Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 17 Januari 2022: Fortiter in Re, Suaviter in Modo
Orang-orang dengan kehendak yang keras tentu baik, namun akan bermasalah dengan perihal ketaatan dan kerendahan hati.
Hidup tapa mengantar Antonius kepada suatu tingkatan hidup rohani tinggi dan membuatnya menjadi seorang pendoa yang ulung.
Banyak orang datang minta bimbingannya. Orang-orang inilah yang mendapat peneguhan iman yang mendalam, kemudian hari menjadi bibit awal pertapaan yang dirintisnya.
Sebagai seorang rahib, Antonius tidak saja memusatkan perhatiannya ke kontemplasi dan meditasi, tetapi juga kepada pembelaan iman terhadap kaum Arian.
Antonius meninggal dengan damai tahun 356.
Tuhan Yesus, tuntunlah kami agar setia berbakti kepada-Mu sebagai satu-satunya Jalan, Kebenaran dan Hidup.
Santo Antonius, Abas, doakanlah kami. Amin.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 17 Januari 2022:

Bacaan Pertama: 1 Samuel 15:16-23
"Mengamalkan sabda Tuhan lebih baik daripada kurban sembelihan. Maka Tuhan telah menolak engkau sebagai raja."
Setelah Raja Saul melanggar perintah Tuhan, Samuel berkata kepadanya, “Sudahlah! Aku akan memberitahukan kepadamu apa yang disabdakan Tuhan kepadaku tadi malam.”
Kata Saul kepadanya, “Katakanlah!”
Sesudah itu berkatalah Samuel, “Engkau ini kecil pada pemandanganmu sendiri! Meskipun demikian bukankah engkau telah menjadi kepala atas suku-suku Israel? Bukankah Tuhan telah mengurapi engkau menjadi raja atas Israel?
Bukankah Tuhan telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka?
Mengapa engkau tidak mendengarkan suara Tuhan? Mengapa engkau menjarah rayah dan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan?”
Lalu kata Saul kepada Samuel, “Aku memang mendengarakan suara Tuhan! Aku telah mengikuti apa yang disuruhkan Tuhan kepadaku. Aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek sendiri telah kutumpas. Tetapi rakyatlah yang mengambil dari jarahan itu: kambing domba dan lembu-lembu terbaik dari yang seharusnya ditumpas itu; maksudnya mau dipersembahkan kepada Tuhan, Allahmu, di Gilgal.”