Berita Kota Kupang
Kebaktian Minggu Bulan Lingkungan Hidup, Pendeta Dr. Mesakh Dethan Ajak Umat Lestarikan Alam
Kebaktian Minggu Bulan Lingkungan Hidup, Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan Ajak Umat Lestarikan Alam
POS-KUPANG.COM | KUPANG - Bagi mereka yang merusak hutan dengan semena-mena, yang memanfaatkan hasil laut dengan serakah dan egois melalui penggunaan bahan peledak, bagi yang bertani dengan meracuni bumi, sebetulnya ia sedang meracuni diri sendiri dan sesama dengan menggunakan racun pestisida secara berlebihan.
Bagi yang mengejar keuntungan ekonomi sambil mengabaikan nilai-nilai spritual ekoteologi, marilah lah kita semua berpikir dan merenungkan sejenak bahwa alam adalah saudara kita, ketika kita menyakiti alam, sebetulnya kita menyakiti saudara kita sendiri.
Demikian cuplikan khotbah berdasarkan teks kitab Kolose 1:15-23 dari Pdt. Dr. Mesakh A.P. Dethan, M.Th, MA, Dosen Pasca Sarjana Universitas Kristen Artha Wacana Kupang dalam khotbahnya pada Kebaktian Minggu Bulan Lingkungan Hidup di gereja Betel Nitneo, Klasis Kupang Barat, yang dilayani oleh Pdt.Melsy Thelik-Mooy, STh, Minggu tanggal 21 November 2021.
Menurut Mesakh Dethan bacaan Alkitab hari ini, yang secara luas menjadi tema utama dari pelayanan Firman di seluruh pelayanan GMIT pada minggu ini, pada dasarnya menekankan tentang keutamaan Kristus dan pangggilan bagi orang beriman untuk berkarya bersama Allah dalam pemulihan ciptaan.
Baca juga: Kebaktian Minggu Pdt Mesakh Dethan di Jemaat GMIT Kefas: Roh Tuhan Menyembuhkan dan Memulihkan
Dalam teks ini ditekankan tentang Keutamaan dan keungulan Kristus. 15 Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia.
Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. Karena seluruh kepenuhan Allah berkenan diam di dalam Dia dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
Kol 1:15-20 adalah sebuah Hymne Kristologi yang dipakai Paulus sebagai dasar untuk menasehati jemaat di Kolose.
Dalam ayat 15 ditekankan dua istilah penting yaitu prototokos yang sulung dan yang lebih utama dari segala ciptaan.
Istilah ini bukan menunjukkan bahwa Yesus adalah bagian dari yang diciptakan, tetapi menunjukkan kepada keutamaanNya. Karena dalam konteksnya dikatakan justru alam ini diciptakan oleh Yesus Kristus (ayat 16 “karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu”).
Dalam kaitan dengan lingkungan hidup, maka ketika kita memperlakukan alam dengan tidak benar sebetulnya kita juga tidak memperlakukan Kristus dengan tidak benar. Orang yang mengasihi Kristus dengan sungguh-sungguh, maka ia juga harus mengasihi alam. Karena ketika ia merawat alam, seolah ia juga sedang merawat Kristus sendiri.
Baca juga: Pdt. Dr Mesakh Dethan: Alat-alat Perang Menjadi Alat Perdamaian
Penting untuk ditekankan bahwa keutamaan Kristus ini menunjukkan keunggulan Kristus alam alam ini. Sehingga orang tidak boleh menyembah alam atau menyangka bahwa alam adalah ruang bagi kuasa-kuasa atau roh-roh yang dapat mempengaruhi manusia, karena kalau ini dilakukan, maka orang akan jatuh pada bahaya sinkritisme.
Bisa saja orang dapat memandang alam sebagai ruang bagi kuasa-kuasa yang menakutkan sehingga manusia perlu tunduk kepada alam dan menyenangkan kuasa-kuasa alam dengan sesajen, kenduri atau upacara-upacara lainnya seperti dalam praktek-praktek agama suku di Timor dan di temapt-tempat lain.
Bagi Paulus jika sikap dan praktek agama suku seperti ini dilakukan juga bagi orang Kristen, maka sebetulnya ia telah menyangkali keutamaan Kristus atas alam ciptaan Tuhan ini. Karena Kristus adalah yang lebih utama dari segala ciptaan (ayat 15).
Dalam ayat 15 juga ditekankan istilah lain yang juga menarik untuk dibahas yakni istilah Kristus adalah ikon (gambar) Allah yang tidak kelihatan.
Artinya pada Kristus orang juga telah melihat Allah yang tidak kelihatan itu. Dalam Kitab Kejadian Adam dikatakan diciptakan menurut gambar Allah. Artinya ada terkandung nilai-nilai moral yang melekat pada Adam untuk meniru dan mewarisi sifat-sifat Allah.
Sebagaimana Allah menata dunia yang semula tohu wabohu (kaca balau) menjadi baik dan teratur, maka tuga Adam juga adalah melanjutkan karya Allah dalam penaatan dan pemulihan dunia yang makin rusak akibat ulah dan dosa manusia ini, demikian menurut pakar Perjanjian Baru tamatan Universitas Heidelberg Jerman ini.
Apalagi dalam budaya orang Timor sendiri alam adalah saudara. Orang yang merusak alam sebenarnya merusak saudara sendiri. Orang yang menebang pohon dan mengksploitasi hutan sesungguhnya ia sedang menebang dan mengksploitasi saudara sendiri.
Karena itu membangun hidup yang damai dengan alam bukan hanya panggilan budaya, tetapi juga panggilan ilahi. Jika dalam budaya dipandang bahwa tubuh alam bagaikan tubuh manusia. Karena itu ketika batu itu dipotong, menurut kepercayaan Timor seperti tubuh mereka sendiri yang dipotong-potong.
“Yesus yang kita sembah adalah Tuhan atas alam ciptaan, sehingga merusak alam sessungguhnya tidak menghormati Kristus,“ demikian akademisi UKAW dan mantan wartawan Pos Kupang pencetus rubrik berbahasa Kupang “Tapaleuk” ini.
Menurut Mesakh Dethan akibat ulah manusia secara berabad merusak alam, maka terjadi pemanasan global dan memicu iklim yang eksterm yang bermuara kepada rupa-rupa bencana alam, badai puting beliung (semisal Seroja), banjir, tanah longsor, etc.
Sebagai orang percaya kita tidak boleh tinggal diam dan berpangku tangan, mari kita selamatkan bumi dan hutan kita. Jika kita selamatkan hutan, hutan yang diciptakan Tuhan akan selamatkan kita pula.