Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 5 Desember 2021, Hari Minggu Adven II: Menjadi Jalan bagi Tuhan
Saat gempa bumi melanda Flores 12 Desember 1992 silam, seorang sahabat mencari sisa barang di antara puing-puing reruntuhan bangunan rumahnya.
Renungan Harian Katolik Minggu 5 Desember 2021, Hari Minggu Adven II: Menjadi Jalan bagi Tuhan (Bar 5:1-9; Flp 1:4-6. 8-11; Luk 3:1-6)
Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD
POS-KUPANG.COM - Saat gempa bumi melanda Flores 12 Desember 1992 silam, seorang sahabat mencari sisa barang di antara puing-puing reruntuhan bangunan rumahnya.
Di antara celah-celah kepingan tembok yang berserakan, ia menemukan sebuah buku yang tinggal kulit belakang. Penuh debu. Kotor.
Setelah mengebaskan debu-debu yang melekat pada kulit buku, ia membaca ungkapan ini: “Di antara rentuhan hidupmu, kuatkan harapan untuk terus melangkah. Jangan pernah dikalahkan oleh bayang-bayang kehancuran.”
Pesan bijaksana ini melecut energi rohani dalam jiwa yang seakan terhenti oleh bencana alam yang menghancurkan bangunan kehidupan.
Saat mengalami penderitaan, orang seolah kehilangan harapan.
Orang hidup dalam ketiadaan Tuhan. Padahal harapan adalah cahaya jiwa untuk memandang masa depan. Harapan itu adalah Tuhan.
Bangsa Israel sesungguhnya berada dalam situasi hilang harapan di tanah pengasingan Babilonia.
Penduduknya ditawan. Yerusalem dan Bait Allah hancur.
Allah seperti hilang dari ruang hati umat-Nya.
Beban hidup bertambah berat. Keadaan ekonomi menurun drastis.
Ancaman penyakit mendera umat. Berbagai jenis kejahatan merebak.
Di tengah situasi ini, Allah menghadirkan harapan melalui pewartaan Nabi Barukh.
Orang Israel diajak lebih terbuka pada Allah.
Kesedihan dan kesengsaraan duniawi tidak boleh melumpuhkan harapan akan sebuah “masa depan” yang mungkin telah Tuhan siapkan.
Allah adalah sumber keselamatan manusia.
Tuhan tidak pernah ingkar janji.
Menurut Barukh, Yerusalem dan Kenisah Allah yang hancur akan dibangun kembali menjadi Kota Allah penuh damai dan sejahtera berdasarkan keadilan dan dalam iman teguh.
Yerusalem itu akan menyatukan segenap makhluk hidup.
Kita diajak menjadi anak Allah yang menyatukan, bukan memisahkan.
Warta kebersatuan manusia dalam Allah itu merujuk pada surat Paulus kepada umat Filipi sebagai “Hari Kristus Yesus.”
Sebuah momen keselamatan yang menyatukan semua anak Allah dalam kebahagiaan kekal.
Idealisme Kristiani ini mesti menggerakkan kita semua agar hidup dalam relasi yang intim dengan Allah.
Relasi dengan Tuhan itu menggerakkan kita agar bersatu dengan manusia dan segenap ciptaan.
Kita mesti menjadi tanda kehadiran Allah yang menyatukan. Bukan memisahkan dan menceraiberaikan.
Kita mesti lebih terbuka membina kerja sama dengan segala kaum untuk membangun sebuah dunia baru yang semakin hari semakin manusiawi.
Pola hidup Kristiani ini akan menempatkan kita sebagai orang-orang pilihan yang setia bertekun melakukan karya baik, hidup suci dan tak bercacat hingga pada hari Kristus datang itu.
Tuhan akan mendapatkan kita hidup dengan penuh kelemahlembutan dan keramahtamahan.
Kata kunci adalah setia bersyukur kepada Tuhan dalam situasi hidup apa pun.
Seluruh ziarah hidup adalah doa syukur tanpa henti.
Bagaimana kita bisa menjadi tanda keselamatan bagi Tuhan dan sesama?
Adven memberi kita makna baru: tidak sekadar persiapan lahiriah menyongsong Natal.
Tapi sebuah persiapan spiritual melalui jalan pertobatan hati. Sebuah pembalikan arah hidup. Peralihan dari manusia lama ke manusia baru.
Melangkah dari malam nan gelap memasuki fajar cerah (bdk Luk 3:5-6).
Kita menimbun kelemahan dan kerapuhan manusiawi yang menghambat dan merusak relasi kita dengan sesama.
Persiapan hati membutuhkan sebuah perombakan hidup secara total.
Kita bertanya seperti orang Yahudi kepada Yohanes Pembabtis, “Apa yang harus kita laksanakan?”
Yohanes menjawab bahwa kita harus mengubah diri sendiri. Kita kembali masuk ke dalam diri, meneliti diri, menguasai diri, menemukan kelemahan dan menata kembali seluruh diri kita.
Agar selaras dengan kehendak Allah. Perombakan dan pembaruan ini menuntut sebuah pertobatan hati yang radikal.
Inilah jalan keselamatan Allah. Tobat adalah jalan bagi Tuhan untuk lahir kembali dalam palungan hati kita.
Kesadaran ini akan membuat kita tetap rendah hati dan hidup sederhana seperti Yohanes Pembaptis.
Kesombongan dan keangkuhan adalah langit tanpa Tuhan.
Keselamatan yang dilalui Allah di dalam hati kita menjadi tanda bahwa Allah mengasihi kita tanpa batas.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 5 Desember 2021:

Bacaan Pertama: Barukh 5:1-9
Allah akan mempertunjukkan seri wajahmu
Hai Yerusalem, hendaklah engkau menanggalkan pakaian kesedihan dan kesengsaraanmu, lalu mengenakan perhiasan kemuliaan Allah untuk selama-lamanya.
Hendaklah engkau berselubungkan kampuh kebenaran Allah, dan memasang di atas kepalamu tajuk kemuliaan dari Yang Kekal.
Sebab di bawah kolong langit seri wajahmu akan dipertunjukkan oleh Allah.
Dari pihak Allah engkau akan diberi nama abadi: damai Sejahtera – Hasil – Kebenaran dan Kemuliaan – Hasil – Takwa.
Bangkitlah, hai Yerusalem, hendaklah engkau berdiri tegak di ketinggian!
Tengoklah ke timur! Lihatlah anak-anakmu sudah berkumpul atas firman dari yang Kudus; mereka berkumpul dari tempat matahari terbenam sampai ke tempat terbitnya.
Bersukarialah, karena Allah telah ingat kepada mereka.
Memang dahulu mereka pergi dari padamu dengan berjalan kami, digiring oleh musuh.
Tetapi kini mereka dikembalikan kepadamu oleh Allah.
Mereka diusung dengan hormat seolah-olah di atas tandu kerajaan.
Sebab Allah memerintahkan, supaya segala gunung yang tinggi dan segenap bukit abadi diratakan, supaya sekalian jurang ditimbun menjadi tanah yang rata.
Dengan demikian Israel dapat berjalan dengan aman di bawah naungan kemuliaan Allah.
Hutan rimba dan segala pohon yang harum semerbak pun menaungi Israel atas perintah Allah.
Sebab Israel akan dituntun dengan sukacita oleh Allah, oleh cahaya kemuliaan-Nya, dan dengan belas kasihan serta kebenaran-Nya.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6
Refr. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu, karya keselamatan.
1. Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
2. Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini." Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
3. Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata akan menuai dengan bersorak-sorai.
4. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Bacaan Kedua: Filipi 1:4-6.8-11
Usahakanlah supaya kamu suci dan tak bercacat menjelang Hari Kristus.
Saudara-saudara, setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan sukacita.
Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil dari hari pertama sampai sekarang ini.
Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, bahwa Allah yang telah memulai karya baik di antaramu, akan melanjutkannya sampai pada hari Kristus Yesus.
Sebab Allahlah saksiku betapa dengan kasih mesra Kristus Yesus aku merindukan kamu.
Dan inilah doaku: Semoga kasihmu semakin melimpah dalam pengetahuan yang benar dan dalam segala macam pengertian.
Dengan demikian kamu dapat memilih apa yang baik, agar kamu suci dan tak bercacat menjelang hari Kristus.
Dan akhirnya, semoga kamu dipenuhi dengan buah kebenaran oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil: Lukas 3:4.6
Refr. Alleluya, alleluya, alleluya.
(Setelah ayat, Alleluya dilagukan dua kali)
Persiapkanlah jalan bagi Tuhan; luruskanlah jalan bagi-Nya, dan semua orang akan melihat keselamatan yang datang dari Tuhan.
Bacaan Injil: Lukas 3:1-6
Semua orang akan melihat keselamatan dari Tuhan.
Dalam tahun kelima belas pemerintahan Kaisar Tiberius, ketika Pontius Pilatus menjadi walinegeri Yudea, dan Herodes menjadi raja wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, menjadi waja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias menjadi raja wilayah Abilene.
Pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Agung, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun.
Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan, Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis!
Maka Allah akan mengampuni dosamu, seperti ada tertulis dalam nubuat Yesaya.
Ada suara yang berseru-seru di padang gurun.
Siapkanlah jalan bagi Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya.
Setiap lembah akan ditimbun, setiap gunung dan bukit akan menjadi rata.
Yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan.
Dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya