Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Minggu 20 Februari 2022: Dimensi Misioner Gereja dan Kemurahan Hati

Gereja Umat Allah memiliki sifat misioner di tengah masyarakat dan dunia untuk mengkomunikasikan kasih dan kemurahan hati Allah bagi sesama.

Editor: Agustinus Sape
Dok Maxi Un Bria
RD Florens Maxi Un Bria dengan latar belakang menara Pizza Italia. 

Renungan Harian Katolik, Minggu 20 Februari 2022: Dimensi Misioner Gereja dan Kemurahan Hati (Lukas 6 :27-38)

Oleh: RD. Maxi Un Bria

POS-KUPANG.COM - Gereja Umat Allah memiliki sifat misioner di tengah masyarakat dan dunia untuk mengkomunikasikan kasih dan kemurahan hati Allah bagi sesama.

Tindakan solidaritas dan belarasa yang sering kita praktekkan dalam hidup bersama merupakan bagian dari ekspresi komunikatif insan beriman dalam memperkenalkan kasih dan kemurahan hati Allah yang inklusif tanpa membeda-bedakan.

Kasih dan hikmat dari Allah menguatkan manusia beriman dalam mengalahkan segala ikhtiar kejahatan.

Daud yang berhikmat mampu mengalahkan ikhtiar jahat Saul yang sejak lama berusaha untuk membunuhnya.

Ia membalas kejahatan Saul dengan tindakan belas kasih dan kemurahan hati.

Apa yang dilakukan Daud terhadap Saul berkenan bagi Allah dan menjadi role model bagi tindakan orang beriman; mengalahkan segala yang jahat dengan kasih; Amor Omnia Vincit; Kasih mengalahkan segalanya.

Manusia rohani selalu mencari hikmat dan kekuatan pada Allah. Meskipun kondisi alamiah kita sejak lahir berdimensi jasmani, namun dalam perjalanan, kita tercerahkan berkat bimbingan Roh Tuhan dengan pelbagai cara.

Wejangan orangtua, pendidik, para agen pastoral, sahabat setiawan terutama berkat terang Sabda Allah, manusia alamiah mengalami metamorfosa dan trasformasi diri menjadi makhluk rohani-surgawi.

Baca juga: Renungan Harian Katolik, Sabtu 19 Februari 2022: Berubah Wajah

Ciri-ciri manusia surgawi yang dimaksudkan Rasul Paulus dapat ditemukan dalam pengalaman komunikasi dengan sesama. Apa yang Rasul Paulus maksudkan merupakan penegasan iman dan refleksi atas nasihat Yesus berikut ini.

“Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu. Mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu. Berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kamu; Sebagaimana kamu kehendaki orang berbuat kepadamu, demikian pula hendaknya kamu berbuat kepada mereka" ( Lukas 6 :27-30 ).

Tantangan kita adalah bagaimana mengalahkan yang jahat dengan kebaikan. Begaimana mengalahkan ego diri kita? Bagaimana pula kita mampu menegaskan dan mempertahankan diri sebagai pribadi-pribadi yang murah hati dan berbelas kasih.

Memang sebagai manusia alamiah, mungkin kita tidak sesempurna Allah, namun sebagai manusia rohani yang berbajusirahkan iman, harapan dan kasih, kita selalu berusaha untuk mendekati kesempurnaan yang Allah miliki.

Pesan Yesus, “Hendaklah kamu murah hati seperti Bapamu murah hati adanya” menjadi pesan universal yang relevan sepanjang masa.

Gereka Umat Allah yang diutus ke tengah dunia, mendapatkan makna dan kegembiraan hidup karena tekun melakukan tindakan kasih dan kebajikan yang hakiki.

Baca juga: Renungan Harian Katolik, Jumat 18 Februari 2022: Syarat Mengikuti Dia

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved