Berita Nagekeo
Anakoli dan Nggolonio di Nagekeo Jadi Lahan Program TJPS Pemprov NTT
Wilayah Anakoli dan Nggolonio di Kabupaten Nagekeo Jadi Lahan Program TJPS Pemprov NTT
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Tommy Mbenu Nulangi
POS-KUPANG.COM | MBAY-Pemerintah Daerah Kabupaten Nagekeo akan menyiapkan lahan di wilayah Anakoli di Kecamatan Wolowae, dan Nggolonio di Kecamatan Aesesa untuk mendukung program Tanam Jagung Panen Sapi ( TJPS) yang merupakan program unggulan pemerintah provinsi NTT.
Penyiapan lahan tersebut sebagai upaya dari pemerintah Kabupaten Nagekeo dalam menyukseskan program TJPS.
Bupati Nagekeo, Johannes Don Bosco Do menyampaikan hal itu menanggapi permintaan Kepala Bappelitbangda NTT Kosmas Lana, Jumat 29 Oktober 2021.
Bupati Don mengungkapkan, Kabupaten Nagekeo memiliki lahan untuk pengembangan pertanian yang sangat luas sehingga sangat mungkin untuk mendukung program TJPS.
"Kalau hanya 10 sampai 20 hektar saja itu kecil. Lihat saja di Anakoli, di sana luas sekali. Tanah provinsi disana luas sekali, ditambah tanah warga yang ada disekitar itu juga luas sekali satu hamparan itu. Bisa 100 hektar," ungkapnya.
Selain di Anakoli, jelas Bupati, pemerintah juga memiliki lahan di wilayah Barat seperti di Nggolonio dan Waemburung. Sebab lahan tersebut masih kosong dan sangat cocok untuk pengembangan pertanian.
"Hanya kendala, dua daerah yang saya sebutkan tadi itu curah hujan paling rendah. Di Anakoli dan di Nggolonio. Tapi sudah ada contoh mereka pakai sumur bor walaupun agak dalam," ungkapnya.
Bupati Don mengaku menyesal karena pada tahun 2019 yang lalu, pemerintah Kabupaten Nagekeo menolak program TJPS. Namun ia baru menyadari setelah ditegur oleh Ketua Dekranasda NTT Julie Sutrisna Laiskodat.
"Kami trauma soal kepastian pembeli. Sekarang jangan kita pikirkan pembeli. Kalau jagung sudah ada kita cari orang yang makan jagung. Kalau masih sisa bisa kasih makan ternak," ungkapnya.
Bupati Don mengatakan, sebenarnya pemerintah tidak perlu memikirkan pembeli atau offtaker dari luar. Namun harus memikirkan kecukupan pangan dalam daerah terlebih dahulu.
"Jangan kita pikir ada offtaker dari luar dulu, kita pikirkan dulu jagung untuk pangan dan ternak kita," pungkasnya. (*)