Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Minggu 7 November 2021: Buah Ketulusan dan Kebaikan dalam Berbagi
Setiap tindakan yang lahir dari disposisi hati yang tulus dan baik akan berdampak pada terciptanya kebahagiaan dan kedamaian diri dan sesama.
Janda miskin itu melakukan apa yang disarankan Nabi Elia, dan ia bersama anaknya selamat.
Allah menggandakan kebaikan dan berkat bagi hidup mereka karena tulus hati dalam berbagi dan terutama kesediaan untuk mendengarkan nasihat Nabi Elia.
Kebaikan hati dan iman janda miskin itu merawat keberlanjutan hidup mereka dan memperkuat persekutuan mereka dengan Tuhan dan sesama.
Selanjutnya derma janda miskin yang diberikan dengan tulus hati dan dari kekurangan dan keterbatasan diri mendapat perhatian dan pujian dari Yesus untuk menegaskan kualitas dari setiap pemberian.
Hatilah yang memberi, tangan cuma lantaran.
Betapa bernilainya sebuah pemberian yang diberikan dengan kualitas hati yang tulus dan ikhlas tanpa perhitungan kepentingan manusiawi karena terkontaminasi godaan untuk menjadi berkuasa, populer dan ingin memanipulasi Tuhan dan sesama.
Semoga kita semakin terinspirasi untuk rajin dan tekun berberbagi dan berbuat baik dengan tulus ikhlas sebagai penegasan kualitas hati yang beriman.
Kita berani berbagi dari ketersediaan bahkan dalam situasi yang terbatas, kepada siapa pun tanpa diskriminasi dan manipulasi karena yakin bahwa kita diutus Tuhan untuk mewartakan kabar baik dan melakukan perbuatan baik bagi banyak orang selama ziarah di bumi ini.
Sebagaimana Yesus Imam Agung kita yang selalu berbuat baik dan bahkan mengorbankan diri-Nya untuk keselamatan banyak orang. Salve.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 7 November 2021:

Bacaan Pertama: 1 Raja-Raja 17:10-16
Janda itu membuat sepotong roti bundar kecil dan memberikannya kepada Elia
Sekali peristiwa Nabi Elia bersiap-siap, lalu pergi ke Sarfat. Ketika ia tiba di dekat gerbang kota itu, tampaklah seorang janda sedang mengumpulkan kayu api.
Elia berseru kepada perempuan itu, “Cobalah, ambilkan aku sedikit air dalam kendi untuk kuminum!”
Ketika perempuan itu pergi mengambil air, Elia berseru lagi, “Cobalah juga bagiku sepotong roti!” Perempuan itu menjawab, “Demi Tuhan, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli.