Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Kamis 30 Desember 2021: Bersyukur

Mudah sekali bicara atau beri nasihat untuk bersyukur karena menerima sesuatu atau terpenuhinya harapan dari sesuatu yang diinginkan.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RD. Fransiskus Aliandu 

Renungan Harian Katolik Kamis 30 Desember 2021: Bersyukur (Lukas 2:36-40)

Oleh: RD. Fransiskus Aliandu

POS-KUPANG.COM - Mudah sekali bicara atau beri nasihat untuk bersyukur karena menerima sesuatu atau terpenuhinya harapan dari sesuatu yang diinginkan.

Terdengar sepenggal syair lagu grup band d'Masiv:

Syukuri apa yang ada

Hidup adalah anug'rah

Tetap jalani hidup ini

Melakukan yang terbaik.

Benar bahwa kita memang semestinya bersyukur atas apa yang kita terima. Pun kita syukuri apa yang ada karena itu adalah anugerah.

Dengan kalimat bersyukur, kita bisa paham bahwa hidup bukan hanya dijalani namun perlu dimaknai.

Tapi bagaimana bisa memaknai kalau kita pun harus bersyukur bila yang diterima justru bukan yang diharapkan. Bahkan harus tetap bersyukur walau yang dialami adalah sesuatu yang buruk?

Penginjil Lukas menulis kisah tentang Hana. Di dalamnya kita bisa menemukan makna dari yang namanya bersyukur itu.

Hana, seorang nabi perempuan. Ia seorang janda. Sesudah kawin, ia hanya hidup selama tujuh tahun bersama suaminya. Selanjutnya ia hidup sendirian hingga lanjut umurnya, delapan puluh empat tahun.

Ia tentu berada dalam kesedihan yang mendalam. Kesendirian dan kisah tragis pasti menggerogoti dan memupus harapannya. Hari-hari hidup yang dijalaninya pasti membosankan dan tak bergairah.

Bisalah dimengerti  kesedihan dapat membuat siapa pun menjadi keras, sedih, marah, bahkan memberontak. Kesedihan dapat melunturkan iman.

Tapi ternyata, tahun-tahun berlalu tanpa perasaan sedih dan harapannya tak tergoyahkan.

Kesedihan rupanya bisa menghidupkan harapan. Kesedihan dapat membuat orang menjadi lebih baik, lembut, dan simpatik. Kesedihan pun dapat memperkuat dan memperdalam iman.

Penginjil Lukas menulis tentang sang nabi perempuan itu. "Ia tak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa ... mengucap syukur kepada Allah."

Ia menghabiskan waktunya dalam rumah Allah. Selain menjalankan tugas, ia pun tak pernah berhenti beribadah. Ia tak henti-hentinya berdoa. Ia selalu berhubungan dengan Tuhan, sumber kekuatan. Di dalam dan bersama Tuhan, kelemahannya dibalikkan menjadi kekuatan.

Lebih dari itu, ia bisa bertemu dengan sang bayi Yesus dan bersyukur kepada Allah dan berbicara tentang bayi Yesus kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem dari kekelaman.

Kenapa Hana bisa tetap bersyukur walau berada dalam kesedihan dan kenestapaan hidupnya?

Mander, penulis Amerika, Dalam salah satu bab bukunya "Four Arguments for the Eliminations of Televisions", menulis,

"Kita berkembang menjadi seperti gambar-gambar yang ada dalam pikiran kita. Kita menjadi seperti yang kita lihat. Dan di Amerika sekarang ini, yang kebanyakan dari kita melihat adalah begitu banyak televisi."

Semua kejadian, peristiwa, pengalaman yang kita alami, menciptakan gambar-gambar dalam pikiran kita, yang tak hanya memengaruhi apa yang kita pikirkan, tetapi juga bagaimana kita mengalami diri kita sendiri dan memiliki gambaran tentang Tuhan.

Dus, semuanya tergantung pada bagaimana orang berpikir tentang Tuhan. Bila orang memandang Dia sebagai tirani, maka orang akan menolak-Nya. Bila orang memandang-Nya sebagai yang jauh dan terlepas dari dirinya, maka akan putus harapan.

Tapi bila orang memandang-Nya sebagai Bapa, maka tetap ada harapan. Tahun-tahun berlalu tidak akan memadamkan pengharapan.

"Harapan melihat yang tak terlihat, merasakan yang tak berwujud, dan menerima segala yang tak mungkin" (Peribahasa China).

Dengan begitu, kita bisa memaknai bersyukur itu sebagai sebuah penggambaran.

Ketika kita bersyukur, kita menghadapkan diri ke hadirat Allah dengan pengalaman konkret yang kita alami. Dan kita menggambarkan Allah dengan berbagai cara: sebagai Bapa yang penuh kasih, ibu yang penuh perhatian, sahabat yang karib, penyembuh yang berbelas kasih, dan seterusnya.

Dengan bersyukur, kita bisa memusatkan perhatian dan pikiran kita kepada Tuhan. Itu akan membuat kita dapat berkata seperti St. Paulus, "Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku" (Gal 2:20).

Henri J.M. Nouwen berbagi pengalaman dalam bukunya 'Gracias!'. Ia menulis:

Kata yang terus menerus saya dengar ke mana saya pergi di Bolivia adalah Gracias! Kata itu rasanya seperti refrain suatu balada panjang dalam berbagai peristiwa. Terima kasih, terima kasih kepada Allah.

Dalam banyak keluarga yang saya kunjungi, tidak ada yang pasti, tidak ada yang dapat diramalkan, tidak ada yang sungguh aman. Mungkin akan ada makanan besok pagi, mungkin akan ada pekerjaan besok pagi, mungkin akan ada damai besok pagi. Mungkin, tetapi mungkin juga tidak.

Namun apa pun yang diberikan: uang, makanan, pekerjaan, jabat tangan, senyuman, kata-kata yang baik atau pelukan, apa pun itu ... semua merupakan alasan untuk bergembira dan berkata 'gracias'.

Lebih lanjut Nouwen membuat catatan reflektif untuknya dan kiranya pun untuk kita.

"Perlahan-lahan saya belajar. Saya belajar bahwa segala sesuatu yang saya terima adalah rahmat yang diberikan Allah. Semua merupakan seruan, panggilan, sentuhan, bahkan kejutan agar saya pun harus bisa berkata 'gracias' kepada Allah".

Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 30 Desember 2021:

Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab.
Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab. (POS-KUPANG.COM/AGUSTINUS SAPE)

Bacaan Pertama: 1 Yohanes 2:12-17

Orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya

Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama-Nya.

Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu telah mengenal Dia, yang ada dari mulanya.

Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu telah mengalahkan yang jahat.

Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, karena kamu mengenal Bapa.

Aku menulis kepada kamu, hai bapa-bapa, karena kamu mengenal Dia, yang ada dari mulanya.

Aku menulis kepada kamu, hai orang-orang muda, karena kamu kuat dan firman Allah diam di dalam kamu dan kamu telah mengalahkan yang jahat.

Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya.

Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.

Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.

Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya.

Demikianlah Sabda Tuhan

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mz 96:7-8a.8b-9.10

Refrein: Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorai

1. Kepada Tuhan, hai suku-suku bangsa, kepada Tuhan sajalah kemuliaan dan kekuatan! Berikanlah kepada Tuhan kemuliaan nama-Nya.

2. Bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya, sujudlah menyembah kepada Tuhan dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai seluruh bumi!

3. Katakanlah di antara bangsa-bangsa, "Tuhan itu raja! Dunia ditegakkan-Nya, tidak akan goyah. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran."

Bait Pengantar Injil: Alleluya

Refrein: Alleluya

Ayat: Inilah hari yang suci! Marilah, hai para bangsa, sujudlah di hadapan Tuhan, sebab cahaya gemilang menyinari seluruh muka bumi.

Bacaan Injil: Lukas 2:36-40

Hana berbicara tentang Kanak-Kanak Yesus

Lagipula di situ ada Hana, seorang nabi perempuan, anak Fanuel dari suku Asyer. Ia sudah sangat lanjut umurnya.

Sesudah kawin ia hidup tujuh tahun lamanya bersama suaminya, dan sekarang ia janda dan berumur delapan puluh empat tahun.

Ia tidak pernah meninggalkan Bait Allah dan siang malam beribadah dengan berpuasa dan berdoa.

Dan pada ketika itu juga datanglah ia ke situ dan mengucap syukur kepada Allah dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.

Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.

Demikianlah Injil Tuhan

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved