Berita Malaka Hari Ini

25 Hektar Lahan Petani TJPS Terserang ulat Grayak, Ini yang dilakukan Dinas Pertanian Malaka

Sebanyak 25 hektare lahan petani Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) milik warga tersebut terserang hama ulat Grayak. 

Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/NOFRY LAKA
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Malaka, Frans X. Nahak di ruang kerjanya di Desa Harekakae, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, NTT, Rabu 9 Februari 2022 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Nofry Laka

POS-KUPANG.COM, BETUN - Sebanyak 25 hektare lahan petani Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS) milik warga tersebut terserang hama ulat Grayak. 

Hal itu disampaikan oleh Plt. Kadis Pertanian Malaka, Vinsensius Kapu melalui  Kepala Bidang Tanaman Pangan, Frans X. Nahak di ruang kerjanya, Rabu 9 Februari 2022.

Lahan sebanyak 25 hektare milik warga yang terserang hama ulat Grayak itu tersebar di dua kecamatan yakni Kecamatan Kobalima dan Kecamatan Wewiku. 

Rinciannya, Kecamatan Kobalima terdapat 15 hektare di Desa Lakekun Utara, Desa Lakekun dan Desa Litamali.

Sedangkan, Kecamatan Wewiku terdapat 5,5 hektare di satu wilayah yakni Desa Lorotolus.

Baca juga: Hari Pers Nasional 2022: Kepala SDI Asulait Ucapkan Terima Kasih Kepada Pena Batas

Langkah yang dilakukan Dinas Pertanian Malaka adalah gandeng tim pengendalian hama ulat Grayak dari Provinsi NTT. 

"Pengendalian terhadap hama ulat Grayak itu dengan cara penyemprotan Insektisida Siklon," terangnya.

Proses pembasmian atau pengendalian terhadap ulat Grayak itu dilakukan selama satu Minggu dan hasil ulat Grayak tersebut mati. Diharapkan jagung bisa kembali tumbuh dan berkembang. 

"Sudah dua Minggu tim kami melakukan pengendalian terhadap ulat Grayak ini. Semoga petani di Malaka tidak mengalami gagal panen" ujarnya berharap.

Untuk diketahui program TJPS itu adalah programnya Pemerintah Provinsi NTT. Dengan keseluruhan lahan di Malaka sebanyak 720 hektare.

Baca juga: PBSI Manggarai Timur Gelar Turnamen Bulu Tangkis Antar Perkumpulan, Perorangan dan Nomor Ganda 

"Di Kecamatan Kobalima, Wewiku, Malaka Barat, Weliman, Babotin Leobele dan  Sasitamean," beber Frans.

Hama ulat Grayak ini diakuinya setiap tahunnya ada.  Langkah yang harus diperhatikan petani adalah setelah tanam satu atau dua Minggu harus lakukan penyemprotan sehingga tidak ada serangan ulat Grayak pada tanaman jagung tersebut.

Karena, lanjut Frans, hama ulat Grayak ini kalau cuaca tidak baik seperti saat ini hama ulat Grayak berkembang sangat cepat. 

Untuk itu, peranan PPL sangat penting untuk memberi informasi kepada warga. 

Baca juga: Perlancar Arus Lalu Lintas Petugas Dinas Perhubungan Kupang Siaga, Arus Lalin Oesao Lancar

Ditanya lebih lanjut terkait dengan tenaga PPL itu pihaknya tidak bisa menjawab karena bukan bidangnya. Yang bisa memberikan komentar soal PPL adalah bidang penyuluhan itu sendiri. Sedangkan bidang penyuluhan tidak ada di Kantor setelah Pos Kupang mengeceknya.

Untuk lahan warga lain selain lahan pada program TJKP pihaknya akan melakukan survei dan akan melakukan pengendalian.

Sementara, Dua Desa di Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, terserang lagi hama ulat Grayak. 

Kedua desa itu antara lain; Desa Suai dan Desa Kletek yang tidak termasuk pada program TJKP.

Dan, warga Desa Suai, Yovita Abuk menjelaskan, hama ulat Grayak tersebut sudah dua bulan menyerang tanaman jagung miliknya. 

"Lahan saya hanya seluas lima puluh are," katanya singkat.

Serangan hama ulat Grayak ini belum dilakukan penyemprotan. Ia pasrah dan  membiarkan jagung miliknya terserang oleh hama tersebut.

"Bagaimana mau melakukan penyemprotan sedangkan ia mengaku tahun sebelumnya dilakukan penyemprotan namun tetap saja tanaman jagungnya rusak," ungkapnya.

Yovita Abuk, menyatakan, obat yang ia pakai sebelumnya untuk melakukan penyemprotan adalah pestisida. 

Warga Desa Suai lainnya, Karlus Seran menjelaskan, lahan miliknya yang ada di wilayah Desa Kletek terdapat satu hektare empat puluh are juga terserang hama ulat Grayak.

"Lahan milik saya itu adalah lahan baru. Namun hama ulat Grayak tersebut langsung menyerangnya hingga tumbuh kembangnya kerdil," jelasnya.

Dan, tindakan yang dilakukan adalah melakukan penyemprotan dengan pestisida tapi sama saja tidak tertolong dan ia pun pasrah dan membiarkan.

Untungnya, balik lahan milik saya ini dibalik pakai traktor pemerintah jadi semuanya gratis.

Saya, lanjut Karlus, berharap agar pemerintah bisa membantu untuk mengatasi hama ulat Grayak ini.

Penjabat Kepala Desa Kletek, BLasius Nahak melalui Ketua BPD Desa Kletek, Klemens Leki Mali membenarkan hal tersebut ketika dikonfirmasi Pos Kupang.

"Ia benar serangan hama ulat Grayak itu pada tiga dusun yaitu dusun Wefatuk, dusun Beidu dan dusun Rainain," terangnya.

Kemudian, Penjabat Desa Kletek, Blasius Nahak, meminta lewat Dinas Pertanian untuk bisa melihat hama ulat Grayak tersebut. 

"Supaya mendukung dan menyukseskan  program swasembada pangan," tuturnya.

Camat Malaka Tengah, Stefanus Klau Nahak, S.Pi ketika dikonfirmasi menjelaskan, pihak baru mendengar informasi tersebut. Untuk mengetahui lebih jelas pihaknya  akan menelpon setiap Penjabat Desa atau Desa Definitif pada 17 Desa di wilayah yang ia pimpin itu.

Tujuannya satu untuk mengetahui lebih pasti serangan hama ulat Grayak pada tanaman jagung milik warga. Kalau sudah ada laporan maka pihaknya akan menghubungi lagi Pos Kupang. (cr15)

Berita NTT lainnya:

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Malaka, Frans X. Nahak di ruang kerjanya di Desa Harekakae, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, NTT, Rabu 9 Februari 2022
Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian Malaka, Frans X. Nahak di ruang kerjanya di Desa Harekakae, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, NTT, Rabu 9 Februari 2022 (POS-KUPANG.COM/NOFRY LAKA)
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved