Perang Rusia Ukraina
Ukraina Diserang dari Udara & Darat,Senjata Bantuan Barat Belum Digunakan Tapi Sudah Dirampas Rusia
Perang antara dua negara, Rusia dan Ukraina tinggal menunggu waktu untuk kemenangan pasukan Vladirimir Putin Wilayah Ukraina pun dubuar porak poranda
POS KUPANG.COM -- Perang antara dua negara, Rusia dan Ukraina tinggal menunggu waktu untuk kemenangan pasukan Vladirimir Putin
Wilayah Ukraina pun dubuar porak poranda oleh serbuan udara dan darat pasukan Rusia
Apesnya lagi, senjata bantuan negara-negara barat untuk Ukraina belum sempat digunakan malah kini sudah jatuh ketangan Rusia
Kini Ukraina membutuhkan lebih banyak senjata anti-pesawat untuk bertahan melawan rudal Rusia.
Hal tersebut disampaikan Duta Besar Ukraina untuk Jepang Sergiy Korsunsky di Tokyo pada Jumat (25/2/2022).
Korsunsky mengatakan kepada wartawan bahwa Ukraina diperlengkapi dengan baik untuk melawan serangan tank.
Baca juga: Rusia Bikin Seisi Dunia was-was Saat Invasi ke Ukraina,Kini China Berulah Jet TempurnyaMasuk Taiwan
Namun saat ini, Ukraina membutuhkan lebih banyal rudal Stinger dan senjata anti-pesawat lainnya untuk bertahan melawan rudal jelajah dari Rusia yang menghujani negara itu.
Pada Jumat, sejumlah rudal menghantam Ibu Kota Ukraina, Kiev, sebagaimana dilansir Reuters.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy memohon kepada masyarakat internasional untuk berbuat lebih banyak terhadap Rusia.
Menurutnya, berbagai sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia sejauh ini masih tidak cukup.
Bahkan kondisi Ukraina makin terpuruk usai senjata militer Barat sebelumnya sudah disimpan oleh Rusia.
Baca juga: Pasukan Rusia Serbu Kiev Ukraina, Pertempuran Sengit Terjadi

Pada 25 Februari, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa mereka menyimpan sejumlah besar senjata yang dipasok Barat di Ukraina.
Menurut pemberitahuan Kementerian Pertahanan Rusia, senjata di atas termasuk kompleks rudal Javelin FGM-148 AS dan rudal anti-tank MBT NLAW Inggris.
Ini adalah senjata utama yang Barat telah mendukung Ukraina dalam beberapa tahun terakhir.
Juga dalam pengumuman itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa 211 infrastruktur militer di Ukraina telah dihancurkan.
Sejak operasi khusus diluncurkan untuk melindungi wilayah-wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur.
Baca juga: Hal Tak Biasa Terjadi, Paus Fransiskus Kunjungi Duta Besar Moskow Pacsa Serangan Rusia ke Ukraina
Pada saat yang sama, tentara Rusia juga mengepung sejumlah kota di utara Ukraina seperti Konotop dan Sumy serta kota-kota di dekat perbatasan kedua negara.
Pada bulan Januari, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa Washington telah memberikan bantuan militer ke Ukraina dengan nilai total 600 juta dollar AS dan yang terbaru.
Pada tanggal 25 Februari, Kongres AS juga mengumumkan rencana untuk memberikan tambahan 600 juta dollar AS untuk Ukraina.
NATO mengirim lebih banyak senjata untuk mendukung Ukraina, mengerahkan pasukan respons cepat untuk pertama kalinya.
Baca juga: Terungkap Ini Alasan Vladimir Putin Putuskan Serang Ukraina Meski Dikecam Banyak Negara
Selain AS, pada 26 Februari, Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengatakan bahwa NATO akan memberikan lebih banyak senjata untuk mendukung Ukraina dalam menghadapi agresi Rusia, termasuk sistem pertahanan udara.
Pada saat yang sama, untuk pertama kalinya, beberapa unit pasukan respon cepat NATO akan diaktifkan untuk meningkatkan pertahanan bersama, kata Stoltenberg.
Pasukan respon cepat NATO terdiri dari pasukan multinasional yang beroperasi di darat, di udara dan di laut.*
Artikel lain terkait Perang Rusia Ukraina
Baca Artikel lain KLIK di Pos Kupang.com
Sebagian artikel ini sudah tayang di Intisari.Grid.ID berjudul: Sudah Jelas Militernya Kalah Telak dari Rusia, Ukraina Makin Terpuruk Usai Senjata Militer Kiriman Barat Ini Malah Dirampas Rusia, Begini Nasibnya Kini