Berita Nasional
Mulanya PPP, Kini PAN & NasDem Dikabarkan Antre Dekati Anies Baswedan, Begini Kata Pengamat Politik
Tiga partai politik ini kini antre dekati Anies Baswedan. Tujuannya mendorong Anies maju jadi capres pada Pilpres 2024 mendatang. Benarkah? Simak ini.
Misalnya, dukungan Amran Sulaiman, mantan Menteri Pertanian RI sekaligus pengusaha kaya asal Sulawesi.
Pertemuan mereka di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu 22 Januari 2022 sore secara tertutup itu memperkuat kesimpulan adanya peluang besar Anies nyapres.
Hal yang sama juga pernah dilakukan Amran Sulaiman kepada Jokowi pada tahun 2014 lalu.
“Jika Nasdem selalu mengirim pesan dukungan ke Anies, dan perayaan Harlah PPP di DPW-DPW terus menghadirkan Anies, juga pernyataan Ketum PAN (Zulkifli Hasan) belum lama ini tentang Anies Presiden, boleh dibilang sebagai bukti adanya kesadaran bahwa Anies memang memiliki peluang besar untuk memimpin Indonesia 2024,” jelasnya.
Wawancara Eksklusif Anies Baswedan soal Formula E:
Dia mengakui, saat ini memang tidak semua parpol dan pengusaha yang menunjukkan dukungan terang-terangan ke Anies Baswedan.
Dukungan senyap dari parpol, pengusaha dan tokoh-tokoh ini, tentu punya alasan tersendiri untuk tidak diekspos ke media.
“Kesimpulannya bahwa semakin calon itu kuat, maka akan semakin banyak yang merapat. Ini ‘sunnatullah’ dalam dunia politik, dan Anies nampaknya sedang mendapat anugerah ini. Hal ini sekaligus akan dapat menambah energi dan semangat para relawan untuk,” ungkapnya.
Berdasarkan analisisnya, ada dua macam pendukung yakni pendukung emosional dan rasional.
Baca juga: Nama Ahok Bersanding dengan Anies Baswedan dan Risma, Survei Elektabilitas Pilkada DKI Jakarta 2024
Untuk pendukung emosional biasa disebut sebagai pendukung fanatik, sehingga sudut pandangnya sulit dibelokkan untuk pindah ke pilihan lain.
“Banyak faktor yang membuat para pemilih jatuh hati, dan keukueh memilih calon itu. Mungkin melihat performanya menarik, cara bicaranya lembut, apa adanya dan tidak banyak drama, tidak marah ketika dihujat dan dicaci maki,” imbuhnya.
Kemudian pendukung rasional yang jumlahnya dianggap kalah banyak dengan pemilih emosional.
Meski minoritas, para pemilih rasional punya pengaruh besar karena mereka kaum otak cerdas yang mengerti bagaimana bicara, menciptakan opini dan memengaruhi orang lain.
“Nah, kita bisa saksikan para penulis dan kaum akademisi yang terus menerus menyuarakan Anies Baswedan for presiden di ruang publik. Mungkin hanya puluhan hingga ratusan jumlah orangnya, tapi kahadirannya luar biasa dalam mempengaruhi para pemilih Indonesia yang emosional tersebut. Para pemilih rasional dan emosional bertemu di sini,” katanya.
Tony melanjutkan, untuk pemilih rasional juga terdapat dua kategori, yaitu pemilih yang idealis dan pragmatis.