Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 22 Desember 2021: Kerendahan Hati
Kalau engkau tak mampu menjadi beringin yang tegak di puncak bukit. Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik yang tumbuh di tepi danau.
Renungan Harian Katolik Rabu 22 Desember 2021: Kerendahan Hati (1 Sam 1:24-28; Luk 1:46-56)
Oleh: RD. Eman Kiik Mau
POS-KUPANG.COM - Mari kita merenungkan dan mendengarkan Sajak Taufik Ismail:
"Kalau engkau tak mampu menjadi beringin yang tegak di puncak bukit. Jadilah belukar, tetapi belukar yang baik yang tumbuh di tepi danau.
Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar, jadilah saja rumput, tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan.
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya, jadilah saja jalan kecil. Tetapi jalan setapak yang membawa orang ke mata air.
Tidakkah semua kapten kapal memiliki awak kapalnya?
Bukan besar kecilnya tugas yang menjadikan tinggi rendahnya nilai dirimu. Jadilah saja dirimu. Sebaik-baiknya, dari dirimu sendiri!"
Sajak Taufik Ismail ini memberikan inspirasi tentang makna kerendahan hati. Begitu pula dengan bacaan Kitab Suci hari ini.
Kidung Maria secara tradisional disebut Magnificat sesuai dengan kata pertamanya dalam bahasa Latin, yang menunjuk pada kedatangan Yesus.
Kidung ini sangat kuat dipengaruhi oleh kidung yang dinyanyikan Hana, ibu nabi Samuel, sesudah kelahiran anaknya lewat campur tangan Allah.
Kedua kidung ini menunjukkan bahwa Allah menjunjung tinggi orang yang rendah hatinya.
Magnificat yang dilakukan oleh Maria adalah reaksi sukacita atas rencana Allah dalam hidupnya.
Allah berkenan memanggil Maria menjadi sarana keselamatan-Nya, karena kerendahan hati Maria demi menyelamatkan manusia sebagaimana dinubuatkan oleh para nabi dalam Perjanjian Lama.
Bunda Maria memuliakan Tuhan bukan karena Tuhan telah memperhatikan dia secara pribadi dalam keadaan yang lemah, miskin dengan status sosial yang rendah, akan tetapi karena Tuhan menolong Israel, karena Ia mengingat rahmat-Nya seperti yang dijanjikan-Nya kepada Abraham.
Kita semua bisa menulis Magnificat kita sendiri. Akan menarik untuk melihat bagaimana dengan pelbagai cara Allah campur tangan dalam hidup kita masing-masing.
Seperti Bunda Maria yang murah hati, Allah dapat mengundang siapa saja dalam menjalankan misi penyelamatan-Nya bagi dunia tanpa memandang status sosial, jabatan, kedudukan, dan lain-lain.
Tuhan memakai kita untuk mewartakan kebaikan hati-Nya karena ketaatan dan kecintaan kita kepada Dia. Hendaklah kita bersikap rendah hati satu kepada yang lain.
Orang Indonesia merayakan Hari Ibu -Mother's Day setiap 22 Desember. Ini adalah hari yang penting dan penuh arti. Hari untuk mendoakan dan mengenang jasa dari ibu kita masing-masing juga kalau ibu sudah meninggal dunia dan sudah berada di surga.
Setiap hari Ibu, kita diundang selalu untuk mengenang di dalam doa, juga setelah ibu dipanggil Bapa surgawi, doa-doa kita untuk ibu tidaklah terhenti.
Kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia.
Kita semua pasti tahu lagu sederhana ini. Dengan temponya yang lembut kita semua dinasihati bahwa kasih sayang seorang ibu tidak bisa terhitung oleh waktu dan berlangsung hingga akhir hayatnya.
Dalam Kitab Suci, kita belajar dari pribadi Bunda Maria, seorang ibu yang rendah hati dan setia menemani anak-Nya dalam suka dan duka.
Kita juga punya sosok ibu dalam kehidupan nyata kita yang selalu menjaga dan mencintai kita. Dari kita kecil sampai hari ini, sang ibu selalu menemani kita ke mana pun kita pergi, juga selalu ada di saat kita susah maupun senang.
Bapa Suci Paus Fransiskus ketika merayakan Mother's Day pernah mengatakan, "Hari Ibu merupakan momen yang selalu dirayakan. Jadi, mari kita ingat dengan rasa syukur dan kasih sayang bagi semua ibu, bahkan ibu kita yang sudah berada di surga."
Oleh karena itu, marilah kita mengheningkan cipta sejenak. Kita ingat dengan rasa syukur dan kasih sayang bagi semua ibu yang telah berjasa bagi kehidupan manusia, juga ibu kita masing-masing, baik yang masih hidup maupun yang sudah berada di surga.
Jika pada hari ini mempersembahkan misa atau biasanya setia mengikuti misa harian, kenanglah ibu di altar, seperti yang telah dipesankan oleh Santa Monika kepada putranya Santo Agustinus, sebelum ia meninggal dunia, "Anakku, ingatlah selalu aku di Altar Tuhan!"
Mari kita belajar untuk mempunyai kerendahan hati seperti ibu-ibu kita di dunia, yang selalu menjaga dan merawat kita dari kecil sampai sekarang.
Dan mari kita belajar juga rendah hati seperti Bunda Maria, yang selalu setia dan sabar dalam setiap suka dan duka yang dialami.
Selamat Hari Ibu. Janganlah lupa ucapkan "Selamat Hari Ibu" kepada sosok ibu dalam hidupmu!
Tuhan Allah kami, syukur kepada-Mu atas setiap berkat dan perlindungan kasih-Mu yang kami terima. Jadikanlah kami rendah hati penuh sukacita dalam menanti kedatangan-Mu yang menyelamatkan. Amin.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 22 Desember 2021:

Bacaan Pertama: 1 Samuel 1:24-28
Hana bersyukur atas kelahiran Samuel
Sekali peristiwa, setelah Samuel disapih oleh ibunya, Hana, ia dihantar ke rumah Tuhan di Silo, dan bersama dia dibawalah seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur.
Waktu itu Samuel masih kecil betul. Setelah menyembelih lembu, mereka mengantar kanak-kanak itu kepada Eli.
Lalu Hana berkata kepada Eli, “Mohon bicara, Tuanku!
Demi Tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini, dekat Tuanku untuk berdoa kepada Tuhan.
Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan Tuhan telah memberikan kepadaku apa yang kuminta dari pada-Nya.
Maka aku pun menyerahkannya kepada Tuhan; seumur hidupnya terserahlah anak ini kepada Tuhan.” Lalu sujudlah mereka semua menyembah Tuhan.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: 1 Samuel 2:1.4-5.6-7,8abcd
Refrein: Hatiku bersyukur karena Tuhan, penyelamatku.
1. Hatiku bersukacita karena Tuhan, aku bermegah-megah karena Allahku. Mulutku mencemoohkan musuhku, aku bersukacita karena pertolongan-Mu.
2. Busur para pahlawan telah patah, tetapi orang-orang lemah dipersenjatai kekuatan. Orang yang dulu kenyang kini harus mencari nafkah tetapi yang dulu lapar kini boleh beristirahat.
Orang yang mandul melahirkan tujuh anak, tetapi ibu yang banyak anaknya menjadi layu.
3. Tuhan berkuasa mematikan dan menghidupkan. Ia berkuasa menurunkan ke dalam maut dan mengangkat dari sana. Tuhan membuat miskin dan membuat kaya. Ia merendahkan dan meninggikan juga.
4. Ia menegakkan orang hina dari dalam debu, dan mengangkat orang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia di antara para bangsawan, dan memberi dia kursi kehormatan.
Bait Pengantar Injil: Alleluya
Refrein: Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat: O Tuhan, Raja segala bangsa dan batu penjuru Gereja, datanglah, dan selamatkanlah manusia yang Kaubentuk dari tanah. Alleluya.
Bacaan Injil: Lukas 1:46-56
Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku.
Dalam kunjungannya kepada Elisabet, ketika dipuji bahagia, Maria memuliakan Allah dan berkata, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memerhatikan kerendahan hamba-Nya.
Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah kudus.
Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.
Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya.
Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah.
Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa.
Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya