Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Jumat 26 November 2021: Pengamat
Yesus bicara tentang kedatangan-Nya nanti. Ia ingin agar orang bisa mengamati kedatangan-Nya itu lewat tanda-tanda.
Renungan Harian Katolik Jumat 26 November 2021: Pengamat (Lukas 21:29-33)
Oleh: RD. Fransiskus Aliandu
POS-KUPANG.COM - Banyak orang suka dan sepertinya sangat pandai jadi pengamat. Lihat saja!
Orang yang kemampuannya tak memenuhi syarat untuk jadi pesepakbola tarkam (antar kampung) pun pandai sekali mengomentari dan mengkritisi penampilan pesepakbola kelas dunia seperti Messi, CR7, dan Neymar.
Dia bisa terlihat lebih hebat dari pelatih kawakan Pep Guardiola dengan analisis tajamnya tentang pola yang digunakan.
Kalau kita menyempatkan diri membaca media sosial, kita bisa lihat banyak "pengamat politik" bicara lantang di sana.
Meskipun tidak punya basis ilmu politik, semua merasa sah saja untuk menganalisis politik Indonesia, Palestina, Afganistan, Amerika, dan China.
Menjelang akhir tahun akan bermunculan para analis ekonomi yang berbicara situasi tentang perekonomian negara kita di tahun depan. Mereka tampil percaya diri dengan prediksinya.
Memasuki tahun baru imlek pun, pasti akan keluar banyak sekali peramal yang berbicara tentang nasib 12 shio di tahun macan air nanti.
Semua pengamat dalam lahan apa saja bisa memberi komentar, analisis, dan prediksinya berdasarkan apa yang dilihat dan diamatinya. Sepertinya semua hal bisa diamati dan dikomentari. Dan menariknya banyak orang tertarik dan terkesan mendengarnya.
Tapi sayangnya satu hal terkadang orang lupa atau lalai untuk mengamati dan memberi perhatian. Entah karena tidak mau tahu, entah karena menganggap tak penting, pun memang tak memperhatikan.
Hal yang satu itu tak lain adalah apa yang Tuhan inginkan dari manusia ciptaan-Nya, yang disebut citra-Nya.
Yesus bicara tentang kedatangan-Nya nanti. Ia ingin agar orang bisa mengamati kedatangan-Nya itu lewat tanda-tanda.
Ia mengingatkan kebiasaan manusia yang pandai mengamati alam dan memberi arti tentang sesuatu yang bakal terjadi.
"Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja. Apabila kamu melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kamu tahu dengan sendirinya bahwa musim panas sudah dekat" (Luk 21:29-30).
Maka Ia pun minta agar orang pun harus pandai membaca karena ada tanda-tanda pada matahari dan bulan dan bintang-bintang; juga deru dan gelora laut yang membuat takut, sebab kuasa-kuasa langit akan goncang (bdk. Luk 21:25).
Soalnya, kata-Nya, "jika hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat" (Luk 21:31).
Pada saat itu akan datang Anak Manusia, yang tak lain Dia sendiri yang datang kembali dalam awan dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya (bdk. 21:27).
Tanda pada dasarnya mengantarkan kita ke dalam gagasan, nilai, atau sesuatu yang diwakilinya. Ia diperlukan untuk kepentingan penghayatan akan nilai-nilai yang diwakilinya.
Maka kita tak bisa melihat tanda sebatas tanda. Tak boleh hanya pada tanda. Tapi menerobos hingga kepada apa yang ada di baliknya.
Tak heran Yesus menegaskan bahwa "Sesungguhnya angkatan ini tidak akan berlalu, sebelum semuanya terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu" (Luk 21:32-33).
Segala apa yang terjadi hanyalah sebagai tanda, yang memberi makna dan penjelasan tentang sesuatu yang lain. Dan sebagai tanda, kejadian atau peristiwa sedahsyat apa pun akan berlalu.
Tapi perkataan-Nya, diri-Nya yang ditandai, tak akan berlalu. Artinya, Diri-Nya, kedatangan dan kehadiran-Nya kembali, itulah yang seharusnya menjadi sasaran, fokus yang harus dibidik.
Dengan ini Yesus mengharapkan agar orang tak lupa untuk mengamati dan membaca tanda-tanda akan kedatangan-Nya kembali nanti.
Siapa pun boleh memperhatikan dan membuat prediksi apa saja tentang hidup di hari esok.
Tapi jangan sampai lalai untuk mengamati apa pun yang terjadi dalam hidup ini dan memaknainya dalam perspektif iman.
Artinya, melihat tanda-tanda apa saja dan merefleksikannya untuk membaharui hidupnya sehubungan dengan kedatangan-Nya.
Tanda-tanda, kejadian, peristiwa apa pun, terlebih yang mengguncang hidup, hendaknya disikapi secara bijaksana dan diikuti dengan pembaharuan diri untuk menyambut Dia yang akan datang.
Sehubungan dengan itu, kita ingat sejak awal kehadiran dan karya-Nya di dunia, inilah yang diserukan-Nya, "Bertobatlah!" (bdk. Mrk 1:15a). Metanoia.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 26 November 2021:

Bacaan Pertama: Daniel 7:2-14
Seseorang serupa Anak Manusia datang bersama awan-gemawan
Aku, Daniel, mendapat suatu penglihatan pada waktu malam.
Tampak keempat angin dari langit mengguncangkan laut besar.
Lalu naiklah empat binatang besar dari dalam laut, yang satu berbeda dengan yang lain.
Yang pertama rupanya seperti seekor singa dan mempunyai sayap burung rajawali.
Aku terus melihatnya sampai sayapnya tercabut dan ia terangkat dari tanah dan ditegakkan pada dua kaki seperti manusia dan kepadanya diberikan hati manusia.
Dan tampak ada seekor binatang lain, yang kedua, rupanya seperti beruang.
Ia berdiri pada sisinya yang sebelah, dan tiga tulang rusuk masih ada dalam mulutnya di antara giginya.
Kepadanya dikatakan demikian, ‘Ayo makanlah daging banyak-banyak’.
Kemudian aku melihat, tampak seekor binatang lain lagi, rupanya seperti macan tutul.
Ada empat sayap burung pada punggungnya.
Lagipula binatang itu berkepala empat, dan kepadanya diberikan kekuasaan.
Kemudian aku melihat dalam penglihatan malam itu, tampak seekor binatang yang keempat, yang menakutkan dan mendahsyatkan, ia sangat kuat.
Ia bergigi besar dari besi. Ia melahap dan meremukkan mangsanya, dan sisanya diinjak-injak dengan kakinya.
Ia berbeda dengan segala binatang yang terdahulu.
Lagipula ia bertanduk sepuluh. Sementara aku memerhatikan tanduk-tanduk itu, tumbuhlah di antaranya suatu tanduk lain yang kecil, sehingga tiga dari tanduk-tanduk yang dahulu tercabut.
Pada tanduk itu tampak ada mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong.
Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya.
Pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba.
Takhta-Nya dari nyala api, rodanya dari api yang berkobar-kobar.
Suatu sungai api timbul dan mengalir dari hadapan-Nya.
Beribu-ribu melayani Dia, dan beratus-ratus ribu berdiri di hadapan-Nya.
Lalu duduklah Majelis Pengadilan dan dibukalah Kitab-kitab.
Aku terus melihatnya, karena tanduk kecil binatang yang keempat itu mengucapkan kata-kata sombong.
Aku terus melihatnya sampai binatang itu dibunuh.
Bangkainya dibinasakan dan dilemparkan ke dalam api yang membakar.
Juga kekuasaan binatang-binatang yang lain dicabut, dan jangka hidup mereka ditentukan sampai waktu dan saatnya.
Aku terus melihat dalam penglihatan waktu malam itu, nampak seseorang serupa Anak Manusia datang dari langit bersama awan-gemawan.
Ia menghadap Dia yang telah lanjut usia-Nya dan diantar ke hadapan-Nya.
Kepada yang serupa Anak Manusia itu diserahkan kekuasaan, kehormatan dan kuasa sebagai raja.
Dan segala bangsa, suku dan bahasa mengabdi kepada-Nya.
Kekuasaan-Nya kekal adanya dan kerajaan-Nya takkan binasa.
Demikianlah Sabda Tuhan.
U. Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: Daniel 3:75-81
Refr.: Pujilah dan luhurkanlah Dia selama-lamanya.
1. Pujilah Tuhan, hai gunung-gemunung
2. Pujilah Tuhan, hai segala tumbuhan di bumi
3. Pujilah Tuhan, hai segenap mata air dan bukit
4. Pujilah Tuhan, hai lautan dan sungai
5. Pujilah Tuhan, hai raksasa lautan dan segala yang bergerak di air
6. Pujilah Tuhan, hai unggas di udara
7. Pujilah Tuhan, hai segala binatang buas dan ternak di bumi
Bait Pengantar Injil: Lukas 21:28
Refr.: Alleluya
Angkatlah kepalamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.
Bacaan Injil: Lukas 21:29-33
Jika kalian melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa Kerajaan Allah sudah dekat
Pada waktu itu Yesus mengemukakan perumpamaan ini kepada murid-murid-Nya.
“Perhatikanlah pohon ara atau pohon apa saja.
Apabila kalian melihat pohon-pohon itu sudah bertunas, kalian tahu dengan sendirinya, bahwa musim panas sudah dekat.
Demikian pula, jika kalian melihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah, bahwa Kerajaan Allah sudah dekat.
Aku berkata kepadamu: Sungguh, angkatan ini takkan berlalu, sebelum semuanya terjadi.
Langit dan bumi akan berlalu, tetapi sabda-Ku takkan berlalu.”
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan Harian Katolik lainnya