Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik, Minggu 6 Maret 2022, Minggu Pertama Prapaska: Ruang Pemurnian Spiritualitas
Pada dasarnya, iblis seolah-olah merayu Yesus, “Engkau lapar. Jangan menggantungkan diri pada Bapa-Mu untuk menopang kehidupan-Mu.
Renungan Harian Katolik, Minggu 6 Maret 2022, Minggu Pertama Prapaska: Ruang Pemurnian Spiritualitas (Ul 26: 4-10; Rm 10: 8-13; Luk 41-13)
Oleh: RP. Steph Tupeng Witin SVD
POS-KUPANG.COM - Lukas menulis dalam Injil bahwa Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun (Luk 4:1). Deskripsi ini sejalan dengan tradisi Kristen yang menggambarkan pencobaan Yesus terjadi di "gurun" atau dalam bahasa Yunani: eremos.
Arti kata eremos adalah lokasi yang terisolasi, tidak berpenghuni, dan bukan padang rumput.
Ahli Alkitab menduga tempat itu berada tidak jauh dari Sungai Yordan. Yesus pergi ke padang gurun untuk berpuasa setelah dibaptis oleh Yohanes Pembaptis di Sungai Yordan (Mat 4:1).
Sebagian Ahli Alkitab memperkirakan tempat tersebut bisa berada di pegunungan yang banyak terdapat di padang gurun dekat Sungai Yordan.
Tradisi lokal menyebut salah satu gunung di sana sebagai “Gunung Pencobaan.” Itu adalah gunung batu terjal dan sulit untuk didaki.
Itu adalah tempat di mana tidak ada orang yang hidup atau berjalan melewatinya. Di tempat terpencil itulah, Yesus terpisah dari dunia di sekitarnya saat Dia berpuasa.
Ketika iblis datang untuk menggoda Yesus menjelang akhir puasa-Nya selama 40 hari itu, dia tidak sekadar menggunakan “perut kosong” sebagai sasaran tembak. Setan sesungguhnya menyerang relasi Yesus dengan Bapa-Nya, mendesak Dia agar tidak memercayai kasih Allah dan perhatian-Nya.
Pada dasarnya, iblis seolah-olah merayu Yesus, “Engkau lapar. Jangan menggantungkan diri pada Bapa-Mu untuk menopang kehidupan-Mu. Lakukanlah sesuatu dengan memakai kekuatan-Mu sendiri.”
Godaan ini tidak berbeda dengan godaan iblis terhadap Adam dan Hawa (Kej 3:1-6). Kata-kata ular kepada mereka menarasikan kebohongan iblis bahwa Allah sesungguhnya tidak mengasihi mereka atau tidak menyediakan apa saja yang diperlukan bagi manusia yang baru diciptakan-Nya.
Dari zaman ke zaman sampai hari ini, iblis telah menggunakan distorsi seperti ini untuk mengecilkan arti dari relasi kita dengan Allah, teristimewa saat kita merasa lemah dan rentan: ketika kita sedang berpuasa, waktu kita memeriksa batin kita dan melakukan pertobatan, ketika kita sedang menderita sakit, atau pada saat kita patah hati, frustrasi dan stress.
Kita harus dapat mengenali tipu daya si iblis ini dan melawannya dengan kebenaran. Adam dan Hawa tidak berpegang teguh pada kebenaran tentang kasih Allah. Mereka menyerah terhadap godaan setan.
Dosa mereka membawa implikasi negatif sangat besar bagi kita. Padahal Allah tidak pernah berhenti mengasihi mereka kala itu.
Hari ini, Allah mengasihi kita tanpa kecuali dengan kedalaman dan kesungguhan kasih yang sama. Pada kenyataannya, tidak ada seorang pun dalam sejarah yang pernah dikecualikan dari tawaran belas kasih dan kerahiman Allah.
Setan seringkali menggunakan rasa malu akibat dosa-dosa untuk menutupi hati nurani kita. Namun kita tidak pernah boleh dibutakan sehingga tidak mampu melihat pengampunan dan kasih Allah yang menggenangi seluruh alur sejarah hidup kita.
Kita harus selalu mengingatkan diri kita sendiri bahwa Allah sungguh mengasihi kita. Hidup kita saat ini merupakan satu bukti yang tidak terbantahkan bahwa kasih Allah begitu setia mengaliri dan menggenangi hidup kita.
Pencobaan-pencobaan ini berkaitan dengan hedonisme (lapar/kepuasan), egoisme (loncatan spektakuler/kekuatan) dan materialisme (kerajaan/kekayaan).
Santo Yohanes dalam surat-suratnya menyebut pencobaan-pencobaan "di dalam dunia" sebagai "keinginan mata" (materialisme), "keinginan daging" (hedonisme) dan "keangkuhan hidup" (egoisme).
Pencobaan-pencobaan itu ditujukan untuk menyesatkan dan menyelewengkan tiga ciri utama manusia yaitu berpikir, berkeinginan, dan berperasaan yang berada di dalam pikiran, jiwa dan hati sebagaimana disebutkan oleh Yesus dalam hukum kasih.
Semua ini terkait dengan yang transendental atau ideal paling utama dalam tiga area minat manusia yaitu ilmu (kebenaran), seni (keindahan) dan agama (kebaikan).
Orang Kristen dipanggil untuk mencari kebajikan-kebajikan ilahi: iman, pengharapan dan kasih yang menghubungkan mereka secara langsung kepada Allah yang adalah Kebenaran, Keindahan, dan Kebaikan.
Mari kita belajar dari respons Yesus saat menghadapi pencobaan yaitu dengan Firman Tuhan. Serangan Iblis datang pada kita melalui pencobaan yang begitu banyak, namun semua akan melalui tiga jalur yang sama: keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup (1Yoh 2:16).
Kita hanya dapat mengenali dan mengalahkan pencobaan ini jika hati dan pikiran kita dipenuhi dengan kebenaran. Satu-satunya senjata adalah Firman Allah (Ef 6:17) yang akan memberi kita kemenangan.
Semoga masa puasa menjadi “gurun” untuk memurnikan spiritualitas kita sehingga hati lebih terbuka menerima Tuhan yang tak terbatas untuk memenuhi keperluan hati kita yang terdalam. *
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 6 Maret 2022:

Bacaan Pertama: Ulangan 26:4-10
Pada waktu itu Musa berkata kepada umat demikian, “Seorang imam harus menerima bakul panenan pertama dari tanganmu dan meletakkannya di depan altar Tuhan Allahmu,
demikian: Bapaku dahulu seorang Aram, seorang pengembara.
Ia pergi ke Mesir dengan sedikit orang saja dan tinggal di sana sebagai orang asing, tetapi di sana ia menjadi suatu bangsa yang besar, kuat dan banyak jumlahnya.
Ketika orang Mesir menganiaya dan menindas kami dan menyuruh kami melakukan pekerjaan yang berat, maka kami berseru kepada Tuhan, Allah nenek moyang kami,
lalu Tuhan mendengar suara kami dan melihat kesengsaraan dan kesukaran kami dan penindasan terhadap kami.
Lalu Tuhan membawa kami keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat dan lengan yang teracung, dengan kedahsyatan yang besar dan dengan tanda-tanda serta mukjizat-mukjizat.
Ia membawa kami ke tempat ini, dan memberikan kepada kami negeri ini, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.
Oleh sebab itu, di sini aku membawa hasil pertama dari bumi yang telah Kauberikan kepadaku, ya Tuhan.
Kemudian engkau harus meletakkannya di hadapan Tuhan, Allahmu; engkau harus sujud di hadapan Tuhan, Allahmu.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Mzm 91:1-2.10-15
Ref. Ya Tuhan, lindungi kami didalam kesesakan.
* Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisan dan pialaku, Engkau sendirilah yang meneguhkan bagian, yang diundikan kepadaku, akau senantiasa memandang kepada Tuhan, karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku takkan goyah.
* Sebab itu hatiku bersukacita dan jiwaku bersorak-sorak dan tubuhku akan diam dengan tentram, sebab Engaku tidak menyerahkan daku ke dunia orang mati, dan tidak membiarkan orang kudus-Mu melihat kebinasaan.
* Mereka akan menantang engkau di atas tangannya, supaya kakimu jangan terantuk pada batu. Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, anak singa dan ular, naga akan kau injak.
* Sungguh, hatinya melekat kepadaKu, maka Aku akan meluputkan-Nya, Aku akan membetenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkan dia dan memuliakannya.
Bacaan Kedua: Roma 10:8-13
Saudara-saudara, inilah yang dikatakan Kitab Suci, “Firman itu dekat padamu, yakni di dalam mulut dan di dalam hatimu!” Itulah firman iman yang kami beritakan.
Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hati bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati,
maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.
Karena Kitab Suci berkata, “Barangsiapa percaya kepada Dia tidak akan dipermalukan.” Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani.
Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan semua orang, dan Dia kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, barangsiapa berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bacaan Injil: Lukas 4:1-13
"Yesus dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun dan di situ Ia dicoba."
Sekali peristiwa Yesus yang penuh dengan Roh Kudus kembali dari Sungai Yordan, lalu dibawa oleh Roh Kudus ke padang gurun.
Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dan dicobai Iblis. Selama di situ yesus tidak makan apa-apa, dan sesudah waktu itu Ia lapar.
Lalu berkatalah Iblis kepada Yesus, “Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti.”
Jawab Yesus kepadanya, “Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja.”
Kemudian Iblis membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi, dan dalam sekejap mata Ia memperlihatkan kepada Yesus semua kerajaan dunia.
Kata Iblis kepada-Nya, “Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku, dan aku akan memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Maka, kalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.”
Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau harus berbakti!”
Kemudian Iblis membawa Yesus ke Yerusalem, dan menempatkan Dia di bubungan Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya, “Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Allah akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau, dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk pada batu.”
Yesus menjawab, kata-Nya, “Ada firman: Jangan engkau mencobai Tuhan, Allahmu!”
Sesudah mengakhiri semua pencobaan itu, Iblis mundur dari Yesus, dan menunggu waktu yang baik.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus