Frans Lebu Raya Meninggal Dunia
Catatan Mengenang Frans Lebu Raya, NTT Pasti Bisa
Kurang lebih 10 menit meninggalkan rumah jabatan gubernur malam itu di tengah hujan lebat disertai sedikit gemuruh halilintar
Penulis: dion db putra | Editor: Rosalina Woso
Frans Lebu Raya tidak memungkiri NTT memiliki kekurangan dan keterbatasan. Tapi kekurangan justru memicu putra-putri Flobamora bekerja sungguh-sungguh. "Kerja keras dan cerdas," begitu ujarnya dalam berbagai kesempatan.
Kalau Gubernur NTT 1993-1998, Herman Musakabe menggelorakan spirit berpikir positif dan menjadi manusia kaya arti, Gubernur Frans lebih lugas.
Berulangkali dia menyuarakan agar Nusa Tenggara Timur tidak boleh merasa inferior, minder, dan tak percaya diri.
Ketua GMNI Cabang Kupang 1989-1993 tersebut pun berani mengambil keputusan, kendati tak semua semua keputusan atau kebijakannya tepat.
Desa Mandiri Anggur Merah adalah program yang melekat dengan kepemimpinan Frans Lebu Raya 2008-2018. "Anggur Merah" merupakan singkatan dari Anggaran untuk Rakyat Menuju Sejahtera.
Baca juga: Mantan Gubernur NTT Frans Lebu Raya Meninggal, Karangan Bunga Penuhi Rumah di Renon Denpasar
Pro kontra menyertai pelaksanaan program tersebut. Frans tidak alergi kritik. Dia menyadari adanya sisi lemah dari program tersebut dan terus berikhtiar membenahi selama masa kepemimpinannya.
Soal Anggur Merah, argumentasi politisi PDIP tersebut adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) mesti bermanfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat di desa (miskin) yang kerap terlupakan.
"Kalau bicara kemiskinan rakyat NTT, potretnya ada di desa. Anggur Merah kita hadirkan untuk mengentaskan itu," kata Frans Lebu Raya.
Saat ngobrol santai dengannya di Kota Denpasar pada suatu hari di tahun 2019, saya berkelakar, "Abang, jangan-jangan program dana desa sekarang ini terinspirasi dari Anggur Merah."
Senyum tersungging di bibirnya. Frans Lebu Raya semringah.
Ya, program Anggur Merah bergulir jauh sebelum gegap gempita dana desa yang jumlahnya gemuk luar biasa dibandingkan Anggur Merah-nya Frans.
Frans Lebu Raya agak mendahului zamannya. Dia mewariskan praktik baik dalam ikhtiar membenahi potret kemiskinan akut di daerah pedesaan negeri ini.
Tentu banyak pembelajaran positif selama era kepemimpinannya di NTT. Kaum cerdik cendekia Flobamora kiranya boleh mengelaborasi lebih jauh.
Frans Lebu Raya dengan segala keterbatasan manusiawinya telah mengalirkan beribu kenangan di hati banyak orang.
Minggu 19 Desember 2021 atau 24 jam sebelum Provinsi Nusa Tenggara Timur merayakan ulang tahun ke-63, Frans Lebu Raya berpulang.
Frans meninggal dunia di RSUP Sanglah Denpasar, Bali dalam usia 61 tahun setelah menjalani perawatan sejak awal Desember 2021.
Saya tahu sejak awal abang masuk rumah sakit dan terus mengikuti perkembangannya. Tak menyangka abang pergi sedemikian lekas.
Hari ini abang pulang ke tanah kelahiran kita, Nusa Tenggara Timur.
Selamat jalan. Tuhan maharahim mendekapmu dalam damai abadi.(*)
Mataram, 20 Desember 2021
Pada HUT ke-63 Nusa Tenggara Timur tercinta