Timor Leste
Inilah 7 Gunung di Timor Leste Bumi Lorosae dengan Ketinggian Lebih Dari 2.000 Meter
Dari prospektif topografis, wilayah Timor-Timur sebagian besar terdiri dari daerah-daerah pegunungan yang membentang dari timur ke barat.
Penulis: Maria Enotoda | Editor: maria anitoda
POS-KUPANG.COM- Timor Leste yang sebelum merdeka bernama Timor Timur, adalah sebuah negara pulau di Asia Tenggara.
Negara ini berada di sebelah utara Australia dan bagian timur pulau Timor.
Selain itu wilayah negara ini juga meliputi pulau Kambing atau Atauro, Jaco, dan eksklave Oe-Cusse Ambeno di Timor Barat.
Timor Leste beriklim tropis dan umumnya panas dan lembab.
Terdapat dua musim yaitu musim panas dan musim hujan.
Jika musim hujan, hujan yang turun akan sangat deras, dan jika kemarau, akan sangat jarang turun hujan.
Dari prospektif topografis, wilayah Timor-Timur sebagian besar terdiri dari daerah-daerah pegunungan yang membentang dari timur ke barat.
Bentangan-bentangan pegunungan ini ada kalanya terputus, sehingga membentuk lembah-lembah serta jurang-jurang yang curam dan amat dalam.
Kemudian, ditengah-tengahnya mengalir sungai-sungai kecil yang sangat mempersulit transportasi.
Tanahnya amat banyak mengandung kapur, karang, tanah liat yang pekat, dan pasir serta cuma sedikit yang tergolong tipe tanah vulkanik.
Di Timor-Timur, terdapat 7 buah gunung yang ketinggiannya lebih dari 2.000 meter.
Di Kabupaten Ainaro, terdapat Gunung Tatamailau (2.495 m), dan Gunung Usululi (2.620 m).
Timor Leste tidak memiliki budaya resmi, budaya masyarakat Timor Leste bergantung dengan budaya Timor Timur, yaitu campuran suku dengan Indonesia, salah satunya adalah Suku Marobo.
Selain itu, budaya Timor Leste juga dipengaruhi bangsa Portugis.
Suku Marobo adalah suku yang bertempat tinggal di beberapa desa di Bobonaro, kota Maliana, Timor Leste, khususnya desa Ilatlaun, Atuaben, dan Soileso.
Pada 1990 diketahui bahwa jumlah populasinya sekitar 3.000 jiwa. Suku Marobo masih mempunyai tali saudara dengan suku Kemak dan menggunakan bahasa Kemak, sehingga sering juga disebut orang Kemak Marobo.
Selain bahasa Kemak, suku Marobo juga menggunakan bahasa lain, yaitu bahasa Bunak atau Tenun Terik sebagai lingua franca untuk berkomunikasi dengan bangsa lain yang ada di sekitarnya.
Jenis bahasa mereka adalah jenis bahasa orang laut yang terancam punah, bersamaan dengan bahasa-bahasa milik suku bangsa Punan, Asmat, Mentawai, dan Sakai.
Seorang antropolog Prancis bernama Brigitte Clamagirand pernah menetap di pemukiman suku Marobo. Ia membuat dokumentasi yang menggambarkan masyarakat Marobo mempunyai keahlian di seni tenun.
Suku Marobo memang terkenal atas tenun (atau 'tais', sebuah jenis tenun Timor Leste). (*)