Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik, Rabu 26 Januari 2022: Keberlanjutan Pelayanan dan Rekan Seperjalanan

Semoga hidup dan pelayanan pastoral Timotius dan Titus mengispirasi perjalanan pelayanan kita, meneguhkan persaudaraan dan komunikasi inklusif

Editor: Agustinus Sape
Dok Maxi Un Bria
RD Florens Maxi Un Bria dengan latar belakang menara Pizza Italia. 

Renungan Harian Katolik, Rabu 26 Januari 2022, Pesta Santo Timotius dan Titus, Uskup: Keberlanjutan Pelayanan dan Rekan Seperjalanan (Lukas 10 :1-9)

Oleh: RD. Maxi Un Bria

POS-KUPANG.COM - Santo Paulus Rasul tidak melayani sendirian. Ia sudah berpikir tentang keberlanjutan pelayanan Injil dan agen-agen terbaik yang siap sedia mengabdikan diri bagi Tuhan dan sesama.

Timotius dan Titus menjadi teman seperjalanan Paulus dalam misi perjalanan ke Asia kecil dan perjalanan ke Yerusalem untuk menghadiri konsili yang pertama (48-50 Masehi).

Timotius yang cerdas, berbakat dan rendah hati selalu belajar dari Paulus.

Dikatakan bahwa Timotius semenjak masa mudanya sudah mengenal Kitab Suci agama Yahudi dari Ibunya Eunike.

Bahkan Kitab Suci menjadi bacaan utamanya (Schneiders,2011: 46).

Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 24 Januari 2022: Bersatu dengan Allah

Talenta dan semangat kerasulan sudah dimiliki Timotius sehingga mudah ditempa menjadi saksi Kristus dan pelayan Injil.

Tentang Timotius, Rasul Paulus menulis, “Karena tidak ada seorang padaku yang sehati dan sepikir dengan dia dan yang bersungguh-sungguh memperhatikan kepentingan Kristus Yesus. Kamu tahu bahwa kesetiaannya telah teruji, dan bahwa ia telah menolong aku dalam pelayanan Injil, sama seperti seorang anak menolong bapaknya. Dialah yang kuharap untuk kukirimkan dengan segera, sesudah jelas bagaimana perkaraku…” ( ( Fil 2 : 20-23 ).

Timotius dipersiapkan Rasul Paulus untuk melanjutkan pelayanan Injil kepada bangsa-bangsa lain. Selain Timotius, Paulus juga memilih Titus yang berasal dari Antiokia di Asia kecil untuk menjadi teman seperjalanannya.

Rasul Paulus belajar dari Yesus Kristus Guru Agung yang memilih beberapa orang menjadi murid dan teman seperjalanan. Ia sadar dan memiliki visi akan keberlanjutan pelayanan.

Karena itu mempunyai rekan seperjalanan yang bisa sehati dan sepikir, saling memahami keunikan dan karagaman talenta, serta yang mampu bersinergi dalam mengejawantahkan amanat agung Yesus Kristus. “Pergilah ke seluruh dunia dan wartakanlah Injil kepada segala makhluk “ merupakan anugerah termahal dalam ziarah pewartaan dan pastoral.

Baca juga: Renungan Harian Katolik, Selasa 25 Januari 2022: Tiada Yang Mustahil Bagi Tuhan

Perbedaan pendapat dan masalah komunikasi tentu selalu ada dalam perjalanan bersama. Namun semua itu dapat diolah menjadi kekuatan bersama dalam memajukan persaudaraan dan misi pelayanan di dunia.

Di atas semuanya, Gereja juga berdoa dan menciptakan kondisi bagi pertumbuhan panggilan menjadi imam, bruder, katekis dan rasul-rasul awam yang siap mendedikasikan diri bagi kemajuan iman umat dan pewartaan kabar gembira Injil.

Yesus mengutus para murid untuk berjalan berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.

Para murid, selain mempersiapakan diri, juga mempersiapkan umat agar dapat menerima kunjungan dan ajaran Yesus dengan sukacita.

Berjalan berdua-dua dan berjalan bersama membutuhkan kompetensi untuk berkomunikasi, saling mendengarkan dan bersinergi menggerakkan segala talenta demi memajukan pewartaan dan pelayanan yang efektif.

Segala hal yang tampaknya menarik, namun menghalangi tugas perutusan, sedapat mungkin diabaikan.

Baca juga: Renungan Harian Katolik 25 Januari 2022, Pesta Pertobatan Santo Paulus, Rasul: Indah Rencana Tuhan!

Semoga hidup dan pelayanan pastoral Timotius dan Titus mengispirasi perjalanan pelayanan kita, meneguhkan persaudaraan dan komunikasi inklusif yang menegaskan sukacita Injil di tengah dunia.*

Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 26 Januari 2022:

Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab.
Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab. (POS-KUPANG.COM/AGUSTINUS SAPE)

Bacaan Pertama: 2 Timotius 1:1-8

"Aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas."

Dari Paulus, rasul Kristus Yesus oleh kehendak Allah untuk memberitakan janji tentang hidup dalam Kristus Yesus, kepada Timotius, anakku yang kekasih: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus,

Tuhan kita, menyertai engkau. Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku.

Dan selalu aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam.

Dan apabila aku terkenang akan air matamu yang kaucurahkan, aku ingin melihat engkau kembali supaya penuhlah kesukaanku.

Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.

Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.

Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.

Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mzm 96:1-2a.2b-3.7-8.9-10a.c

Refrein: Aku wartakan karya agung-Mu, Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan

1. Nyanyikanlah lagu baru bagi Tuhan, menyanyilah bagi Tuhan, ya seluruh bumi! Menyanyilah bagi Tuhan, pujilah nama-Nya.

2. Kabarkanlah dari ke hari keselamatan yang datang dari pada-Nya. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa, di antara segala suku.

3. Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya.

4. Sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai seluruh bumi! Katakanlah di antara bangsa-bangsa, "Tuhan itu Raja! Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran."

Bait Pengantar Injil: Alleluya

Refrein: Alleluya

Benih itu melambangkan sabda Allah, penaburnya ialah Kristus. Semua orang yang menemukan Kristus akan hidup selamanya.

Bacaan Injil: Markus 4:1-20

"Seorang penabur keluar untuk menabur."

Pada suatu hari Yesus mengajar di tepi danau Galilea.

Maka datanglah orang yang sangat besar jumlahnya mengerumuni Dia, sehingga Ia terpaksa naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh, lalu duduk di situ, sedangkan semua orang banyak itu ada di darat, di tepi danau itu.

Dan Yesus mengajarkan banyak hal kepada mereka dalam bentuk perumpamaan.

Dalam ajaran-Nya itu Yesus berkata kepada mereka, "Dengarlah! Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.

Pada waktu ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan memakannya sampai habis.

Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang tidak banyak tanahnya, lalu benih itu pun segera tumbuh, karena tanahnya tipis.

Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai mati, sehingga benih itu tidak berbuah.

Dan sebagian jatuh di tanah yang baik, lalu tumbuh dengan subur dan berbuah; hasilnya ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang seratus kali lipat".

Dan Yesus bersabda lagi, "Siapa mempunyai telinga untuk mendengar, hendaklah ia mendengar!" Ketika Yesus sendirian, pengikut-pengikut-Nya dan kedua belas murid menanyakan arti perumpamaan itu.

Jawab-Nya, "Kepadamu telah diberikan rahasia Kerajaan Allah, tetapi kepada orang-orang luar segala sesuatu disampaikan dalam perumpamaan, supaya: Sekalipun melihat, mereka tidak menangkap, sekalipun mendengar, mereka tidak mengerti, biar mereka jangan berbalik dan mendapat ampun".

Lalu Yesus berkata kepada mereka, "Tidakkah kamu mengerti perumpamaan ini? Kalau demikian bagaimana kamu dapat memahami semua perumpamaan yang lain?

Penabur itu menaburkan sabda. Orang-orang yang di pinggir jalan, tempat sabda itu ditaburkan, ialah mereka yang mendengar sabda, lalu datanglah iblis dan mengambil sabda yang baru ditaburkan di dalam mereka.

Demikian juga yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu, ialah orang-orang yang mendengar sabda itu dan segera menerimanya dengan gembira, tetapi sabda itu tidak berakar dan tahan sebentar saja.

Apabila kemudian datang penindasan atau penganiayaan karena sabda itu, mereka segera murtad.

Dan yang lain, yang ditaburkan di tengah semak duri, ialah yang mendengar sabda itu, tetapi sabda itu lalu dihimpit oleh kekuatiran dunia, tipu daya kekayaan dan keinginan-keinginan akan hal yang lain sehingga sabda itu tidak berbuah.

Dan akhirnya yang ditaburkan di tanah yang baik, ialah orang yang mendengar dan menyambut sabda itu lalu berbuah, ada yang tiga puluh kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, dan ada yang seratus kali lipat".

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved