Berita Kota Kupang

Sayembara Desain Gedung GMIT Jemaat Silo Naikoten 1 Adalah yang Kedua di Indonesia

Sayembara Desain Gedung GMIT Jemaat Silo Naikoten 1 Adalah yang Kedua di Indonesia Setelah Papua

Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Kanis Jehola
POS-KUPANG.COM/OBY LEWANMERU
Suasana presentasi dokumen karya peserta pada sayembara desain pembangunan Gedung Kebaktian Jemaat GMIT Silo Naikoten 1, Kota Kupang, Sabtu 18 Desember 2021. 

Laporan Reporter POS-KUPANG.COM,Oby Lewanmeru

POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Sayembara desain pembangunan gedung GMIT Jemaat Silo Naikoten 1, Kota Kupang, merupakan yang kedua setelah Papua.

Desain sayembara ini bekerja sama dengan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) dan perguruan tinggi.

Ketua Panita Sayembara, Ezrom Micgel Elim, S.T menyampaikan hal ini pada saat presentasi dokumen karya peserta pada sayembara desain pembangunan Gedung Kebaktian Jemaat GMIT Silo Naikoten 1, Kota Kupang, Sabtu 18 Desember 2021.

Hadir pada kesempatan itu, Ketua Panitia Pembangunan, Ir. Franky M.S. Telupere, M.P, Ph.D, Sekretaris Pommy EN. Odja, SSTP,M.Si Ketua Klasis Kota Kupang, Pdt. Jacky Adam, majelis dan jemaat setempat.

Ketua Panita Sayembara, Ezrom Micgel Elim, S.T dalam laporannya   mengatakan, Menurut Micgel, sesuai informasi yang diperoleh dari IAI NTT dalam hal ini Don Ara Kian bahwa sayembara desain pembangunan gedung gereja di Indonesia baru dua, yang pertama di Papua dan yang kedua adalah di NTT, yakni pembangunan gedung GMIT Jemaat Silo Naikoten 1.

"Jadi informasi bagi kita semua bahwa sayembara ini merupakan yang kedua di Indonesia. Papua yang pertama kemudian di Indonesia, yakni di GMIT Jemaat  Silo," kata Micgel.

Dijelaskan,dalam kegiatan itu, panitia telah menilai banyak peserta sayembara desain dan saat ini ada lima besar desain yang sudah dipilih dan nantinya akan menetapkan satu desain.

Menurut Micgel, sejak awal sayembara dilakukan pengumuman kemudian peserta memasukan desain ke panitia.

"Kita bersyukur bahwa sayembara ini ternyata direspon baik di seluruh Indonesia dan awal pembukaan pendaftaran ada 36 peserta dan ada 12 peserta yang memasukkan dokumen dan akhirnya saat ini ada lima yang mengikuti sayembara puncak," kata Micgel.

Sedangkan peserta itu ada yang berasal dari, Jakarta, Yogya, Surabaya, Semarang, Makassar dan Manado. Di NTT, ada beberapa kabupaten yang berpartisipasi.

Dikatakan, ketentuan pemenang, yakni pemberian nilai oleh dewan juri dan juga jemaat. Pihaknya juga memberi kesempatan bagi jemaat.

Saat ini ada lima peserta yang mengikuti sayembara terakhir. Hasilnya juga menentukan bobot nilai pemenang. 80 persen dewan juri dan 20 persen oleh jemaat

"Peserta akan mempresentasikan desain masing-masing, kemudian direkap penilaian dari dewan juri dan jemaat dan menetapkan pemenang dengan membuat berita acara," ujarnya.

Dikatakan, panitia menyiapkan hadiah kepada pemenang sebesar Rp 17.5 juta dengan rincian, juara pertama 10, Rp juta, juara dua Rp 5 juta dan juara tiga Rp 2.5 juta.

Sedangkan dewan juri terdiri dari akademisi dan dari IAI, yakni Dr. Linda Fanggidae dan Don Ara Kian dari IAI.

Dalam sayembara desain ini sudah ada lima desain yang akan dinilai panitia dan jemaat setempat untuk menetapkan satu desain terbaik.

Lima desain itu, yakni desain dari Kemah Kemenangan, Dei Inclusio Chapel, Gereje Rote (Ti'i Langga), GMIT Bersaksi dan desain Kemah Doa.

Ketua Majelis Jemaat Silo Naikoten 1, Pdt. Elisabeth M. Maramba - Kebang, S.Th mengatakan, panitia telah melakukan sebuah proses.

"Kita lakukan melalui proses untuk mengawali pembangunan gedung kebaktian. Kami patut berterima y kepada semua pihak yang mendukung kegiatan ini. Terima kasih juga soal informasi bahwa sayembara desain ini merupakan yang kedua di Indonesia," kata Elisabeth

Sayembara ini sebuah langkah maju sehingga kita akan mendapatkan sebuah desain gedung kebaktian baik dari teologis, budaya.

Dia berterima kepada semua peserta peserta. Yang tidak terpilih kita akan hargai dan jadikan dokumen.

Ketua MS GMIT, Pdt. Dr. Mery Kolimon mengatakan, pihaknya memberikan  doa dan semangat kepada panitia dan jemaat agar pembangunan ini bisa terlaksana dengan baik.

Begitu juga dengan panitia sayembara dan dewan juri. Sudah ada penandatanganan MoU antara GMIT dan IAI NTT serta Fakultas Teknik Unwira.

Dikatakan, saat Badai Seroja banyak sekali gedung gereja yang rusak. "Kita sadari bahwa salah satu faktor penyebab adalah kualitas. Karena itu secara sadar kita membangun MoU ini agar kedepan bisa mendukung pembangunan gedung gereja," katanya.

Dikatakan, penting adanya SOP dalam pembangunan gedung gereja.  (*)

Baca Berita Kota Kupang Lainnya

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved