Berita Malaka Hari Ini

Kisah Pedagang Aka Bilan, Makanan Tradisional Khas Orang Malaka Hingga Hasilkan Dua Sarjana

Kisah Pedagang Aka Bilan Makanan Tradisional Khas Orang Malaka Hingga Hasilkan Dua Sarjana

Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/NOFRY LAKA
Ibu Blandina sedang berdagang di pasar tradisional Desa Wehali 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Nofri Laka

POS-KUPANG.COM, BETUN- Kisah seorang pedagang tradisional yang setiap hari menjual makanan khas orang malaka Aka Bilan (Sagu) yang dapat menyekolahkan dua orang anaknya menjadi Sarjana. 

Kisah Inspiratif itu datang dari seorang Ibu bernama Blandina. Ketika ditemui Pos Kupang Ibu Blandina menjelaskan bahwa Ia sudah menekuni Profesi sebagai pedagang makanan tradisional Aka Bilan (Sagu) ini semenjak tahun 1991 hingga saat ini.

"Menjalani hidup sebagai seorang pedagang yang menjual makanan tradisional khas orang malaka ini Aka Bilan (Sagu) sudah semenjak tahun 1991 dan saya anggap ini sebagai profesi saya" kisah Ibu Blandina ketika ditemui POS-KUPANG.COM di Pasar Tradisional di Desa Wehali Kecamatan Malaka Tengah,  Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, Sabtu 5 Februari 2022.

Setiap hari Sabtu, ibu Blandina berdagang aka bilan (sagu) dari pagi subuh sampai sore hari. Ibu Blandina menyatakan bahwa dengan berdagang makanan tradisional ini, ia dapat menafkahi kehidupan keluarga dan ia lebih bersyukur lagi karena dengan hidup berdagang makanan tradisional ini, Ibu Blandina dapat menyekolahkan kedua Anaknya hingga menjadi Sarjana.

"Saya dan suami saya sangat bersyukur karena melalui usaha berdagang makanan tradisional aka bilan (sagu) ini dan juga suami saya yang berprofesi sebagai nelayan, kami bisa menyekolahkan kedua anak kami hingga mendapat gelar Sarjana. Ini merupakan sebuah berkat dan juga usaha dan perjuangan keras kami" cerita Ibu Blandina dengan mata yang berkaca-kaca karena rasa bersyukur yang mendalam. 

Kedua anak Ibu Blandina itu bernama Densi dan Yanto. Keduanya sudah menyelesaikan studi di Jawa.

Ibu Blandina menyatakan, bahwa setiap hari Sabtu, dari pagi sampai malam ia bisa mendapat penghasilan kurang lebih Rp  200.000 atau Rp 250.000. 

"Saya menjual Aka bilan dengan harga empat lempeng Rp 5.000. Dalam satu hari saya bisa menjualnya sampai 40 atau 45 lempeng sehingga biasanya saya memperoleh kurang lebih Rp. 200.000 atau Rp. 250.000." Jelas Ibu Blandina

Dengan penghasilan seperti ini Ibu Blandina bersama suami bisa menyekolahkan kedua anaknya sampai menempuh pendidikan Sarjana dan juga untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga setiap hari. 

"Dengan penghasilan seperti ini saya dan suami saya berkomitmen untuk dapat menyekolahkan kedua anak kami hingga menempuh pendidikan Sarjana" tambah Ibu Blandina

Ibu Blandina juga mengaku lagi makanan Akar Bilan adalah makanan tradisional orang malaka dan sejak zaman nenek moyang sudah menjadikan makanan ini sebagai makanan untuk mencari nafkah.

Akar bilan juga merupakan makanan khas orang malaka yang dibuat dari bahan dasar sagu yang diambil dari isi batangnya kemudian diiris, dijemur hingga kering, ditumpuk jadi halus lalu diolah menjadi bahan pembuatan makanan tradisional menjadi Akar Bilan. 

Masih Blandina,  bahwa kedua anaknya tidak menuntut uang semasa kuliah mereka.  "Saya biasanya mengirim uang kepada kedua anak saya di Jawa per bulan Rp 500.00. Dengan kiriman sebesar  itu mereka biasanya memakainya sampai akhir bulan," Jelas Blandina

Tetapi terkadang Blandina mengirimnya terlambat sebab dagangan akar bilan tidak laku atau tidak terjual sesuai pendapatan biasanya," lanjut Blandina.

Blandina juga mengisahkan hidup kedua anaknya yang menjalankan hidup selama perkuliahan di Jawa dimana kedua anaknya harus mengalami hidup yang selalu serba bayar seperti untuk air mandi, air untuk masak dan harga barang-barang sembako untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap hari juga ada yang mahal.

"Saya selalu berpesan kepada kedua anak saya di Jawa untuk selalu berusaha dan berjuang dalam kuliahnya untuk uang kuliah dan uang hidup sehari-hari saya dan suami saya memenuhi meskipun terkadang terlambat. Blandina juga memberi motivasi untuk selalu bersyukur dalam situasi apa pun dan jangan terlalu larut dalam pengeluhan" Nasehat Blandina sewaktu masih kuliah di Jawa.

Dan akhirnya kedua anak Ibu Blandina bisa menyelesaikan kuliah dengan baik dan berhasil. (*)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved