Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Kamis 2 Desember 2021: Kehendak Allah
Yesus berkata, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga" (Mat 7:21).
Renungan Harian Katolik Kamis 2 Desember 2021: Kehendak Allah (Matius 7:21.24-27)
POS-KUPANG.COM - Saya berusaha fokus mencermati perkataan Yesus berikut.
Yesus berkata, "Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga" (Mat 7:21).
Sejauh saya mengerti maksudnya: Tidak semua orang yang suka berseru, "Tuhan! Tuhan!" kepada Yesus, akan ikut serta dalam kemuliaan Yesus.
Yesus menggunakan kata, "Tidak semua". Itu artinya, biarpun sama-sama mengucapkan seruan yang sama, tapi ada yang akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga dan ada yang tidak akan masuk ke dalamnya.
Meski pikiran saya agak sedikit nakal ingin bertanya, bagaimana dengan yang tidak berseru, "Tuhan, Tuhan?"
Apakah yang tidak berseru kepada-Nya tidak masuk ke dalam Kerajaan Sorga? Atau, ada yang masuk, tapi ada juga yang tidak masuk?
Namun saya tertarik bertanya kepada Yesus, "Siapa sih yang berseru: Tuhan, Tuhan! dan masuk ke dalam Kerajaan Sorga?"
Tak butuh waktu lama. Langsung terjawab dalam perkataan Yesus yang menyusul, "... melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga".
Artinya, dia yang berseru: Tuhan, Tuhan! dan melakukan kehendak Bapa di sorga.
Dengan lain perkataan, untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga mutlak perlu melaksanakan kehendak Allah.
Tak cukup berseru-seru "Tuhan, Tuhan!" saja, meski dengan suara merdu, dengan iringan musik yang indah.
Orang Latin bilang, "Qui bene cantat bis orat". Siapa yang bernyanyi dengan baik, berdoa dua kali.
Memang tak salah sih! Tapi apakah doa dan nyanyian yang indah sebagai berdoa dua kali didengarkan Bapa dan terlebih bisa masuk ke dalam sorga?
Itu tergantung apakah juga melaksanakan kehendak Bapa atau tidak. Frase "... melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga" memberi penekanan yang sangat tegas. Itu setidaknya menjadi limitasi yang jelas dan tak bisa ditawar-tawar dengan argumentasi apa pun.
Bernyanyi boleh bagus. Bermain musik dan mengiringi lagu sungguh merdu nan indah sungguh baik.
Liturgi yang rapi dan mengarahkan hati sangatlah perlu. Seperti para malaikat dan orang kudus di surga yang senantiasa bernyanyi dan memuji "kudus, kudus, kuduslah Tuhan, ..."
Namun kalau hidup tak benar, tak sesuai kehendak Tuhan, maka apalah artinya?
Dus, melakukan "kehendak Allah" itu sesuatu yang mutlak. Ini syarat masuk ke dalam ke dalam Kerajaan Sorga.
Ungkapan "kehendak Allah" cukup sering muncul dalam Injil Matius.
Saat berdoa Bapa Kami, doa yang diajarkan Yesus, saya berucap, "Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga" (lih. Mat 6:10).
Yesus pun pernah bilang, "Yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku" (lih. Mat 12:50).
Apa makna konkret "kehendak Allah" itu yang semestinya saya wujudkan dalam hidup berbarengan dengan seruanku, "Tuhan, Tuhan?"
Tak gampang untuk menemukan jawaban yang konkret.
Yesus pun hanya menandaskan perkataan-Nya, "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu" (Mat 7:24).
Tapi saya teringat wejangan Yesus tentang Pengadilan Terakhir yang dicatat Matius (lih. Mat 25:31-46).
Saya kutip sepenggal penting, "... sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku ... sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku."
Kalau begitu, "melakukan kehendak Allah" berarti mengasihi Tuhan dalam sesama yang hina; mengasihi Tuhan dengan segenap hati, pikiran, perbuatan ... dalam diri sesama manusia yang paling hina.
Inilah puncak kehendak Allah yang dinyatakan melalui diri Yesus sendiri.
Sering terdengar ungkapan, "Ah cuma ngomong doang ... teori. Basi!" Ini biasanya diberikan kepada orang yang hanya pandai bicara, tapi enggan berbuat, melakukan.
Tak heran ada nasihat lewat kata bijak, "Jika pembicaraan yang tidak berakhir dengan tindakan, lebih baik menekannya."
Orang-orang bijak mengatakan, "Satu perbuatan nyata, sekecil apa pun, jauh lebih berarti dibandingkan seribu kata indah. Satu perbuatan nyata sama dengan seribu kata indah. Satu perbuatan nyata akan mengundang beberapa perbuatan nyata lainnya."
Kali ini saya juga diingatkan bahwa perbuatan nyata yang saya lakukan hendaknya sesuai kehendak Allah.
Saya boleh dan harus melakukan perbuatan nyata, tapi perbuatan nyata saya harus mengalir keluar dari hati yang mengasihi; mestinya menunjukkan kasih yang sejati dalam rangka melakukan kehendak Allah dalam sesama, ya ... sesama yang paling hina.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 2 Desember 2021:

Bacaan Pertama: Yesaya 26:1-6
Bangsa yang benar dan tetap setia biarlah masuk
Pada masa itu nyanyian ini akan dinyanyikan di tanah Yehuda, “Kita mempunyai kota yang kuat!
Tuhan telah memasang tembok dan benteng untuk keselamatan kita.
Bukalah pintu-pintu gerbangnya agar masuklah bangsa yang benar dan yang tetap setia.
Engkau menjaga orang yang teguh hatinya dengan damai sejahtera, sebab ia percaya kepada-Mu.
Percayalah kepada Tuhan selama-lamanya, sebab Tuhan Allah adalah gunung batu yang kekal.
Kota-kota di atas gunung telah ditaklukkan-Nya; benteng-benteng yang kuat telah dirobohkan-Nya, diratakan-Nya dengan tanah dan dicampakkan-Nya menjadi debu.
Kaki orang-orang sengsara dan telapak orang-orang lemah akan menginjak-injaknya.”
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: 118:1.8-9.19-21.25-27a
Refr.: Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan
1. Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada insan! Lebih baik berlindung pada Tuhan daripada percaya kepada para bangsawan.
2. Bukakan aku pintu gerbang kebenaran, aku hendak masuk ke dalamnya, hendak mengucap syukur kepada Tuhan. Inilah pintu gerbang Tuhan, orang-orang benar akan masuk ke dalamnya. Aku bersyukur kepada-Mu, sebab Engkau telah menjawab aku dan telah menjadi keselamatanku.
3. Ya Tuhan, berilah kiranya keselamatan! Ya Tuhan, berilah kiranya kemujuran! Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita. Ikatkanlah korban hari raya itu dengan tali pada tanduk-tanduk mezbah.
Bait Pengantar Injil: Yesaya 55:6
Refr.: Alleluya, alleluya
Carilah Tuhan, selama Ia berkenan ditemui; berserulah kepada-Nya, selama Ia dekat
Bacaan Injil: Matius 7:21.24-27
Barangsiapa melakukan kehendak Bapa akan masuk Kerajaan Allah
Pada suatu ketika Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya, “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku, ‘Tuhan!
Tuhan’ akan masuk Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga.
Semua orang yang mendengar perkataan-Ku dan melakukannya, ia sama dengan orang bijaksana yang membangun rumahnya di atas batu.
Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu.
Tetapi rumah itu tidak roboh sebab dibangun di atas batu.
Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang bodoh, yang membangun rumahnya di atas pasir.
Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu.
Maka robohlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya