Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 7 November 2021, Minggu Biasa XXXII: Kasih Murni, Rahmat Tak Bertepi
Di kalangan bangsa Yahudi, janda adalah perempuan yang terpisah dengan suami karena meninggal dunia. Dia harus berjuang sendiri untuk bertahan hidup.
Renungan Harian Katolik Minggu 7 November 2021, Hari Minggu Biasa XXXII: Kasih Murni, Rahmat Tak Bertepi (Mrk 12: 38-44)
Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD
POS-KUPANG.COM - Kisah janda miskin dan kafir di Sarfat yang terletak di Fenesia, Libanon sungguh inspiratif (1Raj 17:10-16).
Di kalangan bangsa Yahudi, janda adalah perempuan yang terpisah dengan suami karena meninggal dunia.
Dia harus berjuang sendiri untuk bertahan hidup.
Janda identik dengan hidup sederhana, bahkan miskin.
Janda miskin dan kafir itu hanya punya segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli.
Cukup untuk makan hari itu. Tidak ada lagi yang tersisa.
Tepung dan sedikit minyak itu milik terakhir untuk memperpanjang hidup hari itu.
Tapi janda miskin itu memberi semuanya untuk Elia. Orang asing yang tidak dikenal.
Pemberian yang sesungguhnya paling berharga baginya.
Cinta kasih nan murni mengalir dari kekurangan dan keterbatasan.
Apakah dengan memberi dari yang kurang dan terbatas itu, janda miskin dan kafir itu kehabisan makanan?
Kerelaan janda kafir itu yang memberi dari kekurangan dibalas Tuhan.
Persediaan tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli tidak pernah habis.
Malah lebih dari cukup untuk hidup selama masa paceklik (1Raj 17: 12-16). Kasih itu ajaib!
“Kasih tulus-murni yang mengalir dari kekurangan akan menuai rahmat tanpa batas.”
Persembahan diri yang terbatas hadir dalam sosok janda miskin yang dipuji Tuhan.
Janda miskin itu memberi segala yang ada padanya yaitu seluruh nafkahnya (Mrk 12:44).
Orang yang secara struktur sosial dinilai miskin ini merelakan kebutuhan hidupnya bagi orang lain yang lebih membutuhkannya.
Sebuah pemberian yang mengalir dari hati, tanpa embel-embel pujian, sorotan kamera berulang-ulang dan wawancara eksklusif berdurasi panjang.
Tuhan memuji janda miskin ini sebagai kritik kenabian bagi elite agama Yahudi: kaum Farisi dan ahli Taurat yang hidupnya glamour dengan kekayaan melimpah dan memberi persembahan besar agar dilihat dan dipuji orang.
Yesus bilang: mereka sudah mendapatkan upahnya.
Apakah dengan memberi habis seluruh hidupnya, janda miskin itu akan menderita?
Semakin besar pengurbanan untuk menyelamatkan hidup sesama, semakin besar pula ganjaran dari Allah (Mrk 12: 14).
“Orang-orang sederhana selalu punya hati untuk orang lain.”
Dua janda miskin berbagi hidup untuk sesama yang mungkin lebih menderita. Hidupnya susah tapi tidak menutup ruang bagi aliran kasih.
Keduanya hidup dalam kekurangan tapi kaya dalam iman.
Orang-orang yang secara struktur sosial menempati posisi terendah dalam masyarakat justru dihadirkan Tuhan unuk menginspirasi hidup kita.
Hanya orang berhati sederhana memiliki ruang bagi sesama dalam diri.
Ia tidak hanya memikirkan diri, hidup dan kebutuhannya. Ia sadar, Tuhanlah yang memberinya hidup.
Tuhan mengalirkan kasih murni tanpa pamrih. Kasih yang menghidupkan itu mesti kita bagi kepada orang lain.
Iman dan agama mesti mengantar kita pada praktik hidup yang konkret.
Kita harus siap membantu orang lain yang sangat membutuhkan, meski harus merelakan sesuatu yang sangat kita butuhkan.
Kita tidak memberi hanya karena berkecukupan tapi juga saat kita memiliki sesuatu bagi kita sendiri.
Kebahagaiaan tak terkira menghampiri kita ketika kita memberi dari kekurangan.
Orang yang memberi dengan tulus dari kekurangan akan menerima saat ia berkekurangan (1Raj 17:16).
Kasih yang mengalir dari kemurnian hati yang kurang, terbatas, akan menuai rahmat yang tidak pernah habis, selalu melimpah. *
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 7 November 2021:

Bacaan Pertama: 1 Raja-Raja 17:10-16
Janda itu membuat sepotong roti bundar kecil dan memberikannya kepada Elia
Sekali peristiwa Nabi Elia bersiap-siap, lalu pergi ke Sarfat. Ketika ia tiba di dekat gerbang kota itu, tampaklah seorang janda sedang mengumpulkan kayu api.
Elia berseru kepada perempuan itu, “Cobalah, ambilkan aku sedikit air dalam kendi untuk kuminum!”
Ketika perempuan itu pergi mengambil air, Elia berseru lagi, “Cobalah juga bagiku sepotong roti!” Perempuan itu menjawab, “Demi Tuhan, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli.
Sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, sebentar lagi aku pulang dan mengolanya bagiku dan bagi anakku, dan setelah memakannya, maka kami akan mati.”
Tetapi Elia berkata kepadanya, “Janganlah takut, pulanglah, dan buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku; kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
Sebab beginilah firman Tuhan, Allah Israel. Tepung dalam tempayan itu takkan habis, dan minyak dalam buli-buli itu pun takkan berkurang sampai tiba waktunya Tuhan menurunkan hujan ke atas muka bumi.”
Maka pergilah perempuan itu, berbuat seperti yang dikatakan oleh Elia.
Maka Elia, perempuan itu dan anaknya mendapat makanan beberapa waktu lamanya.
Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang sesuai dengan firman Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.
Demikianlah Sabda Tuhan
Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan: 146:7,8-9a,9bc-10
Refr.: Pujilah Tuhan, hai umat Allah, Pujilah Tuhan, hai umat Allah.
- Dialah yang menegakkan keadilan, bagi orang yang diperas, dan memberikan roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.
- Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk, Tuhan mengasihi orang-orang benar, Tuhan menjaga orang-orang asing.
- Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun temurun.
Bacaan Kedua: Ibrani 9:24-28
Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang
Saudara-saudara, Kristus telah masuk ke dalam tempat kudus bukan yang buatan tangan manusia, yang hanya merupakan gambaran dari tempat kudus yang sejati, tetapi ke dalam surga sendiri, untuk menghadap hadirat Allah demi kepentingan kita.
Ia pun tidak berulang-ulang masuk untuk mempersembahkan diri-Nya sendiri sebagaimana Imam Agung setiap tahun masuk ke dalam tempat kudus mempersembahkan darah yang bukan darahnya sendiri.
Sebab kalau demikian Kristus harus berulang-ulang menderita sejak dunia ini dijadikan.
Tetapi sekarang ternyata, pada zaman akhir ini, Ia hanya satu kali saja menyatakan diri untuk menghapus dosa lewat kurban-Nya.
Seperti manusia ditetapkan Allah untuk mati hanya satu kali, dan sesudah itu dihakimi, demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang.
Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekali lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka yang menantikan Dia.
Demikianlah Sabda Tuhan
Syukur Kepada Allah.
Bait Pengantar Injil: Matius 5:3
Refr.: Alleluya, alleluya
Berbahagialah yang hidup miskin terdorong oleh karena Roh Kudus, sebab bagi merekalah kerajaan Allah.
Bacaan Injil: Markus 12:38-44
Janda miskin ini telah memberi lebih banyak daripada semua orang lain
Pada suatu hari, dalam pengajaran-Nya, Yesus berkata kepada orang banyak, “Waspadalah terhadap ahli-ahli Taurat!
Mereka suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar.
Mereka suka menduduki tempat-tempat terdepan dalam rumah ibadat dan tempat terhormat dalam perjamuan. Mereka mencaplok rumah janda-janda sambil mengelabui orang dengan doa yang panjang-panjang.
Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.”
Pada suatu hari lain, sambil duduk berhadapan dengan peti persembahan, Yesus memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu.
Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda miskin.
Ia memasukkan “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin itu memberi lebih banyak daripada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.
Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda itu memberi dari kekurangannya; semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya.”
Demikianlah Injil Tuhan.
Terpujilah Kristus