Berita Nasional

Mulanya PPP, Kini PAN & NasDem Dikabarkan Antre Dekati Anies Baswedan, Begini Kata Pengamat Politik

Tiga partai politik ini kini antre dekati Anies Baswedan. Tujuannya mendorong Anies maju jadi capres pada Pilpres 2024 mendatang. Benarkah? Simak ini.

Editor: Frans Krowin
ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan acungkan jempol 

POS-KUPANG.COM - Meski jelang lengser ke prabon, Gubernur Anies Baswedan sepertinya makin diminati para politisi.

Bahkan orang nomor satu di DKI Jakarta tersebut semakin digandrungi oleh hampir semua kalangan.

Bahkan partai-partai politik kini mulai antre untuk mendekati Anies Baswedan.

Tiga di antaranya, adalah Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Nasional Demokrat (NasDem).

Terbetik kabar bahwa tiga parpol ini terus bergerilya di sekitar Anies untuk mendongkrak elektabilitasnya menuju Pilpres 2024.

Faktanya, belakangan ini popularitas Anies Baswedan terus meningkat menyaingi tokoh nasional lainnya, seperti Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto dan lainnya.

Trend politik inilah yang mengompori Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa, Tony Rosyid untuk mengemukakan pandangannya tentang dinamika politik di Tanah Air.

Baca juga: Safari Politik Anies Baswedan Jelang Pilpres 2024, Gubernur Jakarta Dilirik PPP dan PAN?

Tony Rosyid mengatakan, peluang Anies menjadi pemimpin Republik Indonesia semakin besar.

Ini terlihat dari konsolidasi para relawan, termasuk parpol yang semakin marak di berbagai daerah.

“Euforia penyambutan Anies di berbagai event sebagai bentuk nyata keberhasilan konsolidasi itu," kata Tony Rosyid

"Ini boleh saja diklaim bahwa rakyat menghendaki Anies jadi presiden,” tandas Tony berdasarkan keterangannya pada Selasa 1 Februari 2022.

Tony mengatakan, suasana ini mirip dengan era mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada tahun 2004 dan Presiden RI Joko Widodo pada 2014 lalu.

Suasana macam ini, kata dia, tidak bisa direkayasa, apalagi dibendung.

“Ini natural datang dari rakyat yang bersemangat untuk menjadikan Anies presiden 2024. Situasi ini linier dengan hasil survei di mana elektabilitas Anies terus naik. Trend politik nampaknya sedang berpihak ke Anies Baswedan, cucu AR Baswedan, salah satu pahlawan Indonesia itu,” katanya.

Menurut Tony, kondisi ini akan terus dibaca oleh parpol dan para pemodal yang kian merapat.

Baca juga: Masih Kader PDIP, PKS Dekati Ganjar Pranowo untuk Diusung di Pilpres 2024, Bagaimana Anies Baswedan?

Misalnya, dukungan Amran Sulaiman, mantan Menteri Pertanian RI sekaligus pengusaha kaya asal Sulawesi.

Pertemuan mereka di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu 22 Januari 2022 sore secara tertutup itu memperkuat kesimpulan adanya peluang besar Anies nyapres.

Hal yang sama juga pernah dilakukan Amran Sulaiman kepada Jokowi pada tahun 2014 lalu.

“Jika Nasdem selalu mengirim pesan dukungan ke Anies, dan perayaan Harlah PPP di DPW-DPW terus menghadirkan Anies, juga pernyataan Ketum PAN (Zulkifli Hasan) belum lama ini tentang Anies Presiden, boleh dibilang sebagai bukti adanya kesadaran bahwa Anies memang memiliki peluang besar untuk memimpin Indonesia 2024,” jelasnya.

Wawancara Eksklusif Anies Baswedan soal Formula E:

Dia mengakui, saat ini memang tidak semua parpol dan pengusaha yang menunjukkan dukungan terang-terangan ke Anies Baswedan.

Dukungan senyap dari parpol, pengusaha dan tokoh-tokoh ini, tentu punya alasan tersendiri untuk tidak diekspos ke media.

“Kesimpulannya bahwa semakin calon itu kuat, maka akan semakin banyak yang merapat. Ini ‘sunnatullah’ dalam dunia politik, dan Anies nampaknya sedang mendapat anugerah ini. Hal ini sekaligus akan dapat menambah energi dan semangat para relawan untuk,” ungkapnya.

Berdasarkan analisisnya, ada dua macam pendukung yakni pendukung emosional dan rasional.

Baca juga: Nama Ahok Bersanding dengan Anies Baswedan dan Risma, Survei Elektabilitas Pilkada DKI Jakarta 2024

Untuk pendukung emosional biasa disebut sebagai pendukung fanatik, sehingga sudut pandangnya sulit dibelokkan untuk pindah ke pilihan lain.

“Banyak faktor yang membuat para pemilih jatuh hati, dan keukueh memilih calon itu. Mungkin melihat performanya menarik, cara bicaranya lembut, apa adanya dan tidak banyak drama, tidak marah ketika dihujat dan dicaci maki,” imbuhnya.

Kemudian pendukung rasional yang jumlahnya dianggap kalah banyak dengan pemilih emosional.

Meski minoritas, para pemilih rasional punya pengaruh besar karena mereka kaum otak cerdas yang mengerti bagaimana bicara, menciptakan opini dan memengaruhi orang lain.

“Nah, kita bisa saksikan para penulis dan kaum akademisi yang terus menerus menyuarakan Anies Baswedan for presiden di ruang publik. Mungkin hanya puluhan hingga ratusan jumlah orangnya, tapi kahadirannya luar biasa dalam mempengaruhi para pemilih Indonesia yang emosional tersebut. Para pemilih rasional dan emosional bertemu di sini,” katanya.

Tony melanjutkan, untuk pemilih rasional juga terdapat dua kategori, yaitu pemilih yang idealis dan pragmatis.

Para pemilih idealis ini adalah orang-orang yang berpikir kritis dan selalu melihat rekam jejak sang calon pemimpin.

Kedua, pemilih rasional yang pragmatis. Mereka hanya akan bergabung dengan calon yang diprediksi peluang menangnya lebih besar, seperti pimpinan partai dan pemilik modal.

“Bagi mereka, integritas dan kapasitas bukan yang utama, yang penting itu adalah kemenangan. Kalau calon yang mereka usung menang, jatah menteri untuk partainya jelas,” ucapnya.

Baca juga: Ucap Selamat Imlek, Anies Baswedan Malah Disebut Radikal Bahkan Background Videonya Disorot, Kenapa?

“Mereka juga akan ikut menikmati kekuasaan. Bagi para pemodal, bisnisnya aman, bahkan bisa berkembang karena adanya akses ke kekuasaan. Namanya juga bergabung dengan pemenang,” tambahnya.

Safari Indonesia

Diberitakan sebelumnya, Anies Baswedan berencana keliling Indonesia usai mengemban amanah sebagai Gubernur DKI Jakarta selama lima tahun.

Namun Anies tak menjelaskan detil maksud dan tujuan safari di Indonesia, apakah terkait Pilpres 2024 mendatang atau hanya sekadar liburan.

Diketahui, masa jabatan Anies sebagai Kepala Daerah di Ibu Kota akan berakhir pada 16 Oktober 2022 mendatang.

Setelah itu, Anies merasa menjadi orang bebas atau tidak terikat kontrak kerja dengan instansi pemerintahan.

“Sambil orang bebas, saya menikmati keliling kemana-mana. Kalau kemarin (2017-2022) kan jadi tahanan kota lima tahun (jadi Gubernur). Jadi, habis itu kalau sudah (jadi Gubernur) saya keliling saja ke mana-mana di Indonesia,” ujar Anies yang dikutip dari YouTube PAN TV pada Kamis 7 Oktober 2021.

Baca juga: PDI-P Bandingkan Kinerja Anies Baswedan Dibandingkan dengan Ahok Saat Masih Jadi Gubernur Jakarta

Anies berharap, tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta dapat diselesaikan dengan baik pada Oktober 2022 mendatang. Dengan begitu, semua orang percaya pada kepemimpinnnya yang diperoleh dari hasil demokrasi.

“Karena saya ini calon gubernur yang tidak sengaja jadi calon. Saya tidak pernah membayangkan bahwa akan menjadi calon Gubernur Jakarta,” katanya. (*)

Artikel ini telah tayang dengan judul: Jelang Lengser dari Gubernur, 3 Parpol Siap Kawal Anies Baswedan Menuju Pilpres 2024

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved