Berita Kota Kupang
Pembangunan Gedung GMIT Jemaat Imanuel Oepura Kota Kupang Habiskan Rp 11 Miliar Lebih
dirinya pernah mengikuti gereja saat pdt Kosapilawan, saya bersyukur dari tempat itu dirinya menjadi gubernur saat ini.
Penulis: Oby Lewanmeru | Editor: Rosalina Woso
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Oby Lewanmeru
POS-KUPANG.COM, KUPANG -- Pembangunan gedung GMIT Jemaat Imanuel Oepura menghabiskan anggaran sebesar Rp 11. 171.353.785. Waktu pembangunan gedung ini selama kurang lebih tujuh tahun.
Hal ini disampaikan Ketua Panitia Pembangunan Gedung GMIT Jemaat Imanuel Oepura, Toni Dapa saat acara penahbisan gedung GMIT Jemaat Imanuel Oepura, Minggu 31 Oktober 2021.
Hadir pada acara ini, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, Ketua Majelis Sinode GMIT, Merry Kolimon, Ketua Umum Panitia Pembangunan, Ir. Esthon Foenay,M.Si, Ketua Klasis Kota Kupang, Pdt.Jacky Adam, Ketua Majelis Jemaat Imanuel Oepura, Pdt. Anthoneta Rahakbauw - M, S.Th, Sekretaris, Pnt. Iwan J. Franklin, Ketua Panitia Pembangunan, Toni Dapa.
Ketua Panitia Pelaksana, Pdt. Iwan J. Lay,S. Th, Sekretaris, Pnt. Ever G. Tinenti para majelis serta jemaat. Hadie pula Sekda Kota Kupang, Fahren Funay dan Wakil Ketua DPRD Kota Kupang, Padron Paulus.
Baca juga: Warga Penkase Oeleta Kota Kupang Dikejutkan Penemuan Mayat Ibu dan Anak Terbungkus Plastik
Toni Dapa mengatakan, awal dilakukan pembangunan sejak tanggal 31 Oktober 2014 dengan segala upaya dan potensi yang ada dan jemaat semua terlibat sehingga menyelesaikan pembangunan.
Menurut Toni, pembangunan gedung gereja itu dengan dana Rp 11 miliar lebih.
"Anggaran ini bersumber dari jemaat, donatur, Pemprov NTT, Pemkot Kota Kupang dan perorangan," katanya.
Dia merincikan gedung yang dibangun itu dengan luasan 2064 meter persegi yang terdiri antara lain, basement, toilet, ruang kesehatan dan serbaguna. Ada juga ruang loby, ruang kebaktian dan konsistori dan ruang serbaguna yang memiliki audio visual.
Sementara Ir. Esthon Foenay,M.Si selaku sesepuh saat membawa kata hati jemaat mengatakan, selama tujuh tahun pekerjaan pembangunan gedung gereja, sejak peletakan batu pertama,bukan saja dengan doa dan iman tetapi komitmen bersama sehingga bisa terlaksana.
Baca juga: Dokter Kepolisian Otopsi Mayat Ibu dan Anak yang Terbungkus Plastik di Alak Kota Kupang
"Selama tujuh tahun pergumulan Tuhan menjawab doa dan air mata kita," kata Esthon.
Dikatakan, selama pembangunan, masing-masing dengan doa dan air mata, karena awal perencanaan pembangunan dengan target hanya tiga tahun, tetap sampai tujuh tahun, namun tidak mengurangi komitmen dan sukacita.
"Dalam perjalanan pembangunan banyak yang memberi dalam berbagai hal baik dalam jumlah, saran dan kritik, semua itu berarti, karena kasih benar-benar menyempurnakan kita semua dalam pergumulan," katanya.
Esthon yang juga Ketua Umum Panitia mengatakan, dalam membangun gedung itu, ada juga bantuan dari
saudara yang muslim dengan memberikan 50 truk atau ret material tanah putih untuk menguruk.
"Mohon maaf kami tidak bisa sebut satu persatu semua yang sudah membantu. Tuhan Yesus Kristus memberikan kita berkat yang melimpah," katanya.
Esthon juga mengatakan, dari GMIT Imanuel Oepura sudah memekarkan lima mata jemaat, yakni Jemaat Pniel Sikumana, Betlehem Naikolan, Sion Oepura, Sesawi Oepura, Gunung Sinai Naikolan.
Baca juga: Begini Cakupan Data Vaksinasi di Wilayah Kota Kupang Terbaru
Ketua MS GMIT, Pdt. Dr. Merry Kolimon mengatakan, dirinya juga masih ingat pada tahun 2016, saat pelaksanaan kebaktian sore , sempat mendoakan untuk merubuhkan gedung yang lama.
"Terpujilah Tuhan yang mengerjakan bagi kita," kata Merry.
Saat itu, Merry juga mengajak semua bertepuk tangan atas pekerjaan pembangunan tersebut.
Dikatakan, sesuai laporan bahwa ada juga bantuan dari semua pihak, bukan saja dari jemaat dan umat Kristiani saja dan ini menjadi bukti persaudaraan kerukunan yang dibangun di NTT sebagai rumah bersama.
"Ada HUT Jemaat, HUT GMIT dan HUT Reformasi. Apa artinya menjadi gereja yang melakukan pembaruan terus- menerus.
Gereja yang matang dalam usia mengasuh jemaat apa yang menjadikan hidup," ujarnya
Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam sambutannya mengatakan, dirinya pernah mengikuti gereja saat pdt Kosapilawan, saya bersyukur dari tempat itu dirinya menjadi gubernur saat ini.
Baca juga: Begini Cakupan Data Vaksinasi di Kota Kupang Hingga 28 Oktober 2021
"Saya hobby menyanyi ,kalau Natal tidak karena antrean panjang," kata Viktor.
Viktor juga tertarik dengan khotbah soal perspektif gereja.
"Gereja harus menjadi penggerak kemanusiaan. Saya bangga melihat gedung ini, tapi pertanyaannya kalau gedung megah tapi tidak ada gerakan kemanusiaan?.
Gedung yang megah, maka harus ada penggerak keadilan," katanya.
Untuk diketahui, peresmian dan panahbisan Gedung GMIT Jemaat Imanuel Oepura ini dipadukan dengan perayaan HUT ke- 504 Reformasi, HUT ke-74 GMIT dan HUT ke-74 Jemaat Imanuel Oepura.
Usai peresmian dan syukuran dilanjutkan penandatanganan prasasti, pemutaran film perjalanan Jemaat Imanuel Oepura, pemotongan tumpeng dan ramah tamah.(*)