Berita Kota Kupang
Polisi di Kupang Bina Puluhan Anak Kurang Mampu Lewat Olahraga Sepak Bola dan Taekwondo
Berbekal Pengalaman Polisi di Kupang Bina Puluhan Anak Kurang Mampu Lewat Sepak Bola Dan Taekwondo
Penulis: Ray Rebon | Editor: Kanis Jehola
Selama dua jam laltihan, Ibnu mengajarkan dan melakukan latihan teknik drible bola, teknik dasar dan visi dan misi bermain bola.
Untuk pembinaan yang lebih terarah, pihaknyaq mengelompokkan anak binaan untuk anak usia dibawah 12 tahun, 16 tahun kebawah dan usia dewasa.
Tidak saja sekedar berlatih, Ibnu pun rutin mengikutkan anak binaannya dalam berbagai kejuaraan dan pertandingan sepak bola.
Untuk membiayai keberangkatan tim dan akomodasi selama di daerah pertandingan, Ibnu lagi-lagi mengandalkan gajinya serta ada sumbangan sukarela orang tua. "Selain swadaya, ada juga beberapa orang tua yang membantu," ujarnya.
Klub Tunas Muda pun pernah meraih juara I usia 12 tahun, juara I usia 16 tahun dan juara II usia 15 tahun. "Setiap tahun kami rutin ikut kejuaraan dan pertandingan," ujarnya.
Ibnu tidak memiliki harapan muluk, ia hanya berharap anak-anak binaannya bisa bermain sepak bola yang benar dan bisa bermain dikancah nasional serta merubah hidup mereka menjadi pemain sepak bola profesional.
Taekwondo Bina Mental Anak
Selain membina sepak bola, Ibnu juga menyisihkan waktu nya setiap Rabu dan Minggu malam melatih 40 anak dan remaja belajar taekwondo.
Untuk olahraga ini dipilih anak usia 8-15 tahun dari berbagai kalangan. "Saya fokus membina anak dan remaja," tandasnya.
Latihan taekwondo ini dirintis sejak tahun 2016 lalu juga dengan gratis dan tanpa biaya. "Orang tua mereka sangat mendukung. Memang ada beberapa orang tua yang mau menyumbang tapi saya tolak," ujar mantan anggota Buser Polres Kupang ini.
Khusus untuk pakaian latihan, bagi anak-anak yang mampu bisa membeli sendiri baju latihan. Ibnu membelikan seragam latihan bagi anak-anak kurang mampu.
Saat ini ia sedang gencar melatih anak didiknya karena pada 4 Desember mendatang akan ada ujian kenaikan sabuk. Anak-anak binaan pun selalu diikutsertakan dalam pertandingan antar doja se kota Kupang.
"Saya ingin anak-anak dan remaja mengisi waktu nya dengan kegiatan positif sehingga tidak hanya sibuk bermain game atau melakukan tindak kriminal. Anak-anak kita mampu dan bisa asalkan kita latih dan ada ketekunan," tambahnya.
Soal biaya dan pengeluaran, ia tidak terlalu ambil pusing karena ia rela menyisihkan gaji dan pendapatan untuk pembinaan generasi masa kini. (*)