Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 6 Desember 2021: Waktu Bangkit

Narasi Injil Lukas hari ini cukup dramatis. Bagaimana Yesus menyembuhkan seorang lumpuh yang diturunkan dari atap rumah oleh empat orang.

Editor: Agustinus Sape
Foto Pribadi
Pater Steph Tupeng Witin SVD 

Renungan Harian Katolik Senin 6 Desember 2021: Waktu Bangkit (Luk 5: 17-26)

Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD

POS-KUPANG.COM - Narasi Injil Lukas hari ini cukup dramatis. Bagaimana Yesus menyembuhkan seorang lumpuh yang diturunkan dari atap rumah oleh empat orang.

Penyembuhan orang lumpuh ini menjadi yang pertama dari narasi konflik yang menyoroti perlawanan para pemuka agama Yahudi terkait pernyataan Yesus perihal siapa diri-Nya.

Para ahli Taurat dan orang Farisi hanya berpatokan dan berpegang teguh pada ide-ide kuno yang akut dalam otak mereka sendiri.

Orang-orang elitis agama Yahudi ini gagal total mengalami bela rasa dan kasih Allah yang termanifestasi secara paripurna dalam diri Yesus.

Ada beberapa pokok konflik yang muncul antara Yesus dan para pemimpin agama Yahudi selama berlangsungnya proses penyembuhan.

Yang pertama terjadi ketika Yesus mendeklarasikan bahwa dosa-dosa orang itu diampuni (Luk 5: 20).

Dalam Perjanjian Lama, kuasa untuk mengampuni dosa hanya milik Allah (Kel 34:6-7; Yes 43:25).

Lalu Yesus menyebut diri-Nya sebagai “Anak Manusia” yang memiliki kuasa untuk mengampuni dosa (Luk 5:24).

Tradisi Yahudi pada waktu itu memahami bahwa yang dimaksudkan dengan anak manusia (Dan 7:13-14) mengacu kepada Mesias yang akan membawa umat ke dalam Kerajaan Allah.

Yesus mengidentifikasikan diri-Nya dengan tokoh mesianis ini untuk mulai menyatakan diri-Nya dan mempersiapkan umat perihal “proyek keselamatan” yang akan dilaksanakan-Nya melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya.

Ada sebuah “celah” yang terbaca dalam Injil hari ini perihal dosa sebagai sesuatu yang personal dalam relasi dengan “komunitas.”

Selama ini kita terbiasa sadar dalam pikiran bahwa pertobatan bersifat sangat privat. Sebuah masalah pribadi.

Dosa, pengampunan dan pembaruan diri sesungguhnya merupakan urusan-urusan pribadi (personal affairs).

Tetapi pada saat yang sama juga merupakan urusan-urusan komunitas (community affairs) (bdk Sang Sabda: 2018).

Lukas menarasikan seorang lumpuh yang disembuhkan oleh Yesus dan dosa-dosanya diampuni oleh-Nya.

Ketika Yesus melihat iman mereka (Luk 5: 20) yang berarti iman dari si lumpuh dan orang-orang yang telah bersusah payah menolong si lumpuh, Yesus mengampuni dosanya.

Orang lumpuh ini telah menjadi “beban” bela rasa dari orang-orang yang tergerak oleh rasa belas kasihan sehingga menggerakkan harapan penyembuhan dari Yesus.

Mereka membuktikan rasa belas kasih melalui korban luar biasa.

Kita bisa bayangkan bagaimana susahnya mereka menurunkan si lumpuh dari atap rumah agar disembuhkan oleh-Nya.

Lukas hendak mengingatkan kita bahwa penyakit yang diderita orang lumpuh itu menjadi fokus keprihatinan komunitasnya.

Yesus merespons harapan belas kasih komunitas dengan menyembuhkan si lumpuh dan mengembalikan seorang pribadi yang “sehat” ke dalam komunitasnya.

Tentu saja tidak semua anggota komunitas setuju dengan tindakan belas kasih kepada orang lumpuh.

Tapi hal yang lebih urgen kita refleksikan adalah rasa belas kasih itu menghadirkan harapan sehingga memungkinkan terjadinya mukjizat penyembuhan.

Bahkan kaum elite agama Yahudi juga kehilangan sensitivtas terhadap orang lumpuh yang telah menjadi sembuh itu.

Yesus justru dikambinghitamkan sebagai pelanggar aturan agama Yahudi dan penghujat Allah.

Kita dalam hidup harian kadang seperti “orang lumpuh” hanya berbaring dalam ketidkaberdayaan nasib.

Dosa terkadang mendera kuat sehingga kita tidak mampu menolong diri kita sendiri seperti orang lumpuh itu.

Tapi kisah empat orang yang mengusung orang lumpuh itu menginsafkan bahwa kita hidup dalam komunitas rohani.

Gereja yang adalah komunitas spiritual harus memiliki keprihatinan terhadap kebutuhan-kebutuhan setiap anggota, terutama yang kecil dan sakit.

Gereja sebagai komunitas Yesus Kristus mestinya memiliki keprihatinan terhadap setiap kesulitan dan derita anggota-anggotanya.

Maka selama masa Adven ini kita mesti membarui diri dengan bertobat. Sebuah jalan spiritual untuk mereparasi batin dengan mengakui dosa-dosa kita sebagai sebuah kesaksian Gereja yang bertobat untuk menjawabi dan memberi tanggapan terhadap undangan kasih Allah.

KIta menjadi sadar bahwa dosa privat adalah sebuah serangan terhadap semua anggota Gereja.

Keadaan kita berdosa sebenarnya membuktikan kita telah gagal mendayagunakan energi rohani kita untuk membuat semua orang di sekeliling kita gembira dan bahagia serta hidup lebih baik.

Selama masa Adven ini, satu-satunya jalan adalah pertobatan komunitas Kristiani. Suatu cara untuk mengubah sikap kita.

Pertobatan harus ditindaklanjuti melalui sikap dan perlakuan penuh kebaikan hati terhadap mereka yang telah kita sakiti, mengoreksi kembali kritik-kritik kita yang tidak fair, bekerja ekstra untuk mengoptimalkan waktu yang telah kita buang percuma dengan melakukan perbuatan baik kepada sesama dan lingkungan hidup.*

Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 6 Desember 2021:

Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab.
Ilustrasi bacaan renungan harian Katolik dari Alkitab. (POS-KUPANG.COM/AGUSTINUS SAPE)

Bacaan Pertama: Yesaya 35:1-10

Allah sendiri yang menyelamatkan kamu.

Padang gurun dan padang kering akan bergirang, padang belantara akan bersorak-sorai dan berbunga; seperti bunga mawar ia akan berbunga lebat, akan bersorak-sorak, ya bersorak-sorak dan bersorak-sorai.

Kemuliaan Libanon, semarak Karmel dan Saron akan diberikan kepadanya; Orang akan melihat kemuliaan Tuhan, semarak Allah kita.

Kuatkanlah tangan yang lemah lesu dan teguhkanlah lutut yang goyah.

Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati, “Kuatkanlah hatimu, jangan takut!

Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan ganjaran. Ia sendiri datang menyelamatkan kalian!”

Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka.

Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai; sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara; tanah pasir yang yang hangat akan menjadi kolam dan tanah gersang menjadi sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan.

Di situ akan ada jalan raya, yang akan disebut Jalan Kudus; orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya.

Di situ tidak akan ada singa, binatang buas tidak akan menjalaninya dan tidak akan terdapat di sana; orang-orang yang dibebaskan Tuhan akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh.

Demikianlah Sabda Tuhan.

U. Syukur Kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: 85:9a-14

Refr.: Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan

Atau

Refr.: Allah sendiri datang menyelamatkan kita.

1. Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah! Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya. Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang takwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.

2. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.

3. Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya dan damai akan menyusul di belakang-Nya.

Bait Pengantar Injil: Yesaya 33:22

Ref. Alleluya

Lihat, raja kita, Tuhan semesta alam, datang!

Bacaan Injil: Lukas 5:17-26

Hari ini kita telah menyaksikan hal-hal yang sangat menakjubkan.

Pada suatu hari, ketika Yesus sedang mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya.

Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem.

Kuasa Tuhan menyertai Yesus, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit.

Maka datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur.

Mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus.

Tetapi karena banyaknya orang di situ, mereka tidak dapat membawa masuk.

Maka mereka naik ke atap rumah dan membongkar atap itu.

Kemudian mereka menurunkan si lumpuh ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia, “Hai Saudara, dosamu sudah diampuni.”

Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hati, “Siapakah orang yang menghujat Allah ini?

Siapa dapat mengampuni dosa selain Allah sendiri?”

Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu Ia berkata kepada mereka, “Apa yang kalian pikirkan dalam hati?

Manakah lebih mudah mengatakan, ‘Dosamu sudah diampuni’ atau mengatakan, ‘Bangunlah dan berjalanlah’?

Tetapi supaya kalian tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa.”

Lalu Yesus berkata kepada si lumpuh, “Aku berkata kepadamu: Bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumah!”

Seketika itu juga bangunlah orang itu di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah.

Semua orang takjub, lalu memuliakan Allah. Mereka amat takut dan berkata, “Hari ini kita telah menyaksikan hal-hal yang sangat menakjubkan.”

Demikianlah Injil Tuhan.

U. Terpujilah Kristus.

Renungan Harian Katolik lainnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved