatar 2022, Apa Masalahnya?
"Untuk penanganan stunting itu bukan hanya Dinkes. Kami hanya bagian akhir, di depan itu ada Bappeda, Dinas PUPR yang urus sanitasi dan DP2KBP3A,"ungkap Ani Agas.
Ani Agas juga menjelaskan, untuk domainan penanganan stunting khusus dilakukan Dinas Kesehatan yakni selain penimbangan di bulan Frebuari dan Agustus juga ada sejumlah kegiatan lain.
Adapun kegiatan-kegiatan itu, jelas Ani Agas, pertama pemberian PMT bagi Balita stunting, gizi kurang dan gizi buruk dimana pihaknya melakukan sinergisitas dengan desa. Kedua, pemberian obat cacing bagi semua ibu hamil (Bumil) untuk mencegah bayi lahir dengan BBLR.
Baca juga: Pelatih Persita dan Persebaya Akui Miliki Kedekatan, Tetap Waspadai Gaya Bermain Bajul Ijo
Ketiga, pemberian tablet tambah darah untuk kelompok rematri untuk mempersiapkan calon ibu yang sehat. Dan keempat, promosi dan edukasi berkelanjutan di kelompok masyarakat, Posyandu dan kelas ibu hamil. (*)
