Berita Eknomi Bisnis Hari Ini

Manfaatkan Nira Lontar, Gladis Angela Raih Omzet Jutaan Rupiah Dari Usaha Kecap Malada

Gladis Angela warga Kelurahan Pasir Panjang, Kota Kupang berhasil mengais rezeki hingga jutaan rupiah dari usaha rumahan membuat Kecap Malada.

Penulis: Ray Rebon | Editor: Ferry Ndoen
POS-KUPANG.COM/RAY REBON
Gladis Angela, Pelaku usaha Kecap Malada di Kota Kupang. 

Reporter POS-KUPANG.COM, Ray Rebon

POS-KUPANG.COM - Gladis Angela warga Kelurahan Pasir Panjang, Kota Kupang berhasil mengais rezeki hingga jutaan rupiah dari usaha rumahan membuat Kecap Malada.

Kecap pada umumnya, masyarakat awam mengenal sebagai penyedap makanan yang bahan dasarnya terbuat dari kacang kedelai. 

Namun, Gladis Angela merubah persepsi warga masyarakat bahwa ternyata kecap hitam yang manis dan kental dapat dikelola tanpa bahan dasar kacang kedelai.

Kecap Malada hasil produksi dari Gladis, wanita asal Subaya ini memproduksi dengan berbahan dasar nira lontar dari Kabupaten Rote Ndao, NTT. 

Kecap manis Malada ini yang sedang digeluti Gladis warga Kelurahan Pasir Panjang, Kota Kupang ini sukses mengembangkan kecap yang berbahan dasar nira lontar tersebut dari ibu mertua.

Baca juga: Ini Kata  Warga Kota Kupang Terkait Dibangunya Taman di Kota Ini

Gladis mengisahkan bahwa kecap yang terbuat dari bahan dasar nira lontar ini merupakan resep turun temurun, namun Gladis merubahnya menjadi sebuah usaha rumahan yang mendatangkan keuntungan sekaligus dapat memperkenalkan produk lokal asal NTT ke luar daerah.

Gladis ditemui dikediamannya menceriterakan bahwa dirinya mendapat dan mengembangkan resep pembuatan kecap berbahan dasar nira lontar dan rempah-rempah alam tersebut dari mertuanya.

"Didikan orang dulu kalau bikin apa-apa pasti produksi sendiri terus pakai resep atau bumbu-bumbunya unggulan saat dicoba ternyata enak, maka saya bersama suami inisiatif untuk membuatnya", ungkap ibu satu anak ini. 

Dari situ, bersama dua saudaranya mulai mencoba pembuatan kecap pada tahun 2019 untuk kembangkan. 

Baca juga: Pemkot Kupang Akan Bangun Lagi 3 Taman, Simak Rincian Lokasinya

"Kita sudah memulai usaha ini 2,5 tahun yang lalu, jadi sebelum Covid-19 sudah usaha sampai saat ini tetap eksis", ujarnya. 

Dalam pembuatan kecap Malada, Gladis pun mulai memesan nira lontar yang dibeli dari keluarga di Rote Ndao. Selain itu, rempah-rempah seperti serai dan daun jeruk dibeli dari pasar.

"Bahan-bahan ini kemudian di Blender setelah dimasukkan kedalam air mendidih. Proses masaknya enam jam dengan api ukuran sedanng", ujarnya. 

Selama seminggu bisa diproduksi 3 kali dengan 1 kali produksi ada 20 pcs dengan berbagai ukuran. 

"Kita produksinya di Oebelo jika ada permintaan yang tinggi", ujar Gladis. 

Diakuinya, keunggulan dari kecap ini tanpa MSG, pewarna dan lainnya. Kecap ini asli  gula airnya dari Rote Ndao. Selain itu didominasi oleh rempah-rempah, jika ada yang bakar ikan maupun ayam warnanya lebih pekat. 

"100 persen tanpa ada campuran, cocok untuk kesehatan bagi masyarakat", kata dia. 

Kecap Malada ini sudah dipasarkan pada platform seperti Shopee dan diluar NTT.

"Di Kota Kupang produk ini sudah masuk di La Moringa dan Dekranasda, selain itu di Surabaya", ujarnya. 

Di Surabaya, pengiriman pertama ada 150 bungkus dengan ukuran 250 ml dan 500 ml. 

Diakuinya, untuk harga jual kecap ini masih standart di NTT sedangkan di luar NTT bisa dijual mahal. Untuk itu pendapatannya selama satu bulan bisa mencapai Rp15-20 juta rupiah.

"Contohnya 250 ml dijual Rp 9000-10.000 tetapi di Jawa harga bisa mencapai Rp18.000", sebutnya. 

Menurutnya, harga mahal ini karena orang-orang disana belum mengetahui kecap tanpa kedelai sehingga daya belinya tinggi walaupun dengan harga mahal. 

"Makanya produk ini di jual ke luar NTT karena banyak yang suka meski harganya mahal", ucapnya. 

Kedepannya, Ia mengatakan akan menjual untuk kemasan botol dilihat dari daya beli yang cukup tinggi. 

"Untuk botol akan segera dilaunching", tambahnya. (*)

Berita Kupang lainnya:

Gladis Angela, Pelaku usaha Kecap Malada di Kota Kupang.
Gladis Angela, Pelaku usaha Kecap Malada di Kota Kupang. (POS-KUPANG.COM/RAY REBON)
Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved