Liga 1
Serangan Dibangun Bergelombang, Jakmania Puas Gerakan Makan Konate saat Persija Kalahkan Persita
Litbang PP The Jakmania memberi penilaian terkait kinerja gelandang serang anyar Persija Jakarta, Makan Konate.
Pelatih Persija Jakarta, Sudirman mampu membawa perubahan permain di klub yang diasuhnya. (persija.id)
Gelandang berusia 30 tahun tersebut dinilai memiliki kualitas yang sangat baik dan harus dioptimalkan oleh Persija.
"Kualitas Konate di tengah itu sebenarnya bagus, tinggal bagaimana Persija bisa memanfaatkan Konate dengan komposisi yang ada. Di mana Persija bisa mencocokkan Konate misal dengan Simic, Riko, atau bahkan Osvaldo," ucapnya.
Jakmania sendiri bersyukur Persija Jakarta bisa meraih kemenangan atas Persita Tangerang.
Kemenangan tersebut patut disyukuri lantaran Macan Kemayoran yang terus digempur, berhasil keluar sebagai pemenang dengan skor 2-1.

"Kemarin lawan Persita bisa dapat tiga poin walaupun secara permainan Persita bisa bikin peluang lebih banyak. Tapi alhamdulilah Persija walau sedikit peluang bisa dimanfaatkan untuk mencetak dua gol," tutur Fayyadh.
Berdasarkan pengamatan Litbang PP The Jakmania, penampilan Persija yang kini dinahkodai oleh Sudirman belum ideal.
Itu karena peluang yang diperoleh Persija di laga tersebut tidak sebanyak yang dimiliki oleh Pendekar Cisadane.
"Overall secara permainan Persija belum ideal, karena di laga kemarin masih didominasi sama Persita," ujar Fayyadh.
Statistik hasil pertandingan dapat menjadi rujukan untuk menggambarkan apa yang dilihat Litbang PP The Jakmania.
Di mana Persija yang unggul penguasaan bola 52 persen berbanding 48 persen, hanya mampu menghasilkan tiga shot on target.
Sementara Persita justru berhasil menciptakan 16 tendangan yang mana delapan di antaranya on target.
Menurut Litbang PP The Jakmania gawang Persija dibombardir Persita karena kurang aktifnya pemain tengah Macan Kemayoran dalam menjemput bola.
Padahal tak jarang pemain bertahan Macan Kemayoran seperti Otavio Dutra, Maman Abdurahman, atau bahkan Ilham Rio Fahmi, inisiatif mendribble bola untuk membantu membangun serangan.
"Namun ketika sampai ke area tengah, seringkali hilang bola karena mereka tidak pernah punya opsi (untuk mengoper). Tidak ada yang misalkan inisiatif minta atau jemput bola. Akhirnya hilang bola," papar Fayyadh .