Lingkar Remaja Unicef Hasilkan Remaja yang Tanggap Dalam Upaya Mencegah Penyebaran Covid-19 

Lingkar Remaja yang digagas Unicef Mampu Hasilkan Remaja yang Tanggap Dalam Upaya Mencegah Penyebaran Covid-19 

Penulis: Gordi Donofan | Editor: OMDSMY Novemy Leo
kolase pos kupang
Septian Fajar, Komunikasi Pembangunan Unicef Indonesia dalam acara ngobrol asyik bersama Pos Kupang melalui daring, Minggu (21/11/2021) sore dengan tema Remaja dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di NTT yang digelar dalam rangka Hari Anak Sedunia tanggal 20 November 2021 

POSKUPANG.COM - Lingkar Remaja yang digagas Unicef Mampu Hasilkan Remaja yang Tanggap Dalam Upaya Mencegah Penyebaran Covid-19 

Program Lingkar remaja yang digagas Unicef sejak tahun 2017 lalu di Provinsi Nusa Tenggara Timur, mampu menghasilkan para remaja yang cepat tanggap dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19 di NTT.

Hal ini diungkapkan Septian Fajar, Komunikasi Pembangunan Unicef Indonesia dalam acara ngobrol asyik bersama Pos Kupang, Minggu (21/11/2021) sore. Hadir dalam acara itu Irene Arifajar, Spesialis Perlindungan Anak Wahana Visi Indonesia (WVI), Pendeta Seprianus Y Adonis, S.Th dari Sanggar Anak Nekamese dan Adiyen selaku perwakilan Remaja dari Lingkar Remaja Nekamese.

Diskusi selama satu jam yang dipandu Host Novemy Leo itu mengangkat tema Remaja dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di NTT yang digelar dalam rangka Hari Anak Sedunia tanggal 20 November 2021

Fajar mengatakan, selama dua tahun terakhir ini Unicef dan WVI berkolaborasi untuk mendukung remaja NTT bisa terlibat secara bermakna dalam respon dan penanggulangan Covid19. Dan selama ini pihaknya telah memberikan perhatian dan dukunganter hadap anak anak dan remaja di masa pandemi Covid-19.

Menurut Fajar, Unicef sebagai salah satu lembaga PBB selama ini berfokus pada isu perempuan dan anak termasuk didalamnya isu kesehatan, isu nutrisi, isu pendidikan dan isu social. Dan isu social yang saat ini menjadi perhatian di NTT, Indonesia hingga dunia yakni pandemi Covid-19.

Isu ini kemudian diintegrasikan dengan beberapa pendekatan, salah satunya dengan pelibatan remaja. “Karena saya percaya bahwa anak dan orang muda punya potensi yang sama dengan orang dewasa untuk mengangkat isu dan memberikan solusi terhadap isu dimaksud,” yakin Fajar.

Isu-isu tersebut pastinya akan berkaitan dengan apa yang dirasakan dan terjadi di masyarakat. Maka pelibatan anak secara penuh mesti dilakukan agar dapat mencari apa yang tepat untuk dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa.

Septian Fajar, Komunikasi Pembangunan Unicef Indonesia dalam acara ngobrol asyik bersama Pos Kupang melalui daring, Minggu (21/11/2021) sore dengan tema Remaja dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di NTT yang digelar dalam rangka Hari Anak Sedunia tanggal 20 November 2021
Septian Fajar, Komunikasi Pembangunan Unicef Indonesia dalam acara ngobrol asyik bersama Pos Kupang melalui daring, Minggu (21/11/2021) sore dengan tema Remaja dalam Upaya Pencegahan Penyebaran Covid-19 di NTT yang digelar dalam rangka Hari Anak Sedunia tanggal 20 November 2021 (kolase pos kupang)

“Isu untuk anak-anak tidak akan bisa kita lakukan dan selesaikan tanpa melibatkan anak secara langsung, apalagi jika orang dewasa selalu setir. Maka salah satu cara dengan Lingkar remaja,” kata Fajar.

Kenapa dinamakan Lingkar Remaja ? Fajar mengatakan, lingkar itu tak ada sudutnya, tak ada tepinya. Karenanya semua orang di lingkaran Remaja itu jika ingin ke tengah lingkaran, punya jarak yang sama, karena diamternya sama.

“Artinya setiap orang setara, punya kesempatan, akses yang sama, tidak ada batas sisinya, kita di satu lingkaran yang sama sehingga mesti berperan dan terlibat bersama-sama,” jelas Fajar.

Spirit Lingkar Remaja yakni menjadi sebuah platform dimana remaja diajak tak saja bisa mengenal dirinya sendiri sebab identitas itu sangat penting. Tapi juga bagaimana remaja bisa peka melihat dan menyelesaikan isu yang ada di sekitarnya. 

“Apa yang menjadi masalah buatku dan apa yang bisa aku lakukan untuk lingkunganku, bagaimana berjejaring dengan teman sebaya, berjejaring dengan lingkungan dan dengan teman yang punya perhatian yang sama. Lalu bersama-sama melakukan aksi nyata. Itu goalnya Lingkar remaja,” kata Fajar

Fajar juga menjelaskan tentang latar belakang Unicef membentuk Lingkar Remaja. “Kenapa kita buat Lingkar Remaja? Karena melibatkan remaja adalah tantangan apalagi remaja saat ini sedang berada dalam masa pandemic Covid-19. Sehingga Bagaimana mereka bisa care dan bisa melihat perkembangan dan menyelesaikan isu yang ada itu menjadi hal yang perlu dilakukan dan didukung semua pihak,” kata Fajar.

Ditambahkan Fajar, masa remaja itu adalah masa yang membingungkan bagi anak remaja karena di fase itu mereka bukan anak kecil tapi juga bukan orang dewasa sepenuhnya. Karenanya terkadang kadang mereka masih diremehkan orang dewasa bahwa mereka masih anak-anak belum bisa melakukan apa-apa, belum bisa berpikir, bicara dan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan penyelesaian isu-isu besar.

“Padahal moment remaja adalah momen untuk mengembangkan diri, momen yang tepat untuk belajar berkomunikasi, berjejaring dan mempelajari dan menyelesaikan isu. Karena anak jaman sekarang beda, mereka sudah aware dengan isu yang kelihatan berat tapi sebenarnya mereka bisa mengatasinya. kayaknya ngga bisa padaala mereka mampu banget,” yakin Fajar.

Fajar mengatakan, Lingkar Remaja digagas Unicef sejak tahun 2016 dan di NTT sudah masuk tahun 2017. Pembentukan Lingkar Remaja sudah melalui proses riset yang panjang dan kini sudah ada 300-an Lingkar Remaja di Indonesia dari Aceh hingga Papua. DI NTT ada di Kota Kupang, TTS dan Kabupaten Kupang dan aka meluas ke daerah lainnya.

“Terimakasih untuk semua pihak, WVI, masyarakat dan komunitas seperti Sanggar Anak Nekamese yang telah membuat Lingkar Remaja menjaji Best Pratice sehingga bisa dilihat manfaatnya untuk bisa direplikasi di tempat lain,” kata Fajar.

Lingkar Remaja di Kota Kupang berada di 5 titik, diantaranya di Gereja Kaisarea, Kuanino, Liliba dan Eden TTS

Hasil dari Lingkar remaja spiritnya anak-anak bisa terlibat dan member solusi apalagi difasilitasi oleh orang dewasa. Ide-ide kreatif munculs eperti membuat drama, sosialisasi 3M, mensosialisasikan tentang prokes, pendataan orang sekitar terkait vaksinasi dan mengajak masyarakat untuk ikut vaksinasi.

“Pointnya, remaja  bisa melakukan aksi yang signifikan dan punya impek besar bagi isu-isu yang penting apalagi jika didampingi fasilitator yang mumpuni," kata Fajar.

Adiyen, perwakilan Remaja dari Lingkar Remaja Nekamese mengaku sangat terkesan dengan Lingkar Remaja yang digagas Unicef.

Menurutnya, program Lingkar Remaja yang masuk ke Sanggar Anak Nekamese ini membuat dia dan belasan anak lainnya bisa terlibat dalam upaya mencegah penularan Covid-19 di wilayanya.

"Lingkar remaja sangat bermanfaat untuk remaja. Ketika pandemi Covid-19, kami sudah keluar rumah, jarang bermain dengan kawan, sekolah juga harus online, tapi dengan lingkar remaja kami bisa bertemu dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan kami bisa ikut pelatihan kepemipinan dan upaya mencegah penularan Covid-19," kata Adiyen.  

naa KSelain belajar tentang kepemimpinan, Adiyen dan teman-temannya juga belajar tentang bagaimana bisa melihat dan mendiskusikan tentang isu yang terjadi di sekitarnya dan bagaimana mereka bisa membentuk jejaring untuk bersama mencari solusi penyelesaian masalah dimaksud.  

Hal senada disampaiakan Sanggar Suara Nekamese, Pdt Seprianus Adonis, S.Th bahwa Lingkar remaja membuat remaja di wilayahnya bisa memanfaatkan masa pandemi Covid-19 dengan berbagai kegiatan positif yang bermanfaat untuk remaja dan masyarakat sekitarnya. (poskupang.com gordy donofan)

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved