Renugan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 21 Desember 2021: Liburan Nataru?

Hampir dua tahun kita dalam situasi pandemi. Covid-19 memaksa kita tinggal di rumah, work from home. Anak-anak kita pun diharuskan sekolah daring.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
RD. Fransiskus Aliandu 

Renungan Harian Katolik Selasa 21 Desember 2021: Liburan Nataru? (Lukas 1:39-45)

Oleh: RD. Fransiskus Aliandu

POS-KUPANG.COM - Tak terasa hampir dua tahun kita dalam situasi pandemi. Covid-19 memaksa kita tinggal di rumah, work from home. Anak-anak kita pun diharuskan sekolah daring.

Sejauh ini rasanya kita telah berdisiplin dengan baik. Kita kian patuh protokol kesehatan. Kita masih hidup. Inilah kenyataan yang patut disyukuri.

Pernah kita merasakan kematian begitu dekat. Maut merenggut banyak warga. Banyak orang yang kita kenal, bahkan kita cintai, pergi seketika. Kita pun tak dapat mengantar mereka ke peristirahatan.

Duka yang dalam itu tak kita inginkan terulang. Kita berjalan ke depan. Kita tahu Omicron telah masuk ke negeri ini. Kita pun tahu apa yang harus kita lakukan untuk tidak tertular atau menularkan.

Di dalam pengertian itu kiranya orang tak bepergian untuk liburan, membatasi mobilitas, bukan semata karena dilarang atau diimbau pemerintah, melainkan terutama karena kita mengerti mana yang baik dan mana yang buruk. Inilah contoh warga yang berkeadaban.

Kita memiliki kekuasaan atas diri kita sendiri. Kiranya inilah pengertian pokok yang menghasilkan disiplin. Inilah pemahaman yang menghasilkan rem untuk diri ini tidak mengikuti hasrat hati bepergian di akhir tahun.

Bepergian untuk liburan itu kemewahan di masa pandemi. Juga keberanian yang tak perlu. Apa hebatnya menyongsong virus yang dapat membawa maut?

Diri ini bukan mangsa korona. Dunia tak kiamat bila tak bepergian, apalagi untuk liburan. Tuhan pun maha mengerti kenapa pemeluk yang taat berkesadaran bernatal di rumah.

Natal berarti Tuhan datang mengunjungi kita. Dia lahir ke dunia, hadir di tengah-tengah keluarga kita masing-masing. Dia mau menjadi Emanuel, Allah beserta kita dalam keseharian dan perjalanan hidup kita.

Sejak dalam kandungan Maria, Tuhan berkehendak dan menggerakkan Maria untuk membawa-Nya dalam mendatangi kita.

Catatan penginjil Lukas, "Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda" (Luk 1:39), ke rumah Zakharia dan Elisabet.

Ini terjadi setelah Maria mendapat kunjungan dari malaikat Tuhan yang menyampaikan kepadanya bahwa ia (akan) mengandung seorang anak laki-laki yang dinamai Yesus, yang disebut Anak Allah Yang Mahatinggi (bdk. Luk 1:30-33).

Jadi, bepergian Maria mengunjungi Elisabet tak lain lain untuk membawa Yesus kepada Elisabet, sanaknya itu.

Bahkan harus dikatakan bahwa Yesus-lah yang mengajak dan mendorong Maria untuk membawa diri-Nya ke rumah Elisabet. Yesus ingin datang ke keluarga Zakharia dan Elisabet. Ia ingin menguatkan dan menggenbirakan hati mereka.

Penginjil menulis catatan yang menguatkan makna, "Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan" (Luk 1:43-44).

Tidaklah heran bepergian Maria ke rumah Elisabet itu dimaknai sebagai perjalanan Tabut Perjanjian.

Tabut itu adalah sebuah peti. Dalam perjalanan keluar dari Mesir ke Tanah Terjanji di bawah pimpinan Musa, orang Israel berhenti di lereng gunung Sinai.

Suatu ketika Musa naik ke gunung Sinai dan di atas puncak gunung itu, ia diberi Hukum Tuhan, Sepuluh Perintah, dalam Dua Loh Batu.

Orang Israel lantas membuat peti di mana di dalamnya ditaruh Dua Loh Batu itu. Peti itu bertutup dua patung kerubim emas yang bersayap.

Peti yang disebut Tabut itu menunjukkan bahwa Allah tinggal dan berjalan bersama mereka, umat-Nya.

Nah, Maria diberi gelar Tabut Perjanjian. Bila kita berdoa rosario, kita kadang mendaraskan litani St. Perawan Maria. Di dalamnya disebutkan beragam gelar untuk Maria.

Salah satunya adalah gelar"Tabut Perjanjian" itu. Karena Maria mengandung Yesus dalam rahimnya dan membawa Yesus kepada kita.

Maria bepergian dari Nazaret untuk mengunjungi tiap-tiap rumah kita agar melonjakkan hati kita karena Tuhan ternyata ada beserta kita.

Korona belum akan berlalu dalam waktu dekat. Varian baru berkemungkinan muncul tak terduga entah di belahan mana di dunia ini. Kiranya imbauan yang wajar agar tak bepergian sekedar untuk liburan.

Dorongan untuk mudik agar bisa berkumpul bersama suami, isteri, dan anak-anak dalam rumah sebagai sebuah keluarga inti, lantaran terpisah oleh kerja, tugas, kiranya dimaknai dalam terang ini.

Hampir dua tahun anak-anak bertemu atau jarang ketemu ayah atau ibu, abang atau adiknya. Kita tak bisa bermain dan bercerita bersama membawa. Kualitas yang 'hilang' karena anak bersekolah virtual, bisa kembali dialami dalam rumah kita.

Maria sedang bepergian membawa Yesus ke rumah kita, ke tengah keluarga kita. Yesus ingin hadir bersama dalam keutuhan ayah, ibu, dan anak-anak.

Maka, menerima dan mengalami kunjungan Maria yang membawa Yesus dalam rumah kita, ini pesan yang menjadi motif dasar untuk kita mudik, kembali ke rumah. Kiranya tak dicemari oleh keinginan lainnya. *

Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 21 Desember 2021:

Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab.
Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab. (POS-KUPANG.COM/AGUSTINUS SAPE)

Bacaan I : Kid 2:8-14 atau Zef 3:14-18

Kid 2:8-14

Lihatlah, kekasihku datang, melompat-lompat di perbukitan.

Dengarlah! Kekasihku! Lihatlah, ia datang, melompat-lompat di atas gunung-gunung, meloncat-loncat di atas bukit-bukit. Kekasihku serupa kijang, atau anak rusa. Lihatlah, ia berdiri di balik dinding kita, sambil menengok-nengok melalui tingkap-tingkap dan melihat dari kisi-kisi.

Kekasihku mulai berbicara kepadaku: “Bangunlah manisku, jelitaku, marilah! Karena lihatlah, musim dingin telah lewat, hujan telah berhenti dan sudah lalu. Di ladang telah nampak bunga-bunga, tibalah musim memangkas; bunyi tekukur terdengar di tanah kita.

Pohon ara mulai berbuah, dan bunga pohon anggur semerbak baunya. Bangunlah, manisku, jelitaku, marilah! Merpatiku di celah-celah batu, di persembunyian lereng-lereng gunung, perlihatkanlah wajahmu, perdengarkanlah suaramu! Sebab merdu suaramu dan elok wajahmu

( Zef 3:14-18)

Bersorak-sorailah, hai puteri Sion, bertempik-soraklah, hai Israel! Bersukacitalah dan beria-rialah dengan segenap hati, hai puteri Yerusalem! TUHAN telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atasmu, telah menebas binasa musuhmu. Raja Israel, yakni TUHAN, ada di antaramu; engkau tidak akan takut kepada malapetaka lagi.

Pada hari itu akan dikatakan kepada Yerusalem: “Janganlah takut, hai Sion! Janganlah tanganmu menjadi lemah lesu. TUHAN Allahmu ada di antaramu sebagai pahlawan yang memberi kemenangan. Ia bergirang karena engkau dengan sukacita, Ia membaharui engkau dalam kasih-Nya, Ia bersorak-sorak karena engkau dengan sorak-sorai, seperti pada hari pertemuan raya.” “Aku akan mengangkat malapetaka dari padamu, sehingga oleh karenanya engkau tidak lagi menanggung cela.

Mazmur Tanggapan: Mzm 33:2-3.11-12.20-21

Refren : Bersorak-sorailah dalam Tuhan, hai orang-orang benar! Nyanyikanlah bagi-Nya lagu yang baru!

1. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya lagu yang baru; petiklah kecapi baik-baik mengiringi sorak dan sorai.

2. Rencana Tuhan tetap selama-lamanya, rancangan hati-Nya turun temurun. Berbahagialah bangsa yang Allahnya Tuhan, suku bangsa yang dipilih Allah menjadi milik pusaka-Nya!

3. Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Ya, karena Dia hati kita bersukacita, sebab kepada nama-Nya yang kudus kita percaya.

Bait Pengantar Injil

Refren : Alleluya

Ayat: O Immanuel, Engkau raja dan pemberi hukum. Datanglah dan selamatkanlah kami, ya Tuhan Allah kami.

Bacaan Injil : Luk 1:39-45

Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?

Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet.

Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.

Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.”

Demikianlah Sabda Tuhan

Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved