KKB Papua
KKB Papua Sebut Operasi Damai Cartenz Taktik Busuk TNI & Polri, Siaga 1 Siap Berperang
Ya, pemerintah menugaskan ribuan pasukan Polri dan TNI selama setahun menjalanakan misi di tanah Papua.
POS-KUPANG.COM, PAPUA - Meski Satgas Nemangkawi telah digantikan Operasi Damai Cartenz, Kelompok Kriminal Bersenjata alias KKB Papua menganggap hal itu hanya taktik busuk TNI dan Polri.
Bagi mereka Operasi Damai Cartenz tak ada bedanya dengan Satgas Nemangkawi yang telah resmi dibubarkan pemerintah Indonesia.
Ya, pemerintah menugaskan ribuan pasukan Polri dan TNI selama setahun menjalanakan misi di tanah Papua.
Total, ada 1.925 personel yang akan bertugas di satuan tersebut.
Baca juga: Sosok Ini Gencar Buru KKB Papua, Kini Dapat Jabatan Lebih Mentereng
Anggota Polri berjumlah 1.824 dalam Satgas Operasi Damai Cartenz.
Terdiri dari 528 personel Polda Papua, ditambah backup Mabes Polri berjumlah 1.296 personel.
Sementara prajurit TNI sebanyak 101 dalam Satgas tersebut.
Diketahui, sebelumnya upaya mengatasi KKB Papua dijalankan oleh Satgas Nemangkawi.
Kontak senjata dengan KKB Papua kerap terjadi dan menimbulkan korban jiwa dari kedua belah pihak.
Ya, Polri memastikan pendekatan yang dilakukan dalam Operasi Damai Cartenz berbeda dengan Satgas Nemangkawi.
Meski demikian, KKB Papua tak mau percaya dengan yang disampaikan Polri.
Dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel berjudul Operasi Damai Cartenz Resmi Mulai Beroperasi Gantikan Satgas Pengejar KKB Papua, Operasi Damai Cartenz telah resmi beroperasi sejak 17 Januari 2022.
Satuan tugas (Satgas) itu akan mulai beroperasi hingga setahun ke depan.
Baca juga: KKB Papua Kembali Tembak Prajurit TNI, 1 Gugur 3 Alami Luka Berat, Begini Kronologinya
Diketahui, Operasi Damai Cartenz merupakan satuan tugas (Satgas) yang mengganti Satgas Operasi Nemangkawi.
Satuan itu sebelumnya untuk melakukan penegakan hukum untuk Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
"Terkait dengan pola kerja operasi damai Cartenz. Kami sampaikan bahwa operasi Damai Cartenz 2022 dilaksanakan terhitung mulai tanggal 17 Januari sampai dengan 31 Desember 2022," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (18/1/2022).
Ramadhan menuturkan Operasi Damai Cartenz nantinya akan ditangani oleh personel gabungan TNI-Polri.
Total, ada 1.925 personel yang akan bertugas di satuan tersebut.
"Dilaksanakan oleh Polda Papua yang dibackup oleh Mabes Polri dan TNI dengan jumlah personel yang terlibat sebanyak 1.925 personel.
Rinciannya 1.925 personel itu Polri berjumlah 1.824 dan TNI sebanyak 101.
Sedangkan rincian jumlah anggota Polri 1.824 Polda Papua 528 personel.
Sedangkan backup Mabes Polri berjumlah 1.296 personel," jelas Ramadhan.
Lebih lanjut, Ramadhan menuturkan Operasi Damai Cartenz nantinya melakukan pola pendekatan yang berbeda dengan Satgas Nemangkawi.
Nantinya, mereka akan bekerja sama dengan tokoh agama hingga tokoh adat.
"Operasi Damai Cartenz dilaksanakan dalam rangka memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat. Adalah fungsi preemtif dan preventif yang bersifat terbuka dan tertutup.
Dengan meningkatkan peran serta tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat untuk memberikan imbauan agar menciptakan stabilitas kamtibmas.
Guna terlaksananya agenda kegiatan lokal dan nasional di Papua," terang dia.
Ramadhan menjelaskan nantinya Operasi Damai Cartenz juga memberikan pelatihan-pelatihan untuk masyarakat Papua.
"Kemudian juga Satgas tersebut memberikan pelatihan pelatihan seperti pertanian, perikanan, serta pendidikan.
Atau belajar mengajar dan mempublikasikan kegiatan kegiatan positif dari rekan rekan Binmas," pungkas Ramadhan.
Respon KKB Papua
Tugas personel TNI - Polri yang tergabung dalam Satgas Nemangkawi akan segera berakhir.
Sebagai gantinya, TNI-Polri akan membentuk Operasi Damai Cartenz untuk menyelesaikan konflik di Papua.
Operasi Damai Cartenz memiliki fungsi dan pendekatan berbeda dengan Satgas Nemangkawi.
Salah satunya melakukan pembinaan terhadap masyarakat.
Menurut penjelasan Mabes Polri, Operasi Damai Cartenz akan lebih berfokus pada pembinaan untuk kesejahteraan masyarakat.
Namun hal tersebut rupanya tak disambut baik oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua.
Mereka merasa, tidak akan ada perbedaan pendekatan antara Satgas Nemangkawi dan Operasi Damai Cartenz.
Hal itu disampaikan juru bicara KNPB, Ones Suhuniap.
“Ini hanyalah taktik mengelabui sorotan publik,” kata Ones dalam pernyataan yang disebarkan di media sosial.
Lebih lanjut, Ones menyebut perubahan Satgas Nemangkawi menjadi Operasi Damai Cartenz hanyalah taktik pemerintah Indonesia yang tidak menyelesaikan konflik di Papua.
Menurut Ones, pemerintah Indonesia hanya berusaha menghindari penyelesaian dengan cara politik.
“Tentu saja taktik busuk Jakarta ini sudah diketahui bersama karena hanya mengulangi pola lama,” ujarnya.
Ones pun menyerukan perang melawan Operasi Damai Cartenz yang dibentuk untuk menggantikan Satgas Nemangkawi.
Ia menyebut, KNPB yang mendukung gerakan teroris KKB Papua tidak akan berhenti melawan sebelum Papua lepas dari Indonesia.
“Oleh sebab itu kami menyampaikan kepada rakyat luas agar berdiri bersama dalam barisan perlawanan melawan segelintir oligarki ini,” katanya.
KKB Papua Tetapkan Siaga 1 Siap Perang
Pernyataan siap berperang kembali disampaikan KKB Papua untuk melawan Pemerintah Indonesia.
Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom bahkan menyatakan saat ini KKB Papua telah berada dalam kondisi siaga 1.
Sebby Sambom menyebut semua anggota KKB Papua telah siap berperang melawan TNI-Polri.
“Karena ini adalah perang pembebasan nasional bangsa Papua yang akan dilaksanakan di seluruh tanah Papua,” kata Sebby Sambom melalui video yang ia bagikan di media sosial Facebook.
Dalam video yang dibagikan Sebby Sambom, terlihat beberapa anggota KKB Papua tengah melakukan upaya penyerangan.
Masing-masing anggota KKB Papua itu dibekali senjata api laras panjang.
Sebby Sambom pun menegaskan klaim KKB Papua yang mengaku telah menembak mati 5 prajurit TNI-Polri pada Senin (17/1/2022).
Selain itu, Sebby Sambom juga membenarkan KKB Papua telah melakukan aksi pembakaran terhadap gedung sekolah di Distrik Kiwirok, Pegunungan Bintang.
Rupanya aksi pembakaran itu dilakukan tak hanya untuk merusak fasilitas umum saja.
Tetapi juga sebagai pesan teror dan ancaman terhadap warga sipil.
KKB Papua memaksa warga sipil untuk ikut serta melawan Pemerintah Indonesia.
Mereka membakar sekolah agar warga tak lagi menjalankan program-program pemerintah, termasuk di bidang pendidikan.
“Alasannya sudah jelas yaitu sekarang bangsa Papua tinggalkan semua program pemerintah kolonial Republik Indonesia dan fokus hanya berjuang untuk Papua merdeka penuh,” pungkas Sebby Sambom. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunPalu.com dengan judul Anggap Operasi Damai Cartenz Taktik Busuk TNI dan Polri, KKB Papua Siaga 1 Siap Berperang