Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Selasa 2 November 2021, Peringatan Arwah Orang Beriman: Titian
Gereja memberi kita waktu khusus untuk mendoakan keselamatan semua orang beriman yang telah meninggal
Renungan Harian Katolik Selasa 2 November 2021, Peringatan Arwah Orang Beriman: Titian (Yoh 6:37-40)
Oleh: Pater Steph Tupeng Witin SVD
POS-KUPANG.COM - Gereja hari ini memperingati arwah semua orang beriman yang telah meninggal dunia.
Waktu istimewa yang disediakan Gereja ini mengingatkan kita bahwa kematian tidak pernah memisahkan kita dengan semua orang beriman yang telah mendahului kita.
Kita tetap bersatu dalam satu pengharapan yaitu bertemu dengan Tuhan dan bangkit bersama-Nya.
Gereja memberi kita waktu khusus untuk mendoakan keselamatan semua orang beriman yang telah meninggal sekaligus menginsafkan kita agar menjalani hidup ini dengan sikap “terjaga” selalu sadar dan siap sedia menyongsong Tuhan sebagai pengantin kehidupan.
Kematian adalah sebuah kepastian. Segala makhluk hidup di dunia akan mati. Tidak ada yang abadi.
Tapi kematian juga sesuatu yang tidak pasti. Kapan dan bagaimana datangnya saat kematian, tidak seorang pun yang tahu dengan pasti.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 2 November 2021: Hidup Kekal Bersama Allah
Ilmu kedokteran semodern apa pun hanya mendiagnosa, hanya menduga tapi tidak pernah memastikan pada detik ke berapa seseorang itu akan menarik napas terakhir.
Kepastian kematian dan ketidakpastian saat kematian merupakan peringatan bagi kita agar senantiasa berjaga-jaga dalam menziarahi hidup ini.
Ada sebuah ungkapan bijak orang Latin, “Hodie mihi, cras tibi." Hari ini giliranku, esok giliranmu.
Pepatah sederhana ini mengingatkan kita agar selalu waspada, bersiap-siap, berjaga-jaga.
Kita tidak tahu persis kapan harinya.
Kepercayaan akan hidup kekal memberikan harapan bagi setiap orang beriman.
Hidup tidak berakhir pada kematian.
Kematian hanyalah titian menuju gerbang kehidupan abadi di surga.
Sebagaimana Yesus telah wafat dan bangkit, demikian juga Allah akan membangkitkan semua orang beriman yang telah meninggal bersama Yesus.
Dalam Adam semua orang mati, demikian juga dalam Kristus semua orang dihidupkan.
Bagi kita orang Kristen, kematian sesungguhnya merupakan peristiwa puncak kehidupan.
Hidup kita tidak lenyap, melainkan hanya diubah. Kita percaya bahwa sesudah pengembaraan kita di dunia ini, tersedialah bagi kita kediaman abadi di surga.
Kematian bagi kita merupakan saat kita mempercayakan diri secara total kepada Kristus lalu bangkit dan hidup bersama Dia dalam sebuah perjumpaan abadi.
Bagaimana kita bisa mencapai hidup yang kekal sebagaimana dijanjikan oleh Tuhan?
Tuhan bilang dalam Injil bahwa semua orang yang beriman dan percaya kepada-Nya akan dibangkitkan pada akhir zaman.
Beriman berarti percaya total pada Tuhan dan menjadikan seluruh diri dan hidup sebagai “ekaristi hidup” bagi semua orang.
Baca juga: Renungan Harian Katolik 2 November 2021, Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman: Tititan Penyucian
Iman tidak berhenti pada kesalehan privat tapi terungkap dalam kesalehan sosial.
Orang yang hidup sederhana, baik, mengasihi dan peka dengan kebutuhan sesama tidak pernah gelisah menunggu saat kematian.
Ia akan hidup dalam kegembiraan yang paripurna. Kematian ibarat pengantin yang setia dinanti.
Bukan musuh yang harus ditakuti dalam kegelisahan penantian tanpa ujung.
Menurut Kitab Kebijaksanaan, nilai hidup manusia bukan diukur dengan panjang usia dan keberhasilan, melainkan hidup yang berkenan pada Tuhan (Keb 4:8-9).
Artinya, bukan soal berapa lama saya hidup di atas dunia ini, tetapi bagaimana saya hidup.
Orang sederhana dan baik sesungguhnya tidak pernah mati. Mereka tetap hidup karena nilai-nilai kebenaran, kebaikan, kasih tidak pernah mati tapi tetap hidup dalam nurani setiap orang.
Orang Latin bilang: nomen est omen. Nama adalah tanda.
Menyebut nama orang berarti membuka tanda kebaikan dan kebenaran yang telah dihidupi orang itu.
Tubuhnya boleh masuk ke dalam perut bumi. Tapi "namanya“tetap hidup karena nilai-nilai Kristus yang telah ia pahat di hati banyak orang.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 1 November 2021: Orang Sederhana
Mari kita berjuang menjadi orang sederhana, baik hati dan rendah hati agar berkenan kepada Allah dan mendapatkan kehormatan dalam nurani peradaban manusia.
Hidup ini biarpun singkat tapi kebaikan dan kebenaran akan membuat kita memiliki “umur panjang” dan “tidak pernah mati.” *
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 2 November 2021:

Bacaan Pertama: 2 Makabe 12:43-46
Kami yakin bahwa orang yang meninggal dengan saleh akan menerima pahala yang indah
Setelah menguburkan tentara yang gugur dalam pertempuran, Yudas, panglima Israel, menyuruh mengumpulkan uang di tengah-tengah pasukan.
Lebih kurang dua ribu dirham perak dikirimkannya ke Yerusalem untuk mempersembahkan kurban penghapus dosa.
Ini sungguh suatu perbuatan yang sangat baik dan tepat, karena Yudas memikirkan kebangkitan.
Sebab jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan bangkit, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati.
Lagipula Yudas ingat bahwa tersedialah pahala yang amat indah bagi sekalian orang yang meninggal dengan saleh.
Ini sungguh suatu pikiran yang mursid dan saleh.
Dari sebab itu maka disuruhnyalah mengadakan korban penebus salah untuk semua orang yang sudah mati itu, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka.
Demikianlah Sabda Tuhan
Syukur Kepada Allah.
Mazmur Tanggapan 130:1-2,3-4,5-6a,6-7,8
Refr.: Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku. Tuhan, pada-Mu kuberserah, dan mengharap kerahiman-Mu
1. Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian kepada suara permohonanku.
2. Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, maka orang-orang takwa kepada-Mu.
3. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan lebih daripada pengawal mengharapkan pagi.
4. Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel dan segala kesalahannya.
Bacaan Kedua: 1 Korintus 15:12-34
Semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus
Saudara-saudara, jika kami beritakan bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan orang mati?
Kalau kebangkitan orang mati tidak ada, maka Kristus pun tidak dibangkitkan.
Dan andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah pula kepercayaanmu.
Apalagi, andaikata betul demikian, kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan bahwa Ia telah membangkitkan Kristus, padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, andaikata benar bahwa orang mati tidak dibangkitkan. Sebab andaikata benar orang mati tidak dibangkitkan, maka Kristus pun tidak dibangkitkan.
Dan kalau Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaanmu, dan kamu masih hidup dalam dosamu.
Dengan demikian binasa pulalah orang-orang yang mati dalam Kristus.
Dan jikalau kita berharap pada Kristus dalam hidup ini saja, maka kita adalah orang-orang yang paling malang di antara semua manusia.
Namun ternyata Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.
Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.
Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.
Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.
Kemudian tiba kesudahannya, yaitu bilamana Ia menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan.
Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.
Sebab segala sesuatu telah ditaklukkan-Nya di bawah kaki-Nya. Tetapi kalau dikatakan, bahwa “segala sesuatu telah ditaklukkan”, maka teranglah, bahwa Ia sendiri yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah kaki Kristus itu tidak termasuk didalamnya.
Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya dibawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua.
Jika demikian, apakah faedahnya perbuatan orang-orang yang dibaptis bagi orang mati?
Kalau orang mati sama sekali tidak dibangkitkan, mengapa mereka mau dibaptis bagi orang-orang yang telah meninggal?
Dan kami juga—mengapakah kami setiap saat membawa diri kami ke dalam bahaya? Saudara-saudara, tiap-tiap hari aku berhadapan dengan maut.
Demi kebanggaanku akan kamu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita, aku katakan, bahwa hal ini benar.
Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku?
Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka “marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati.”
Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi!
Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu.
Demikianlah Sabda Tuhan
Syukur Kepada Allah.
Bacaan Injil: Yohanes 6:37-40
Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang yang melihat Anak beroleh hidup yang kekal
Di rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, "Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang.
Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.
Dan inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.
Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.
Demikianlah Sabda Tuhan
Terpujilah Kristus.