Timor Leste
Timor Leste Miliki Ladang Minyak Berlimpah, Kini Timor Leste Terancam Miskin Gegara Ini
Menyandang sebagai negara termiskin di ASEAN, Timor Leste ternyata memiliki harta karun berupa minyak.
POS-KUPANG.COM – Nama Timor Leste saat ini masih sangat populer.
Timor Leste merupakan negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Indonesia.
Negara yang dulunya bagian dari provinsi Indonesia itu, berjuang keras untuk menghidupkan perekonomian.
Menyandang sebagai negara termiskin di ASEAN, Timor Leste ternyata memiliki harta karun berupa minyak.
Baca juga: Paus Fransiskus Berharap untuk Mengunjungi Papua Nugini dan Timor Leste
Setelah lepas dari Indonesia pada 1999 silam, Timor Leste lebih berdaulat mengatur kekayaan alamnya.
Tetapi, sumber ladang minyak Timor Leste tak membuat negara ini kaya raya.
Bahkan, terancam bangkrut dan menimbulkan malapetaka bila tak diurus secara baik.
Ladang minyak dan gas Bayu Undan terletak di barat daya Timor Leste.
Akan tetapi kini Timor Leste melaporkan ladang minyak dan gas mereka itu kian menipis di lepas pantainya.
Bahkan kemungkinan ladang akan mengering.
Padahal Ladang Bayu Undan telah menjadi sumber pendapatan terbesar negara itu sejak mulai memproduksi minyak dan gas pada 2006.
Dilansir dari oedigital.com pada Selasa (26/10/2021), ladang itu memberikan pendapatan lebih dari 23 miliar Dollar AS.
Akan tetapi ladang minyak yang sekarang dioperasikan oleh Santos Ltd Australia itu diperkirakan akan berhenti berproduksi pada 2023.
Santos telah mengusulkan untuk menggunakan reservoir Bayu Undan untuk menangkap dan menyimpan karbon dioksida (CO2) dari ladang baru yang dikembangkannya di barat laut Australia.
Baca juga: Timor Leste Luncurkan Kerangka Strategis Partisipasi Perempuan dalam Pemilu 2022
Proyek Barossa itu sendiri senilai 3,6 miliar Dollar AS.
Alasannya karena gas tersebut memiliki kandungan CO2 yang sangat tinggi dibandingkan dengan proyek lain di wilayah.
"Kami belum membahas model komersial untuk proyek CCS."
"Tetapi pemerintah Timor Leste melihat ini sebagai peluang besar yang tidak boleh dilewatkan," kata Florentino
Soares Ferreira, presiden Otoritas Perminyakan dan Mineral Nasional Timor Leste.
Timor Leste melihat proyek penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) Bayu Undan, yang pertama di negara
ini, penting bagi proyek minyak dan gas potensial lainnya yang ingin dikembangkan oleh perusahaan internasional.
Mengembangkan ladang minyak dan gas dengan penyimpanan penangkapan karbon yang terhubung
menawarkan potensi untuk menjadikannya netral karbon.
Apalagi di tengah tujuan global untuk memangkas emisi karbon.
"Dengan CCS, kami berharap dapat mengembangkan model komersial ekonomi karbon yang relatif menarik agar
dapat memanfaatkan sumber daya yang tidak terkunci yang kami miliki di ladang gas dan minyak," kata Ferreira
kepada Reuters.
Dia lantas mempromosikan 18 blok minyak dan gas, dengan tujuan menghubungkannya dengan Bayu Undan CCS.
Sehingga proyek-proyek tersebut dapat menjadi netral karbon. Penawaran jatuh tempo pada Maret 2022.
Tapi masalahnya ada pada waktu.
Proyek Barossa akan mulai memproduksi gas pada tahun 2025.
Sementara Santos mengatakan pihaknya mengharapkan CCS Bayu Undan siap ketika lapangan dimulai.
Ia melihat waduk Bayu Undan mampu menyimpan 10 juta ton CO2 per tahun.
"Waktu adalah elemen penting dalam proyek ini."
"Dan kami berkomitmen untuk mengalokasikan sumber daya kami untuk memecahkan tantangan khusus ini," kata Ferreira.
Biasanya CO2 dikeluarkan dan dibuang.
Tetapi dengan Santos dan mitranya semua berkomitmen untuk nol emisi bersih pada operasi mereka pada tahun 2040 atau 2050.
Oleh karenanya, mereka ingin mengubur CO2.
Berita Timor Leste Lainnya
Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Punya Ladang Minyak Melimpah Usai Lepas dari Indonesia, Timor Leste Terancam Miskin Gara-gara Ini