Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 4 Desember 2021: Menjadi Orang Baik
Menjadi orang baik mestinya jadi obsesi, cita–cita kita. Meski begitu, godaan terbesarnya adalah kita ingin menjadi orang sukses ketimbang orang baik.
Renungan Harian Katolik Sabtu 4 Desember 2021: Menjadi Orang Baik (Matius 9:35-10:1.6-8)
Oleh: RD. Fransiskus Aliandu
POS-KUPANG.COM - “Menjadi orang baik“ semestinya jadi obsesi, cita–cita kita. Meski begitu, haruslah diakui bahwa godaan terbesarnya adalah kita ingin menjadi orang sukses ketimbang menjadi orang baik.
Perangkap paling besar dalam hidup tidak lain adalah keberhasilan, keterkenalan, atau pun kekuasaan.
Dan gangguan besar yang sering membuat kita sulit memacu diri menjadi orang baik adalah suara–suara sumbang yang berisik lembut atau menyatakan dengan tegas, “kamu tidak berguna, kamu jelek, kamu tidak berarti, kamu bukan siapa-siapa“.
Namun … obsesi, cita-cita untuk menjadi orang baik semestinya tetap tertancap kuat dalam hati.
Cita-cita luhur inilah yang membuat kita tak terperangkap dalam jebakan untuk menjadi sukses dan terkenal.
Hal ini justru (akan) membuat kita lepas bebas dari gangguan yang melemahkan gairah dan tekad untuk menjadi orang baik.
Cita-cita menjadi orang baik ini pun semestinya merasuk jiwa kita, menggairahkan tekad, dan memantapkan langkah kita untuk mewujudkannya.
Sepanjang “menjadi orang baik” tidak lebih dari pada sekedar pikiran yang indah atau gagasan tinggi mengawang di udara, maka pastinya tidak ada yang berubah, tak ada yang terwujud.
Kalau begitu, bagaimana kita dapat memahami proses menjadi orang baik itu?
Awal perikop, Matius menulis, "Demikianlah Yesus berkeliling di semua kota dan desa. Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan" (Mat 9:35).
Catatan ini memberi arahan yang sangat jelas kepada kita. Bahwa Yesus, Sang Guru, menunjukkan kebaikan-Nya dengan berkeliling dan berbuat baik: mengajar, menyembuhkan orang sakit, mengusir setan, dan sebagainya.
Ini contoh, teladan dari Sang Guru kepada kita. Berkeliling sambil berbuat baik (per transiit benefaciendo) itulah jalan yang mesti kita tempuh, jalan untuk menjadi orang baik.
Berbuat baik itu artinya melakukan kebaikan kepada orang lain. Hanya kebaikan-lah yang terarah kepada orang lain.
Kemanusiaan dan kebaikan diri saya akan mekar kalau saya berbuat sesuatu yang baik kepada orang.
Saya akan menjadi pribadi yang tampan kalau saya memberikan apa yang baik yang dapat saya berikan kepada orang lain: senyum, jabat tangan, sapaan kasih, sebagian hidup saya … seluruh hidup saya.
Maka, kemana pun kita berlangkah, arahkanlah yang baik, lakukan yang baik kepada orang lain. Per transiit benefaciendo.
Tapi Yesus pun menunjukkan kepada kita bahwa kita bisa berlaku baik, berbuat baik, terarah menjadi orang baik, kalau memiliki hati yang tergerak oleh belas kasihan, terlebih kepada "mereka yang lelah dan telantar seperti domba yang tidak bergembala" (lih. Mat 9:36).
Aksentuasi lebih pada "domba" yang tidak bergembala. Artinya, sesama dalam komunitas kita, dalam lingkungan sendiri, di sekitar kita.
Soalnya, yang di depan mata acap kali terabaikan. Bukankah cukup sering dalam kring, KBG, stasi, paroki, terlupakan.
Bukankah pembantu di rumah, karyawan di perusahaan, tetangga sebelah, bahkan suami atau istri atau anak sendiri kadang telantar bak domba tak bergembala.
Tidaklah heran kepada para murid, Yesus memberi pesan perutusan, "Pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel" (Mat 10:6).
Term "yang hilang" punya banyak arti. Sebut saja, tak ada lagi, tak kelihatan lagi, tak kedengaran lagi, tak dikenang lagi, tak diingat lagi, lenyap tanpa bekas, pergi tak pernah kembali, tak ada kabar beritanya lagi, terabaikan, dilupakan.
Kita tersadarkan bahwa Yesus tahu pasti banyak sesama di antara kita yang bisa dikategorikan sebagai "yang hilang".
Dengan demikian, dalam proses menjadi orang baik, kita tanggapi pesan Tuhan. Kita mengasah hati kita agar sungguh tergerak hati oleh belas kasihan kepada dia atau mereka "yang hilang" di sekitar kita.
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 4 Desember 2021:

Bacaan Pertama: Yesaya 30:19-21.23-26
Pastilah Tuhan Mengasihi Kalian Apabila Kalian Berseru-seru
Beginilah firman Tuhan, Yang Mahakudus Allah Israel, “Hai bangsa di Sion yang mendiami Yerusalem, kalian tidak akan terus menangis.
Pastilah Tuhan akan mengasihani kalian, apabila kalian berseru-seru.
Begitu mendengar teriakmu Ia akan menjawab. Walaupun Tuhan memberi kalian roti dan air serba sedikit, namun Gurumu, tidak akan menyembunyikan diri lagi.
Kalian akan terus melihat Dia dan entah kalian menyimpang ke kanan entah ke kiri, sabda-Nya ini akan kalian dengar dari belakangmu, “Inilah jalannya, ikutilah jalan ini!”
Pada waktu itu Tuhan akan mencurahkan hujan bagi benih yang baru kalian taburkan di ladang, dan dari hasil tanah itu kalian akan makan roti yang lezat dan berlimpah-limpah.
Pada waktu itu ternakmu akan merumput di padang rumput yang luas.
Sapi-sapi dan keledai-keledai yang mengerjakan tanah akan memakan makanan campuran yang sedap, yang sudah ditampi dan diayak.
Dari setiap gunung yang tinggi dan dari setiap bukit yang menjulang akan memancar sungai-sungai pada hari pembunuhan yang besar, apabila menara-menara runtuh.
Maka terang bulan purnama akan seperti terang matahari terik, dan terang matahari terik akan tujuh kali ganda, yaitu seperti terangnya tujuh hari, pada waktu Tuhan membalut luka umat-Nya dan menyembuhkan bekas-bekas pukulan.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: 147:1-6
Refr.: Berbahagialah orang yang menanti-nantikan Tuhan.
1. Sungguh, bermazmur bagi Allah kita itu baik, bahkan indah, dan layaklah memuji-muji Dia. Tuhan membangun Yerusalem, Ia menghimpun orang-orang Israel yang tercerai berai.
2. Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati, dan membalut luka-luka mereka; Ia menentukan jumlah bintang-bintang, masing-masing dipanggil dengan menyebut nama-Nya.
3. Besarlah Tuhan kita dan berlimpahlah kekuatan-Nya, kebijaksanaan-Nya tidak terhingga. Tuhan menegakkan kembali orang-orang yang tertindas, tetapi orang-orang fasik direndahkan-Nya ke tanah.
Bait Pengantar Injil: Alleluya
Refr.: Alleluya
Ayat. Inilah Raja kita, Tuhan semesta alam. Ia datang membebaskan umat-Nya.
Bacaan Injil: Matius 9:35-10:1.6-8
Melihat orang banyak itu, tergerak hati Yesus oleh belas kasihan
Sekali peristiwa Yesus berkeliling ke semua kota dan desa.
Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan mewartakan Injil Kerajaan Surga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
Melihat orang banyak yang mengikuti-Nya, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.
Maka Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Tuaian memang banyak, tetapi pekerjanya sedikit.
Maka mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”
Lalu Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan memberi mereka kuasa untuk mengusir roh-roh jahat dan untuk melenyapkan segala penyakit serta segala kelemahan.
Yesus mengutus mereka dan berpesan, “Pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel!
Pergilah dan wartakanlah: Kerajaan Surga sudah dekat.
Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan.
Kalian telah memperoleh dengan cuma-cuma, maka berikanlah pula dengan cuma-cuma.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya