Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Rabu 17 November 2021: Kesetiaan dan Tanggung Jawab
Bacaan Injil Lukas hari ini kembali mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kesetiaan dan tanggung jawab kita dalam menjalankan tugas perutusan
Renungan Harian Katolik Rabu 17 November 2021: Kesetiaan dan Tanggung Jawab (Luk 19:11-28)
Oleh: RD. Eman Kiik Mau
POS-KUPANG.COM - Bacaan Injil Lukas hari ini kembali mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kesetiaan dan tanggung jawab kita dalam menjalankan tugas perutusan yang telah dipercayakan Tuhan kepada kita.
Bacaan Injil Lukas hari ini bicara tentang talenta. Talenta merupakan anugerah Tuhan yang dipercayakan kepada kita untuk dikembangkan.
Uang mina juga merupakan anugerah yang dipercayakan kepada kita. Dalam konteks bacaan hari ini jelas meminta untuk dilipatgandakan melalui usaha dagang.
Konteks Injil Lukas hari ini bukan bicara tentang memperdagangkan atau komersialisasi talenta atau anugerah, namun ingin menunjukkan tanggung jawab yang lebih berat. Tuhan menuntut dan mengutus setiap kita untuk mengembangkan talenta dan anugerah ini supaya berbuah berlipat ganda.
Tuhan itu adil dan murah hati. Ia menganugerahkan segala sesuatu kepada kita sesuai dengan takarannya. Ada yang besar, ada yang kecil. Ada yang banyak, ada yang sedikit.
Kita tidak boleh iri, dengki, cemburu atas kebaikan Tuhan itu. Kita terima kasih karunia-Nya dengan penuh syukur. Kita kembangkan agar berlipat ganda dan kita bagikan kepada sesama sebagai persembahan kepada Tuhan. Inilah wujud syukur kita atas karunia Tuhan.
Refleksi bagi kita, apakah kita sudah setia dan sungguh bertanggung jawab mengembangkan talenta dan anugerah yang Tuhan berikan? Apakah kita sudah menghasilkan buah berlipat ganda dalam wujud tindakan nyata pada sesama?
Ya Tuhan, tuntunlah kami untuk setia dan tanggung jawab dalam tugas perutusan yang Dikau percayakan kepada kami di tengah dunia ini. Amin.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 17 November 2021:

Bacaan I 2Mak 7:1.20-31
Pencipta alam semesta akan memberi kembali roh dan hidup kepadamu
Terjadi pula yang berikut ini: Tujuh orang bersaudara serta ibu mereka ditangkap. Lalu dengan siksaan cambuk dan rotan mau dipaksa oleh sang raja untuk makan daging babi yang haram.
Tetapi terutama ibu itu sungguh mengagumkan secara luar biasa. Ia layak dikenang-kenangkan baik-baik. Ia mesti menyaksikan ketujuh anaknya mati dalam tempo satu hari saja. Namun demikian, itu ditanggungnya dengan besar hati oleh sebab harapannya kepada Tuhan.
Dengan rasa hati yang luhur dihiburnya anaknya masing-masing dalam bahasanya sendiri, penuh dengan semangat yang luhur. Dengan semangat jantan dikuatkannya tabiat kewanitaannya lalu berkatalah ia kepada anak-anaknya:
“Aku tidak tahu bagaimana kamu muncul dalam kandungku. Bukan akulah yang memberi kepadamu nafas dan hidup atau menyusun bagian-bagian pada badanmu masing-masing!
Melainkan Pencipta alam semestalah yang membentuk kelahiran manusia dan merencanakan kejadian segala sesuatunya. Dengan belas kasihan-Nya Tuhan akan memberikan kembali roh dan hidup kepada kamu, justru oleh karena kamu kini memandang dirimu bukan apa-apa demi hukum-hukum-Nya.”
Adapun raja Antiokhus mengira bahwa ibu itu menghina dia dan ia menganggap bicaranya suatu penistaan. Anak bungsu yang masih hidup itu tidak hanya dibujuk dengan kata-kata, tetapi sang raja juga menjanjikan dengan angkat sumpah bahwa anak bungsu itu akan dijadikannya kaya dan bahagia, asal saja ia mau meninggalkan adat istiadat nenek moyangnya. Bahkan ia akan dijadikannya sahabat raja dan kepadanya akan dipercayakan pelbagai jabatan negara.
Oleh karena pemuda itu tidak menghiraukannya sama sekali, maka sang raja memanggil ibunya dan mendesak, supaya ia menasehati anaknya demi keselamatan hidupnya.
Sesudah ia lama mendesak barulah ibu itu menyanggupi untuk meyakinkan anaknya.
Kemudian ia membungkuk kepada anaknya lalu dengan mencemoohkan penguasa yang bengis itu berkatalah ia dalam bahasanya sendiri: “Anakku, kasihanilah aku yang sembilan bulan lamanya mengandungmu dan tiga tahun lamanya menyusuimu. Akupun sudah mengasuhmu dan membesarkanmu hingga umur sekarang ini dan terus memeliharamu.
Aku mendesak, ya anakku, tengadahlah ke langit dan ke bumi dan kepada segala sesuatunya yang kelihatan di dalamnya. Ketahuilah bahwa Allah tidak menjadikan kesemuanya itu dari barang yang sudah ada. Demikianpun bangsa manusia dijadikan juga.
Jangan takut kepada algojo itu. Sebaliknya, hendaklah menyatakan diri sepantas kakak-kakakmu dan terimalah maut itu, supaya aku mendapat kembali engkau serta kakak-kakakmu di masa belas kasihan kelak.”
Ibu itu belum lagi mengakhiri ucapannya itu, maka berkatalah pemuda itu, “Kamu menunggu siapa? Aku tidak mentaati penetapan raja. Sebaliknya aku taat kepada segala ketetapan Taurat yang sudah diberikan oleh Musa kepada nenek moyang kami.
Niscaya baginda yang menjadi asal usul segala malapetaka yang menimpa orang-orang Ibrani tidak akan terluput dari tangan Allah.
Demikianlah sabda Tuhan
Syukur kepada Allah
Mazmur Tanggapan: 17:1.5-6.8b.15
Refr: Pada waktu bangun aku menjadi puas dengan hadirat-Mu, ya Tuhan.
1. Dengarkanlah, TUHAN, perkara yang benar, perhatikanlah seruanku; berilah telinga akan doaku, dari bibir yang tidak menipu.
2. Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidak goyang.
3. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.
4. Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu
5. Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.
Bait Pengantar Injil Yoh 15:16
Aku telah menetapkan kalian supaya kalian pergi dan menghasilkan buah yang takkan binasa, sabda Tuhan.
Bacaan Injil Luk 19:11-28
Mengapa uangku tidak kau berikan kepada orang yang menjalankan uang?
Untuk mereka yang mendengarkan Dia di situ, Yesus melanjutkan perkataan-Nya dengan suatu perumpamaan, sebab Ia sudah dekat Yerusalem dan mereka menyangka, bahwa Kerajaan Allah akan segera kelihatan.
Maka Ia berkata, “Ada seorang bangsawan berangkat ke sebuah negeri yang jauh untuk dinobatkan menjadi raja di situ dan setelah itu baru kembali.
Ia memanggil sepuluh orang hambanya dan memberikan sepuluh mina kepada mereka, katanya: Pakailah ini untuk berdagang sampai aku datang kembali.
Akan tetapi orang-orang sebangsanya membenci dia, lalu mengirimkan utusan menyusul dia untuk mengatakan: Kami tidak mau orang ini menjadi raja atas kami.
Dan terjadilah, ketika ia kembali, setelah ia dinobatkan menjadi raja, ia menyuruh memanggil hamba-hambanya, yang telah diberinya uang itu, untuk mengetahui berapa hasil dagang mereka masing-masing.
Orang yang pertama datang dan berkata, Tuan, mina tuan yang satu itu telah menghasilkan sepuluh mina.
Katanya kepada orang itu, Baik sekali perbuatanmu itu, hai hamba yang baik; engkau telah setia dalam perkara kecil, karena itu terimalah kekuasaan atas sepuluh kota.
Datanglah yang kedua dan berkata, Tuan, mina tuan telah menghasilkan lima mina.
Katanya kepada orang itu, Dan engkau, kuasailah lima kota.
Dan hamba yang ketiga datang dan berkata, Tuan, inilah mina tuan, aku telah menyimpannya dalam sapu tangan.
Sebab aku takut akan tuan, karena tuan adalah manusia yang keras; tuan mengambil apa yang tidak pernah tuan taruh dan tuan menuai apa yang tidak tuan tabur.
Katanya kepada orang itu, Hai hamba yang jahat, aku akan menghakimi engkau menurut perkataanmu sendiri. Engkau sudah tahu bahwa aku adalah orang yang keras, yang mengambil apa yang tidak pernah aku taruh dan menuai apa yang tidak aku tabur.
Jika demikian, mengapa uangku itu tidak kauberikan kepada orang yang menjalankan uang? Maka sekembaliku aku dapat mengambilnya serta dengan bunganya.
Lalu katanya kepada orang-orang yang berdiri di situ, Ambillah mina yang satu itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh mina itu.
Kata mereka kepadanya, Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina.
Jawabnya, Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ada padanya.
Akan tetapi semua seteruku ini, yang tidak suka aku menjadi rajanya, bawalah mereka kemari dan bunuhlah mereka di depan mataku.”
Dan setelah mengatakan semuanya itu Yesus mendahului mereka dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem.
Demikianlah Sabda Tuhan
Terpujilah Kristus.