Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 15 November 2021: Iman Melawan Pembungkaman
Peristiwa ini terjadi saat Yesus dan murid-murid-Nya melintasi kota itu terakhir kalinya sebelum tiba di Yerusalem, dimana Yesus akan mati disalibkan.
Renungan Harian Katolik Senin 15 November 2021: Iman Melawan Pembungkaman (Luk 18: 35-43)
Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD
POS-KUPANG.COM - Ada seorang buta sedang duduk di pinggir jalan dekat Yerikho.
Kisah orang buta dekat Yerikho dicatat dalam tiga Injil Sinoptik.
Peristiwa ini terjadi saat Yesus dan murid-murid-Nya melintasi kota itu terakhir kalinya sebelum tiba di Yerusalem, dimana Yesus akan mati disalibkan.
Dalam Injil Matius (Mat 20:29-34) dan Injil Lukas (Luk 18:35-43) tidak disebutkan nama orang buta tersebut. Menurut Injil Markus, penyembuhan ini terjadi atas diri Bartimeus (Mrk 10:46-52).
Orang buta anonim itu diberitahu bahwa seorang nabi dari Nazaret sedang lewat. Orang buta itu tidak mau Yesus berlalu dan melewatinya begitu saja.
Secara manusiawi, ia memiliki kerinduan untuk tahu pribadi Yesus. Tapi harapan terdalam adalah meninggalkan dunianya yang gelap.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 14 November 2021: Investasi Kasih
Pribadi yang akan mengantar dia memasuki terang adalah Yesus.
Satu-satunya jalan adalah berteriak di tengah lautan debu dan derap kaki ribuan orang. “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” (Luk 18:38).
Orang banyak menghardiknya agar diam. Tapi dia semakin keras berteiak, “Anak Daud, kasihanilah aku!” (Luk 18: 39).
Orang buta itu menyerukan nama Yesus dengan gelar Mesianis yaitu Anak Daud. Sebuah pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan, turunan Daud dimana Allah akan memenuhi janji-janji-Nya.
Teriakan orang buta adalah perlawanan terhadap orang banyak yang hendak membungkamnya.
Dia tetap bertekun. Ia tidak mau kehilangan momen emas untuk disembuhkan hanya karena tunduk pada kedegilan hati orang banyak.
Ia sangat yakin bahwa Anak Daud sungguh berbelas kasih kepadanya.