Berita NTT
Pemerintah Provinsi NTT Serahkan DIPA dan TKDD
Pemerintah Provinsi NTT ( Pemprov NTT) menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran ( DIPA)
Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG -Pemerintah Provinsi NTT ( Pemprov NTT) menyerahkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran ( DIPA) dan Buku Daftar Alokasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa ( TKDD) Tahun Anggaran 2022.
Penyerahan DIPA dan TKDD tahun 2022 itu berlangsung di Aula Rumah Jabatan Gubernur NTT, Kamis 2 Desember 2021.
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam arahannya, mengatakan teguran keras dari presiden RI, Joko Widodo beberapa waktu lalu terkait penyerapan APBD harus menjadi perhatian semua kepala Daerah.
Dia menjelaskan, teguran itu harus disikapi dengan serius oleh semua kepala daerah. Gubernur Viktor menyebut, presiden Jokowi meminta agar APBD yang masih parkir di bank agar segera diserap penggunannya sebelum mendatangkan investor atau pihak lain masuk ke daerah tersebut.
"Teguran itu, kalau bagi orang timur biasa-biasa saja. Tapi kalau dari orang Solo, itu dia sangat marah besar," kata Viktor.
Dia juga meminta fokus utama pada tahun 2022 agar ditekankan pada sektor kesehatan sesuai arahan presiden. Antisipasi masuknya varian baru, juga menjadi perhatian tiap kepala daerah.
Gubernur Viktor menyoroti rendahnya vaksinasi di Kabupaten Malaka. Dia mengatakan, ketersediaan vaksin di dareah tersebut tersedia, namun kolaborasi antar semua pihak diwilayah itu masih lemah.
Kota Kupang dan Manggarai Barat, kata Viktor, menjadi daerah dengan cakupan vaksinasi tertinggi. Hal itu didorong dengan kerjasama lintas sektor dan organisasi yang ada didaerah. Untuk itu, Viktor meminta agar daerah lain untuk mencontoh hal demikian.
Dia menjelaskan, adanya kenaikan stunting di Kota Kupang. Dia meminta agar sebelum berakhirnya masa jabatan kepemimpinan saat ini, agar bisa diselesaikan dan tidak meninggalkan masalah tersebut.
Manggarai Timur daerah lolos dengan Malaria. Total kasus di NTT 5.546 kasus malaria. Sumba Barat Daya menjadi daerah dengan kasus tertinggi kasus tertinggi kasus malari atau diatas 2 ribu kasus.
"Adapun juga penanganan malaria harus kita tingkatkan terutama di daerah Sumba. Kita ini bangga dengan pariwisata daerah kita dan jangan sampai pengunjung datang dan terganggu dengan wabah penyakit ini. Saya harapkan Bupati Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya, dan Sumba Barat untuk seriusi masalah ini," tegasnya.
Gubernur juga meminta seluruh Bupati dan Walikota untuk berusaha maksimal dalam menekan angka stunting.
"Awal saya jadi Gubernur itu stunting di NTT berada pada di angka 42 % dan kini sudah di 20,90 %. Stunting ini juga jadi perhatian serius Bapak Presiden dan beliau mau stunting NTT berada pada angka 14% di tahun 2024," jelas dia.
"Harus kita seriusi dengan benar masalah stunting ini dan usahakan jangan ada lagi anak yang terlahir stunting pada tahun depan 2022 ini. Kita bermimpi untuk generasi menciptakan kita generasi hebat, sehat, kuat dan pintar," ungkapnya.